Artikel

Cara Asyik Milenial, iGen dan Zilenial Jadi Pemuda Zaman Now

Milenial dan Zilenial adalah sebutan bagi generasi pemuda saat ini. Banyak yang menyematkan istilah milenial untuk menyebutkan mereka yang saat ini berusia remaja, tapi sebenarnya itu tidaklah tepat. Sebenarnya, apa sih bedanya Milenial dan Zilenial, bukannya sama-sama generasi pemuda ya? Yup, benar sekali. Tapi ada perbedaan besar antara milenial dan zilenial. Bahkan ada lagi lho istilah iGen. Wah, apa itu ya? Yuk, kita kenali perbedaan di antara ketiganya! 

MILENIAL, GENERASI KREATIF DAN SUKA TANTANGAN

Milenial merupakan sebuah istilah yang diberikan kepada generasi atau orang yang lahir pada tahun 1980-an dan 1990-an, atau disebut juga generasi Y. Menurut klasifikasi data Biro Pusat Statistik (BPS), berdasarkan sensus penduduk Indonesia pada tahun 2020, istilah milenial digunakan untuk mengklasifikasikan siapa saja yang lahir antara tahun 1981-1996. 

Sebagai generasi yang sering menonton televisi analog sejak kecil dan melihat bagaimana teknologi digital berkembang, milenial tumbuh dengan memiliki karakteristik dominan yang menjadi ciri khas mereka, antara lain:

  1. Mengutamakan proses dan pengalaman

Milenial adalah generasi yang pintar beradaptasi dan bisa bekerja dengan efektif. Mereka menyukai proses dan senang mencari pengalaman baru dengan travelling. Prinsip YOLO (You Only Live Once) sangat tepat untuk menggambarkan generasi ini.

  1. Optimis dan idealis

Tumbuh dalam kondisi lingkungan yang cukup stabil, menyaksikan perkembangan pesat pada teknologi serta adanya harapan dan perubahan  saat Indonesia mengalami reformasi telah menjadikan sebagian besar milenial menjadi pribadi yang optimis. Menjadi saksi bagi berbagai lompatan teknologi pada era disruptif, membuat mereka juga dikenal sebagai generasi yang idealis.

  1. Sharing is cool

Prinsip ini sangat kental terasa bagi milenial. Baik itu berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan, maupun berbagi kebahagiaan, semua sudah menjadi kebiasaan bagi para milenial. Saat ada orang yang kesulitan pun, milenial akan dengan mudah berbagi kebahagiaan dan tidak sungkan untuk mengajak orang lain untuk ikut serta membantu orang yang kesulitan tersebut.

iGen, GENERASI MAHIR TEKNOLOGI DAN PEDULI LINGKUNGAN

IGen adalah sebutan lain dari generasi Z, atau bisa disebut juga dengan Net Generation, yaitu siapa saja yang lahir antara tahun 1997-2012. Berbeda dengan milenial yang sudah menjadi istilah umum sehingga tercantum dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah iGen maupun Net Generation masih terasa asing. Generasi Z relatif lebih sering digunakan. Nah, sebagai generasi yang besar dalam era digital tentunya memiliki dampak yang nyata dalam pembentukan karakter serta kepribadian. Apa saja ciri khas iGen yang tidak dimiliki milenial?

  1. Multitasking dan Attention Span yang rendah

Milenial tentunya mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu, namun iGen lebih terbiasa multitasking jika dibandingkan milenial. Kemajuan teknologi membuat berbagai aktivitas sehari-hari menjadi mudah dilakukan bersamaan sehingga memupuk kebiasaan multitasking. Selain itu, attention span millenial sebanyak 12 detik, sementara rata-rata rentang perhatian dan fokus iGen hanya 8 detik. Ini sebabnya iGen relatif menyukai video pendek karena lebih banyak informasi yang bisa didapatkan dalam waktu singkat.

  1. Relatif lebih berani berwirausaha dan menabung 

Kondisi krisis global pada 2008 dan pandemi pada 2020 yang mengakibatkan perubahan drastis dalam setiap aspek kehidupan telah membuat iGen relatif lebih realistis dan belajar dari generasi sebelumnya untuk dapat memiliki kestabilan finansial dengan cara menabung maupun investasi. Semakin mudahnya akses internet juga telah membuka peluang untuk berwirausaha, yang dimanfaatkan dengan baik oleh iGen untuk memulai langkah awal memiliki kemerdekaan finansial.

  1. Berpikir global dan peduli lingkungan

Lahir dan besar dalam dunia yang semakin terkoneksi membuat iGen berpikir dari sudut pandang global. Isu lingkungan yang mencuat lebih menarik perhatian iGen dibandingkan isu lain. Sangat realistis sih, mengingat kalau bumi ini tidak dikelola dengan baik, tentunya banyak sekali kerugian yang tidak hanya dialami oleh satu negara saja, melainkan dialami oleh seluruh penduduk dunia.

ZILENIAL, GENERASI PERALIHAN ANTARA MILENIAL DAN iGEN

Wah apalagi nih istilah Zilenial? Walaupun mirip milenial, tapi ternyata zilenial bukan istilah untuk generasi Z lho. Belum ada juga di KBBI. Memang ada yang menyebut zilenial sama dengan generasi Z yang lahir antara 1997-2012. Namun, lebih banyak yang mengkategorikan Zilenial sebagai mikro generasi yang berada di masa peralihan milenial dan generasi Z. Umumnya mereka lahir pada 3 tahun terakhir di kategori generasi milenial dan 3 tahun pertama di kategori generasi Z. Berarti mereka yang lahir sekitar tahun 1993-2000 mungkin ya?

Kenapa perlu dikategorikan mikro generasi sendiri? Karena mereka merasakan masa kecil yang akrab dengan telepon seluler, namun mereka juga bukan generasi yang merasakan masa gemerlap dari Nokia 3310. Zilenial terlalu muda untuk nyambung dengan generasi kelahiran 1980-an, namun terlalu tua juga untuk relevan dengan generasi yang lahir di tahun 2000-an.

MILENIAL DAN IGEN: PEMUDA YANG MENDOMINASI INDONESIA

Di Indonesia, istilah pemuda tentunya layak disematkan pada milenial, zilenial maupun iGen. Meskipun memiliki berbagai perbedaan, tetapi ketiga generasi ini masih termasuk ke dalam kategori pemuda. Dan sudah sejak era kolonialisme, setiap perubahan menuju kebaikan selalu dimulai dari kalangan pemuda.

Apalagi saat ini, milenial dan iGen merupakan kelompok mayoritas di Indonesia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2020, dari 270 juta penduduk Indonesia, iGen mendominasi dengan jumlah sebesar 27,94% dan milenial di peringkat kedua dengan jumlah sekitar 25,87%

Jika milenial dan iGen disatukan, maka angka 53,81% akan didapatkan. Lebih dari separuh penduduk Indonesia saat ini adalah pemuda! 

Menurut berbagai ahli, kondisi ini disebut dengan bonus demografi. Artinya, penduduk yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Bahasa mudahnya, pemuda mendominasi di negara tersebut. Dan kondisi seperti ini tidak terjadi terus menerus. 

Perlu diketahui, bonus demografi dianggap hanya terjadi satu kali di setiap negara, jadi sudah sepantasnya peristiwa ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Waw, artinya suara milenial dan iGen saat ini memiliki pengaruh sangat besar bagi bangsa Indonesia. Ingat: sepanjang sejarah, pemuda selalu menjadi penggerak perubahan bangsa dan negara. Ngga percaya? Yuk, kita lihat sedikit sejarah bangsa Indonesia.

OKTOBER BULAN PEMUDA

Di Indonesia, setiap akhir bulan Oktober identik dengan Sumpah Pemuda, sebuah ikrar para pemuda di tahun 1928 untuk bersatu dalam nama Indonesia. Sumpah Pemuda yang diadakan di Batavia (Jakarta) sebenarnya merupakan tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bisa dikatakan, terwujudnya kemerdekaan Indonesia pada 1945 adalah hasil dari bersatunya seluruh pemuda sejak tahun 1928 saat pertama kali Sumpah Pemuda digaungkan.

Sumpah Pemuda merupakan hasil dari keputusan Kongres Pemuda Kedua yang saat itu diselenggarakan selama dua hari, yakni 27-28 Oktober 1928. Nah, siapa yang masih hafal isi dari Sumpah Pemuda?

Yuk, coba diingat-ingat kembali, benar tidak ya:

  1. “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.”
  1. “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.”
  1. “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.”

Dari ketiga poin di atas, ada satu hal yang sangat jelas terlihat: bersatunya pemuda Indonesia. Dari yang sebelumnya berasal dari suku Jawa, Batak, Sulawesi, Ambon, hingga etnis tertentu dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda, semuanya duduk bersama dan sepakat untuk berikrar mengenai persatuan dalam naungan satu nama: Indonesia. Dan persatuan tersebut telah membawa Indonesia menuju kemerdekaan pada tahun 1945.

Nah, siapa yang masih hafal ketiga poin Sumpah Pemuda di atas dengan tepat? Semoga kamu termasuk di dalamnya, ya. Kalau ada yang masih lupa-lupa ingat, mungkin bisa dicoba berbagai cara ya untuk dapat hafal.

CARA PALING AMPUH MENGHAFAL ADALAH MENGAMALKAN

Kenapa sih harus hafal? Karena ketiga poin Sumpah Pemuda adalah jati diri pemuda Indonesia banget. Kamu pasti bisa kan menjelaskan sesuatu secara lancar di luar kepala saat menjelaskan sesuatu yang kamu banget. Nah, gimana caranya bikin Sumpah Pemuda itu jadi sesuatu yang kamu banget? Tentunya dengan jalanin ketiga poin Sumpah Pemuda tadi dong.

Jangan lupa, Sumpah Pemuda ini merupakan sebuah ikrar para generasi muda untuk bersatu dan terus menjaga persatuan Indonesia. Kebayang ngga sih kalau Indonesia terpecah belah? Ngeri banget! Makanya, yuk berjuang agar persatuan bangsa ini tetap terjaga.

Hayu Adi Darmarastri, Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengatakan, perjuangan pemuda di masa lalu dan kini memang berbeda tapi tetap memiliki tujuan yang sama, yakni menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia.

Oleh karena itu, ikrar memiliki satu tanah air, satu bangsa dan memiliki satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia merupakan hal  yang perlu terus dilestarikan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Oh ya, kembali ke hafalan, tahukah kamu cara paling ampuh menghafal isi dari Sumpah Pemuda adalah dengan mengamalkannya? Tentu terkesan mudah ya, tapi tentunya cara mengamalkan poin Sumpah Pemuda bagi generasi pra kemerdekaan dengan saat era milenial dan iGen sekarang ini tentu berbeda. Bagaimana sih mengamalkan Sumpah Pemuda pada era digital seperti sekarang ini? Ada berbagai macam cara, misalnya:

  1. Tahu Sejarah

Sebagai pemuda dan juga pemudi Indonesia masa kini, alangkah baiknya jika memahami sejarah berdirinya bangsa ini. Tak kenal maka tak sayang. Nah, Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak penting berdirinya negara Indonesia yang diinisiasi oleh para pemuda bangsa pada saat itu. 

Dengan mengetahui sejarah bangsa ini, kita dapat mengambil pelajaran berharga, bahwa persatuan adalah kunci penting dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dan sudah sepantasnya jika kita ikut menjaga persatuan bangsa dan negara ini.

Tahukah kamu, berapa usia para peserta Kongres Pemuda II yang menjadi pencetus Sumpah Pemuda? Rata-rata mereka berusia 22-25 tahun, lho! Sama dengan usia sebagian iGeneration saat ini. Keren banget saat usia muda sudah membuat ikrar untuk mempersatukan seluruh kelompok pergerakan agar berada dalam satu naungan bernama Indonesia.

  1. Perangi Hoaks

Nenek moyang bangsa Indonesia sebenarnya sangat sulit untuk ditaklukkan oleh bangsa lain. Namun, para penjajah memiliki senjata ampuh yang bisa membuat bangsa Indonesia tak berkutik saat dijajah: adu domba. 

Para penjajah sengaja menciptakan perpecahan di nusantara supaya bangsa ini sulit bersatu. Dan ngerinya, perpecahan tidak hanya bisa terjadi di masa lalu saja. Di era digital seperti sekarang ini juga bisa terjadi, bahkan lebih mudah dengan adanya hoaks.

Jika di masa lalu perjuangannya adalah dengan melawan penjajah dari bangsa lain yang memecah belah bangsa Indonesia demi kepentingan mereka, di masa kini perjuangannya adalah melawan beredarnya hoaks yang berpotensi memicu kesalahpahaman yang dapat berujung konflik antar golongan.

Nah, gimana nih peran generasi muda dalam memperjuangkan persatuan bangsa? Simpel kok. Salah satunya adalah tidak menyebar berita bohong alias hoaks. Apalagi berita hoaks tentang hal-hal sensitif seperti politik maupun agama yang bisa memicu banyak orang berdebat bahkan bertengkar. Selalu cek dan ricek kebenaran terlebih dahulu sebelum menyebarkan sebuah berita. Jangan gampang hanyut oleh pilihan kata yang provokatif! Mari manfaatkan kemajuan teknologi dengan bijak.

  1. Gunakan Bahasa Indonesia

Zaman sekarang, menggunakan bahasa asing di media sosial maupun di percakapan sehari-hari dianggap keren. Salah satu wujud kita siap menyambut globalisasi adalah dengan menguasai bahasa asing. Hal itu memang benar, namun jangan lupakan bahasa Indonesia ya! 

Gampang kok cara melestarikan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan menggunakan terjemahan bahasa Indonesia untuk kata-kata asing. Misalnya, kata email bisa diganti surel, upload diganti unggah, download diganti unduh, dan masih banyak lagi. Mari biasakan diri untuk menggunakan istilah-istilah itu saat menulis di media sosial maupun saat berbicara dengan teman.

  1. Gunakan Produk Dalam Negeri

Siapa yang senang belanja peralatan makeup maupun skincare buatan Korea? Ataupun memesan pakaian dari luar negeri melalui online marketplace? Sebenarnya itu sah-sah saja kok.

Tapi jangan lupa untuk tetap belanja dan mempromosikan produk lokal ya. Seiring dengan kemajuan teknologi, makin banyak produk lokal berkualitas, lho. Bahkan sebanding atau malah lebih baik daripada produk luar negeri!

Kalau menemukan produk dalam negeri dengan kualitas mumpuni, jangan ragu untuk membeli dan mempromosikannya di media sosial ya. Sebab dengan membelinya, berarti turut mensejahterakan orang-orang di Indonesia. Dengan mempromosikannya, berarti turut membantu produk dalam negeri untuk lebih melebarkan sayapnya di seluruh penjuru negeri bahkan dunia!

  1. Peduli Terhadap Politik dan Pemerintah

Politik memang terkesan berat dan sulit dimengerti. Tapi sebenarnya sangat mudah, kok. Hampir semua aspek dalam kehidupan saat ini adalah hasil dari keputusan politik. Sesimpel kamu bayar pajak 10% saat membeli barang di minimarket itu sebenarnya adalah aktivitas politik hasil kebijakan yang disahkan oleh pemerintah. 

Ngga ingin kan uang yang kamu bayarkan ke negara malah dikorupsi alias digunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu? Atau di saat rumah sakit penuh dan tenaga kesehatan kewalahan saat pandemi Covid-19, tapi masih banyak orang beraktivitas bebas tanpa menggunakan protokol kesehatan? Di situ peran kamu dalam mengawasi pemerintahan agar terus berjalan dengan baik dan bertanggung jawab. 

Saat ini gampang kok memantau kinerja pemerintah maupun kondisi politik Indonesia. Bisa melalui internet, tayangan televisi, media cetak, dan lainnya. Jadi ngga ada alasan untuk bersikap apatis. Sampaikan kritik dan saran dengan bahasa yang baik dan sesuai prosedur yang berlaku agar kondisi Indonesia menjadi lebih baik.

  1. Toleransi toleransi toleransi

Indonesia memiliki banyak keragaman alam dan budaya. Sebuah kelebihan bangsa yang juga menjadi potensi dalam menimbulkan perpecahan. Karena terkadang keragaman ini dapat memancing perseteruan. Untuk mengatasi keragaman ini, Indonesia memiliki semboyan keren bhinneka tunggal ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Yuk, kita lestarikan semboyan itu lewat aksi nyata menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan lainnya. 

Lalu, apa aksi nyata agar bisa lebih menghargai pihak yang berbeda dengan diri kita? Simpel kok, tak kenal maka tak sayang. Maka untuk bisa bersikap toleran bisa dimulai dengan sering mempelajari budaya lain melalui internet. Dengan memahami sudut pandang lain dari golongan yang berbeda, akan lebih mudah untuk bertoleransi. Saat semua orang mampu bersikap toleran, menegakkan semboyan bhinneka tunggal ika akan menjadi semudah menghembuskan nafas.

  1. Berkarya mengharumkan budaya dan bangsa indonesia

Tujuan akhir Indonesia merdeka tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutnya dengan janji kemerdekaan. Dua poin janji kemerdekaan yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

Sebagai pemuda penggerak perubahan masa kini, sangatlah penting untuk melihat kondisi bangsa saat ini, apakah janji kemerdekaan itu sudah terwujud? Jika belum, sudah selayaknya pemuda ikut serta bergerak mewujudkan janji kemerdekaan yang ada dalam Pembukaan UUD 1945. 

Apa aksi nyatanya? Kenali kelebihanmu dan berkaryalah dengan bakat dan kelebihan yang kamu miliki. Ingat, tujuan akhirnya adalah terciptanya kesejahteraan dan kecerdasan bagi seluruh bangsa Indonesia. Jadi, jika masih ada saudara sebangsa kita di Indonesia yang belum sejahtera dan belum dapat bekerja dan berperilaku secara cerdas, maka kamu bisa ambil peran di situ untuk membantu mereka. 

Kalau kamu masih bingung mulai darimana, kamu bisa bergabung dengan komunitas ataupun NGO (Non Government Organization) sebagai relawan untuk mendukung kampanye yang sejalan dengan suara hati nurani kamu. Di situ kamu akan memiliki banyak teman yang memiliki visi dan misi serupa, sehingga perjuangan kamu dalam berkarya akan lebih seru dan asyik lagi!

PERAN GENERASI MILENIAL, iGEN DAN ZILENIAL DALAM MEWUJUDKAN JANJI KEMERDEKAAN

Tahun berapa pun kamu lahir, itu tidak menjadi masalah. Selama kamu masih memiliki semangat perubahan menjadi lebih baik lagi, maka kamu dipastikan berjiwa muda. Dan bagi yang memiliki tahun lahir yang termasuk ke dalam kategori milenial, zilenial maupun iGeneration, mari bangkitkan jiwa pemuda yang bersemayam di dalam dada. Yuk, bergerak membuat perubahan bagi lingkunganmu! Sekecil apapun pergerakan itu, jika dilakukan dengan konsisten maka akan tercipta energi perubahan yang dahsyat layaknya tenaga atom.

Pada bulan Oktober 1928, Sumpah Pemuda akan genap 100 tahun diikrarkan. Saat itu merupakan momentum yang tepat untuk melihat kembali sudah sejauh mana pemuda berperan dalam menggerakkan bangsa dan negara Indonesia menuju terwujudnya cita-cita kemerdekaan, yaitu terwujudnya bangsa Indonesia yang cerdas dan sejahtera.

Dan momentum menyongsong 100 tahun Sumpah Pemuda merupakan momentum penting untuk menentukan sikap: apa peran kamu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kecerdasan bangsa?

Millenial, Zilenial dan iGen, Yuk, ambil peran dalam mencerdaskan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan Indonesia! Pada tahun 2028 nanti, ceritakan apa yang sudah kamu lakukan untuk bangsa Indonesia ini ya. 🙂 

TAGS
#generasi milenial #pemuda zaman sekarang #sumpah pemuda