Artikel

Pengertian dan Dampak Food Waste, Bagaimana Menguranginya?

Apa itu food waste? Pertanyaan sederhana ini sering kali mengarah pada diskusi penting tentang masalah global yang serius. Makanan sisa yang berujung menjadi sampah makanan bukan hanya persoalan moral tentang membuang-buang sumber daya, tetapi juga berdampak langsung pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) setidaknya ada 1,3 juta ton sampah makanan dengan biaya $750 juta, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Padahal di sisi lain ada 759 juta orang yang rentan mengalami kelaparan.

Di Indonesia, masalah sampah makanan menjadi semakin mendesak seiring dengan meningkatnya jumlah populasi. Indonesia bahkan menempati posisi empat besar di dunia dalam hal jumlah sampah makanan yang dihasilkan. 

Laporan United Nations Environment Programme (UNEP) yang berjudul Food Waste Index 2021 mengungkapkan total sampah makanan di Indonesia mencapai 20,93 juta ton per tahun. Angka ini sangat mencolok karena setara dengan ratusan triliun rupiah yang terbuang setiap tahunnya. Dana sebanyak itu seharusnya bisa digunakan untuk memberi makan lebih dari 30% populasi Indonesia.

Selama kurun waktu dua dekade terakhir, dari tahun 2000 hingga 2019, Indonesia telah membuang sampah makanan dalam jumlah yang mencengangkan, berkisar antara 23 hingga 48 juta ton per tahun. Ini setara dengan 115 hingga 184 kilogram per kapita dalam satu tahun. 

Selain menjadi masalah lingkungan yang serius, sampah makanan juga memberikan kerugian ekonomi yang besar. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat bahwa kerugian ekonomi akibat food waste ini mencapai Rp231 hingga Rp551 triliun per tahun atau setara dengan 4% hingga 5% dari PDB.

Ternyata, sampah makanan paling banyak terbuang di tahap konsumsi. Hasil riset kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas, Waste4Change, dan World Resource Institute menunjukkan bahwa nilai kehilangan ekonomi akibat food loss dan food waste di Indonesia mencapai ratusan triliun rupiah per tahun.

Bahkan, potensi kehilangan ekonomi akibat food waste bisa jauh lebih besar karena Bappenas hanya menghitung harga dari sebagian kecil komoditas pangan yang terbuang. Total komoditas pangan nasional mencapai 146 komoditas, namun hanya sebagian kecil yang dihitung dalam laporan tersebut. 

Cara mengurangi food waste bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau industri, tetapi juga seluruh masyarakat. Mari kita pahami apa itu food waste serta perbedaan food loss dan food waste. Selanjutnya dibutuhkan perubahan perilaku dan kesadaran kolektif untuk meminimalisir serta mengelola makanan sisa agar tidak terbuang sia-sia.

Pengertian Food Loss dan Food Waste

Food loss dan food waste adalah dua konsep yang berhubungan erat dengan manajemen makanan, namun keduanya memiliki makna yang berbeda. Menurut Linpinski et al. (2013), apa itu food waste adalah setiap jenis makanan berkualitas baik yang sebenarnya dapat dikonsumsi manusia, namun akhirnya tidak dimanfaatkan atau dikonsumsi karena berbagai alasan. 

Permasalahan food waste tidak hanya terbatas pada makanan yang siap dikonsumsi dan dibuang tanpa alasan yang jelas, tetapi juga menyangkut makanan yang sudah rusak atau kedaluwarsa. Masalah food waste sering terjadi pada tingkat ritel dan konsumen, seperti adanya sisa makanan di piring atau makanan yang sudah kedaluwarsa di rumah tangga. 

Penyebab munculnya food waste bervariasi, mulai dari kebiasaan tidak menghabiskan makanan, makan dengan porsi yang tidak sesuai, serta pembelian atau memasak makanan yang tidak disukai. Termasuk gaya hidup yang membuat seseorang enggan menghabiskan makanan di depan orang banyak karena alasan gengsi.

Menurut FAO UN, food loss adalah penurunan kualitas makanan dari perilaku pemasok bahan makanan di luar ritel, penyedia jasa makanan, dan konsumen. Food loss terjadi di tangan pertama rantai produksi pangan, contohnya pada petani maupun pabrik bahan olahan. 

Permasalahan dalam penyimpanan, penanganan, pengemasan sehingga produsen memutuskan untuk membuang bahan pangan tersebut adalah salah satu penyebab Food Loss. Hal ini sesuai penjelasan Lema, dalam The State of Food Agriculture 2019.

Perbedaan food loss dan food waste terletak pada tahap dan lokasi di mana limbah makanan terjadi. Food loss terjadi pada tahap awal rantai pasokan makanan, misalnya saat panen pertanian atau dalam proses distribusi dari produsen ke pengecer. 

Sedangkan food waste terjadi pada tahap akhir, terutama di tingkat ritel dan konsumen. Ini bisa terjadi karena pembelian makanan yang berlebihan, kesalahan dalam menyimpan atau mengolah makanan di rumah tangga, atau praktik pemborosan di industri makanan seperti restoran atau supermarket.

Dampak Negatif Food Waste

Dampak negatif dari food waste sangat luas dan kompleks, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari ekonomi hingga lingkungan. Berikut beberapa bahaya food waste yang harus kita waspadai:

1. Kerugian Ekonomi

Sampah makanan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi produsen, pedagang, dan konsumen. Makanan yang dibuang berarti uang yang terbuang percuma. Ini mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu dan merugikan berbagai pihak di rantai pasok makanan.

2. Kerusakan Lingkungan

Food waste memiliki dampak serius terhadap lingkungan. Limbah organik yang membusuk menghasilkan gas metana yang merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida. Gas metana berkontribusi pada pemanasan global dan kerusakan iklim.

3. Pemborosan Sumber Daya

Produksi makanan yang akhirnya dibuang memboroskan sumber daya alam seperti air, tanah, dan energi yang digunakan dalam proses pertanian dan produksi makanan. Pemborosan sumber daya ini mengganggu keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan.

4. Masalah Kesehatan Masyarakat

Food waste dapat menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, terutama ketika makanan yang dibuang membusuk dan menarik hama serta serangga yang membawa penyakit. Hal ini meningkatkan risiko kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Pembuangan food waste juga meningkatkan masalah sampah di tempat-tempat pembuangan akhir (TPA) dan daerah sekitarnya. Tumpukan makanan yang membusuk dapat menciptakan bau tidak sedap, menarik serangga, dan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak sehat.

5. Ketidaksetaraan Akses Pangan

Pemborosan makanan menciptakan ketidaksetaraan dalam akses terhadap pangan. Ketika masih ada orang yang mengalami kelaparan, membuang makanan yang seharusnya dapat digunakan untuk memberi makan orang yang membutuhkan menjadi semakin tidak adil.

Cara Mengurangi Food Waste

Setelah mengetahui apa itu food waste dan dampak negatifnya, sangat penting bagi kita untuk mencari solusi dan mengambil langkah-langkah konkret dalam mengurangi makanan sisa dan sampah makanan. Berikut ini cara mengurangi food waste yang bisa kita lakukan:

1. Perencanaan Menu yang Bijak

Perencanaan menu yang bijak menjadi langkah awal yang sangat penting dalam mengurangi food waste. Dengan membuat rencana menu untuk beberapa hari ke depan, kita dapat mempertimbangkan dengan baik jumlah orang yang akan makan serta porsi yang tepat. 

Perencanaan menu secara cermat membantu menghindari pembelian bahan makanan yang berlebihan dan tidak terpakai, yang seringkali menjadi penyebab utama food waste di rumah tangga. Selain itu, mempertimbangkan penggunaan sisa-sisa makanan dari menu sebelumnya juga dapat membantu mengoptimalkan penggunaan bahan makanan secara efisien.

2. Cermat Berbelanja

Saat berbelanja, pastikan untuk membeli bahan makanan hanya sesuai dengan kebutuhan dan rencana menu yang sudah disusun. Hindari kebiasaan membeli dalam jumlah berlebihan yang mungkin tidak dapat dikonsumsi dalam waktu singkat. 

Dengan membuat daftar belanja yang terorganisir dan fokus pada bahan makanan yang benar-benar diperlukan, kita dapat mengurangi kemungkinan pemborosan makanan. Penting juga untuk memperhatikan tanggal kedaluwarsa produk makanan agar tidak membeli produk yang akan segera kedaluwarsa dan tidak terpakai.

3. Memanfaatkan Makanan Sisa

Salah satu cara mengurangi food waste yang efektif adalah dengan memanfaatkan sisa-sisa makanan dengan kreatif. Misalnya, sisa sayuran bisa dijadikan sup atau tumis, sisa daging bisa dimanfaatkan dalam sandwich atau salad. 

Dengan cara ini, kita tidak hanya mengurangi pemborosan makanan yang masih layak dikonsumsi, tetapi juga mengoptimalkan penggunaan setiap bahan makanan yang dimiliki. Memanfaatkan makanan sisa juga dapat menghemat biaya belanja karena kita tidak perlu membeli bahan makanan baru untuk menu tambahan.

4. Penyimpanan yang Tepat

Penyimpanan makanan dengan benar adalah kunci untuk menjaga keawetan dan kualitasnya. Pastikan untuk menyimpan makanan dalam wadah yang kedap udara dan sesuai dengan kebutuhan suhu. 

Misalnya, makanan beku harus disimpan di freezer pada suhu yang cukup rendah, sementara makanan segar seperti sayuran dan buah-buahan sebaiknya disimpan di bagian tertentu di kulkas agar tidak cepat basi. Perhatikan label tanggal kedaluwarsa sebagai panduan untuk mengonsumsi makanan sebelum masa simpannya berakhir.

mengelola food waste menjadi pupuk kompos bisa dilakukan untuk mengurangi dampak negatif

5. Membuat Kompos dan Pupuk Organik

Sampah makanan yang tidak dapat dimakan lagi dapat diolah menjadi kompos atau pupuk organik. Proses ini dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan komposter atau mengirimkan makanan sisa ke tempat pengolahan sampah organik. Cara ini tidak hanya mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tetapi juga membantu menciptakan pupuk yang ramah lingkungan untuk tanaman. Jika memungkinkan, sisa makanan yang diolah menjadi eco enzyme juga baik bagi lingkungan.

6. Pentingnya Menghargai Makanan

Penting untuk menghargai setiap bahan makanan yang dimiliki dan tidak membuang makanan. Hindari kebiasaan ‘lapar mata’ yang seringkali menyebabkan pembelian berlebihan dan pemborosan makanan. 

Sering kali, menghargai makanan juga berarti menghormati proses produksi makanan dan upaya para petani serta produsen. Dengan cara ini, kita menjadi lebih bertanggung jawab dalam menggunakan dan mengkonsumsi makanan dengan bijak.

7. Berbagi Makanan dengan Orang Lain

Jika memiliki makanan berlebih yang masih layak dikonsumsi, pertimbangkan untuk berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Misalnya, kita dapat memberikan makanan berlebih kepada tetangga, teman, atau lembaga amal yang melakukan distribusi makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. 

8. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

Cara mengurangi food waste lainnya adalah dengan meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghargai makanan. Melalui program-program edukasi, seminar, kampanye sosial, dan media sosial, informasi tentang praktik-praktik yang ramah lingkungan dalam mengelola makanan dapat disebarkan secara luas. 

Pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya menghargai makanan serta dampak negatif dari food waste perlu terus ditingkatkan. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, diharapkan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam gerakan mengurangi food waste dan mengubah pola konsumsi menjadi lebih berkelanjutan. 

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang apa itu food waste serta perbedaan food loss dan food waste, kita dapat mengupayakan strategi yang lebih efektif untuk mengurangi permasalahan makanan sisa dan sampah makanan. Serta menerapkan cara mengurangi food waste yang paling tepat dalam gaya hidup sehari-hari.

TAGS
#apa itu food waste #cara mengurangi food waste #food loss dan food waste #makanan sisa #sampah makanan