Artikel

3 Alternatif Wisata Ruang Terbuka Hijau di Tengah Hiruk Pikuk Kota Jakarta

Jakarta, kota terbesar di Indonesia yang lebih sering dikenal dengan gedung-gedung pencakar langit, rumah padat penduduk, polusi yang tinggi, atau kemacetan yang parah. Namun, Jakarta masih memiliki tempat yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Yang menawarkan kesejukan dan bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi dan alternatif wisata dengan minim budget. Ya, tempat tersebut dinamakan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Beberapa tahun terakhir Pemprov DKI Jakarta gencar membangun RTH. Mulai dari Eco Park, taman, hingga RPTRA. Meskipun RTH di Jakarta baru mencapai 5,2% dari target yang seharusnya dicapai yaitu 30%, namun ternyata jumlahnya sangat banyak. Dan ada baiknya kita mengenal berbagai RTH tersebut.

Eco Park

Eco Park memiliki fungsi yang lebih dari sekedar taman. Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi alam di sekitarnya, dan secara area biasanya lebih luas daripada taman ataupun RPTA. Ada banyak sekali jenis-jenis eco park di Indonesia. Di Jakarta sendiri, kehadiran eco park bagaikan oase hijau di tengah hingar-bingar kota, menawarkan peluang langka untuk menyatu dengan alam di pusat kota. Berikut 2 eco park yang ada di Jakarta:

  1. Eco Park Tebet

Lahan seluas 7,3 hektar ini berada di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Karena letaknya yang berada di pusat kota, mudah diakses, dan tidak dipungut biaya, membuatnya banyak pengunjung yang berdatangan.

Awalnya, Eco Park Tebet merupakan 2 taman yang terpisah dan berseberangan di area Tebet, yaitu Taman Tebet Utara dan Taman Tebet Selatan. Namun sekarang dipadukan menjadi satu dengan mengusung konsep kesepadanan antara fungsi ekologi, sosial, rekreasi, dan edukasi.

Eco Park Tebet dibuka setiap hari, dimana ada 2 sesi. Sesi pertama yaitu dari pukul 06.00-11.00 WIB, lalu sesi kedua yaitu pukul 13.00-18.00 WIB. Ada 8 zona di dalamnya, yaitu:

a. Community Garden

Zona yang disediakan untuk masyarakat sekitar ataupun komunitas lokal guna melakukan aktivitas bercocok tanam ataupun edukasi tentang berkebun.

b. Children Playground

Zona yang disediakan sebagai tempat untuk anak-anak bermain. Area ini pun memiliki beberapa zona permainan yang disesuaikan dengan kondisi tapak.

c. Community Lawn

Area ini memiliki gundukan-gundukan tanah berumput yang memecah area menjadi beberapa ruang yang lebih kecil dan private namun masih dalam kesatuan lanskap.

d. Forest Buffer

Diisi dengan pepohonan rindang, pengunjung dapat menikmati suasana yang lebih sejuk di area ini. Tersemat fakta unik perihal pohon-pohon tersebut untuk memberikan informasi kepada pengunjung. Forest Buffer terletak di dekat area Community Lawn.

e. Plaza

Fasilitas publik dan merupakan landmark area utara Taman Tebet. Peletakan plaza untuk mengakomodasi penjual tanaman, yang ternyata ini pun merupakan hasil studi dan analisa tapak yang berkaitan dengan kondisi sosial-masyarakat disana. Dimana ada banyak penjual tanaman di sepanjang trotoar Taman Tebet Utara.

f. Tematic Garden

Zona untuk mengantar dan menyambut pengunjung yang akan naik ataupun turun dari Infinity Link Bridge. Lokasinya yang terletak di bawah Infinity Link Bridge dan di sebelah aliran sungai. Area ini disediakan untuk spot area berfoto dan instalasi seni oleh seniman lokal.

g. Wetland Boardwalk

Merupakan lahan genangan air. Didesain untuk pengendalian banjir serta meningkatkan kualitas air dengan menggunakan tanaman-tanaman yang mendukung pemurnian air.

h. Infinity Link Bridge

Merupakan jembatan setinggi 6 meter berwarna oranye yang menghubungkan kedua taman yang terpisah oleh Jalan Tebet Timur.

                        Beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan di Eco Park Tebet:

  • Piknik keluarga di Community Lawn
  • Bermain dengan si kecil di Children Playground
  • Lari pagi di Infinity Link Bridge
  • Menemani anak bermain panjat tebing di Children Playground
  • Duduk-duduk di taman sambal menikmati udara yang segar
  • Menikmati cantiknya lampu yang ada di eco park di malam hari
  • Memanfaatkan outdoor fitness agar badan lebih bugar
  • Jalan-jalan di Wetland Boardwalk ataupun di Thematic Garden
  • Belajar lebih dekat dengan alam

2. Eco Park Ancol atau Allianz Eco Park

Sesuai Namanya, eco park ini berada di Kawasan Ancol. Memiliki lahan yang lebih luas dibanding Tebet, yaitu seluas 34 hektar. Eco Park Ancol sebelumnya merupakan Padang Golf Ancol yang dialihfungsikan menjadi lahan hijau terbuka dengan menawarkan nilai edukasi, petualangan, dengan pendekatan green life style.

Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk memasuki Eco Park Ancol, namun dikenakan biaya saat memasuki gerbang utama kawasan Ancol dan apabila  pengunjung ingin menikmati wahana yang ada di dalam Eco Park Ancol.

Biaya yang dikenakan sebesar Rp 25.000 sampai Rp 35.000 per wahana. Beberapa wahana berbayar tersebut seperti Flying Fox, Paint Ball, Ecobike, Sekuter Mobil, Charge Sepeda, Learning Farm Individu, Memancing, Kano, Ecotrike, Mobility ATV, Water Pedal Boat, Golf Car. Jam operasional Eco Park Ancol yaitu: weekday 07.00-17.00 WIB dan weekend 06.00-17.00 WIB.

Eco Park Ancol sebagai alternatif wisata

Eco Park Ancol memiliki 4 zona dengan fungsi dan fasilitas yang berbeda, yaitu:

  1. Eco Care, menawarkan permainan edukasi yang seru guna melepas stress.
  2. Eco Art, menyajikan pertunjukan seni ataupun pameran kepada para pengunjung.
  3. Eco Nature, zona yang memberikan edukasi kepada pengunjung mengenai flora dan fauna yang unik.
  4. Eco Energy, memberikan edukasi kepada pengunjung tentang pemanfaatan energi yang tepat dan sumber energi baru.

Taman Kota

Ada begitu banyak taman yang tersebar di Jakarta. Ada yang belum lama diresmikan, ada pula taman peninggalan masa penjajahan. Berikut 6 rekomendasi taman hits dan unik yang dapat dinikmati sebagai alternatif wisata:

  • Hutan Kota GBK

Area seluas 4,6 hektar yang ada di GBK ini sebelumnya merupakan Golf Driving Range yang kemudian diresmikan menjadi hutan kota sejak November 2018 lalu. Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk masuk dan menikmati fasilitas di Hutan Kota GBK. Ada banyak aktivitas seru yang dapat dilakukan yaitu mulai dari jogging, piknik, makan di foodcourt atau di Plataran, serta mengabadikan moment di spot yang menarik.

  • Taman Lapangan Banteng

Salah satu taman yang sudah ada sejak Belanda menjajah. Taman yang berada di dekat Gereja Katedral ini terletak di Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Waktu yang tepat untuk berkunjung yaitu saat pagi, sore, ataupun malam hari, karena suasana yang lebih sejuk. Salah satu keunikan dari Taman ini yaitu pertunjukan air mancur pada setiap akhir pekan yang akan berlangsung pada jam 18.30 WIB dan 19.30 WIB.

  • Taman Tribeca

Taman seluas 1,5 hektar ini berada di dalam area Central Park Mall, diisi dengan berbagai macam tanaman serta kolam dengan banyak sekali ikan koi di dalamnya. Berbagai festival sering diadakan di taman ini, tak hanya itu tema-tema tertentu pun turut memberi beragam nuansa berbeda di taman ini. Seperti tema Natal dan Tahun Baru, festival musik, kuliner, dll.

  • Taman Prasasti

Cukup unik dari taman-taman yang lain, pasalnya taman ini awalnya merupakan pemakanan elite khusus orang asing yang tinggal di Batavia yang dibuat Pemerintah Belanda pada tahun 1795. Meskipun masih banyak nisan yang terpampang disana, namun sudah tidak ada lagi jenazah di Taman Prasasti. Keunikan lainnya yaitu area seluas 1,3 hektar ini juga merupakan museum cagar budaya peninggalan Kolonial Belanda. Museum Taman Prasasti sering dijadikan wadah berkumpul oleh beberapa komunitas.

  • Taman Hutan Kota Srengseng

Hutan kota ini dibangun pada tahun 1995. Sebelunya area ini merupakan tempat penimbunan sampah. Taman ini diisi dengan pepohonan yang rimbun serta danau. Pengunjung pun diperbolehkan untuk memancing. Untuk memasukin taman, pengunjung dikenakan biaya Rp 2.000 untuk sekali masuk, termasuk parkir untuk motor. Serta Rp 4.000 untuk yang membawa mobil. Jika berkunjung kesini, pengunjung disarankan untuk memakai pakaian panjang ataupun memakai lotion anti nyamuk, karena banyaknya populasi nyamuk disana.

  • Taman Tabebuya

Nama yang cukup unik ini ternyata berasal dari nama pohon Tabebuya yang berasal dari Brasil. Dan memang pohon Tabebuya yang paling mendominasi diantara tanaman yang lain. Keunikan lainnya yaitu, ketika Tabebuya mekar, bunganya mirip dengan bunga Sakura dari Jepang. Begitu pula saat kelopak bunga tersebut berguguran, semakin menambah nuansa romantis bagi pasangan pengunjung yang datang.

RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak)

RPTRA adalah upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Terhitung sejak 2015 sampai 2023, Pemprov DKI telah mendirikan 324 RPTRA yang tersebar di 44 Kecamatan dan 173 Kelurahan. Dimana jumlah tersebut ternyata melebihi target awal yaitu 267. Dari seluruh RPTRA yang ada, 71 RPTRA dibangun dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) dan sisanya, 253 RPTRA dibangun dengan menggunakan dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

Ada 2 konsep yang dikembangkan, yaitu ketersediaan ruang hijau terbuka serta ruang publik yang ramah anak. RPTRA menyediakan fasilitas outdoor maupun indoor. Untuk outdoor, terdapat banyak fasilitas bermain untuk anak seperti perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, dll. Lapangan badminton ataupun futsal sebagai sarana olahraga. Tersedia pula taman yang diisi berbagai macam tanaman. Taman ini diharapkan dapat membawa kesejukan ruang terbuka hijau serta menstimulus anak untuk peduli terhadap lingkungan.

Fasilitas indoor terdiri dari perpustakaan serta ruang multimedia yang ditujukan untuk sarana belajar anak, ruang laktasi, toilet, serta ruang serba guna yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar. Berbagai fasilitas tersebut ditujukan untuk menunjang perkembangan anak, kenyamanan orang tua, dan wadah berinteraksi untuk seluruh warga di berbagai kalangan. Tidak hanya itu, RPTRA pun juga ramah untuk penyandang disabilitas.

Peran serta kita sebagai pengunjung Ruang Terbuka Hijau

Sebagai pengunjung, menjelajahi eco park, taman, hingga RPTRA tidak hanya tentang menikmati keindahan alam, rekreasi, ataupun bermain. Tetapi juga tentang menjaga kelestarian lingkungan. Berikut 10 langkah praktis yang bisa diambil untuk memaksimalkan kunjungan ke RTH di Jakarta tanpa meninggalkan jejak yang merugikan lingkungan.

  • Gunakan transportasi umum.

Pilihlah menggunakan transportasi umum, sepeda, atau berbagi kendaraan untuk mengurangi emisi karbon selama perjalanan.

  • Piknik ramah lingkungan.

Pastikan untuk membersihkan area piknik apabila telah selesai. Membuang sampah di tempat yang telah disediakan sesuai dengan kategori sampah yang dibuang. Hindari pemborosan makanan untuk mengurangi limbah. Hindari juga penggunaan botol air sekali pakai untuk mengurangi limbah plastik.

  • Perhatikan tanda larangan.

Ikuti petunjuk dan tanda larangan yang terpampang, termasuk aturan terkait dengan memancing, berkemah, atau aktivitas lain yang dapat merusak lingkungan. Perhatikan rute jalan yang dilewati, ikutilah jalur-jalur yang telah ditentukan oleh petugas agar tidak merusak vegetasi alami dan lingkungan sekitar.

  • Berbagi pengalaman.

Gunakan media sosial atau ceritakan pengalaman Anda kepada teman dan keluarga untuk menginspirasi mereka mengikuti praktik ramah lingkungan saat berkunjung ke tempat serupa.

Taman di Jakarta tidak hanya sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai penyeimbang ekosistem perkotaan. Oleh karena itu, kita perlu memahami bahwa setiap tindakan kita memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar. Mari kita berperan aktif dalam menjaga, merawat, dan melestarikan taman bukan hanya untuk kepentingan kita saat ini, tetapi juga untuk kelangsungan jangka panjang.

TAGS
#daftar ecopark #eco park #eco park adalah #eco park ancol #eco park tebet #rptra adalah