Artikel

Stop Menumpuk Barang, Mulailah Decluttering

Decluttering adalah cara efektif untuk merapikan barang-barang, sekaligus bentuk nyata gaya hidup ramah lingkungan. Seperti kita ketahui, banyaknya barang tidak terpakai akan membuat rumah berantakan dan berpengaruh pada kesehatan mental.

Penelitian dari Universitas Amerika UCLA mengungkapkan bahwa orang akan merasa semakin stres jika terlalu banyak barang berantakan di rumah. Dalam beberapa kasus, kebiasaan menumpuk barang dapat mengindikasikan hoarding disorder yang merupakan gangguan mental terkait kesulitan membuang barang yang dimiliki, meskipun sebenarnya tidak lagi dibutuhkan.

Ironisnya, survei yang dilakukan Carousell pada September 2017 melaporkan bahwa 7 dari 10 orang di Indonesia suka menumpuk barang di rumah. Sebanyak 82% responden mengaku menumpuk setidaknya 29 barang tidak terpakai, seperti mainan, pakaian, dan buku bekas.

Padahal, barang-barang yang tidak terpakai di rumah kita bisa digunakan untuk memberikan hadiah kepada yang menyukai barang tersebut. Selain itu, ada banyak lembaga yang menerima donasi baju bekas dan barang lainnya untuk disalurkan ke orang-orang yang membutuhkan.

Decluttering sangat penting dan memiliki banyak manfaat. Dengan melakukan decluttering, rumah menjadi lebih rapi dan minimalis, serta menciptakan tatanan yang lebih teratur dan bersih di rumah. Alih-alih menumpuk barang yang tidak terpakai, lebih baik kita rutin melakukan decluttering.

Pengertian Decluttering

Bisa dibayangkan jika kita terus membeli barang baru sedangkan barang-barang lama masih banyak. Bagaimana cara merapikannya? Decluttering adalah suatu usaha untuk menyortir, memilah, dan menghilangkan barang-barang yang tidak lagi diperlukan di dalam rumah. 

Secara etimologi, clutter bisa diartikan sebagai kekacauan, kekusutan, dan berantakan. Declutter adalah proses untuk mengurai kekusutan tersebut dengan merapikan barang-barang agar tidak berantakan lagi.

Proses ini memerlukan kebijaksanaan dalam memilih barang, karena seringkali rasa sayang berlebihan terhadap benda-benda tertentu dapat menjadi hambatan. Banyak orang gagal dalam melakukan decluttering karena kesulitan melepaskan barang yang sebenarnya sudah tidak memberikan manfaat. 

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua barang yang disortir harus dibuang. Kita dapat memberikan hadiah barang yang masih dapat digunakan kepada orang lain agar tetap bermanfaat. Dengan cara ini, decluttering tidak hanya memberikan manfaat bagi pemilik rumah tetapi juga bagi orang lain yang mungkin membutuhkan barang tersebut.

Sebagai contoh orang-orang yang selalu mengikuti tren fesyen terbaru. Setiap ada mode pakaian baru diluncurkan, pasti ingin segera membelinya. Decluttering baju adalah solusi agar pakaian yang jarang dipakai bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Kita bisa donasi baju bekas untuk disalurkan ke yang membutuhkan.

Manfaat Decluttering

Siapa di sini yang sering tanpa sadar mengumpulkan barang-barang yang sebenarnya tidak terpakai? Di tengah tumpukan barang yang tidak terpakai tersebut, bisa jadi kita melewatkan potensi perubahan positif untuk diri dan lingkungan sekitar kita. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menerapkan konsep decluttering sebagai langkah awal menuju gaya hidup ramah lingkungan yang lebih teratur dan efisien. Berikut beberapa manfaat decluttering:

1. Menghindari Belanja Berlebihan

Decluttering membantu kita menyadari keputusan pembelian yang impulsif dan mungkin tidak bijaksana di masa lalu. Proses ini seharusnya menjadi pembelajaran untuk lebih bijak dalam berbelanja dan mengurangi konsumsi yang tidak perlu.

2. Menghemat Pengeluaran

Dengan mengurangi konsumsi barang, decluttering tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga dapat menghemat pengeluaran. Mengurangi pembelian barang-barang yang tidak perlu dapat menghasilkan penghematan finansial dalam jangka panjang.

3. Mengurangi Stres

Decluttering dapat mengurangi stres dengan menciptakan ruang yang terorganisir dan bersih. Rumah yang rapi membantu mengurangi frustasi karena tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk mencari barang di tengah tumpukan barang yang berantakan.

4. Kebersihan Rumah Lebih Terjaga

Lingkungan yang bersih dan terorganisir hasil dari decluttering dapat membantu menjaga kebersihan rumah. Dengan sedikit barang, tugas rumah tangga menjadi lebih sederhana dan ruangan lebih mudah untuk dipelihara.

5. Meningkatkan Produktivitas

Manfaat decluttering juga dapat membantu meningkatkan fokus pada tugas-tugas penting dan efisiensi kerja. Ruang kerja yang terorganisir terbukti dapat meningkatkan produktivitas.

6. Membuat Ruang untuk Hal Baru yang Lebih Menyenangkan

Dengan membuang barang yang tidak diperlukan, kita memberi ruang untuk hal-hal baru yang lebih menyenangkan. Ruangan menjadi lebih luas dan kita dapat menggunakannya lebih leluasa.

Decluttering menciptakan ruang yang lebih lega dan memungkinkan peningkatan sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan untuk ditinggali.

7. Membangun Kebiasaan Positif

Melakukan decluttering secara rutin dapat membantu membangun kebiasaan positif. Kebiasaan ini memberikan dampak positif terhadap gaya hidup minimalis dan tidak dikejar-kejar tuntutan tren.

8. Melestarikan Lingkungan

Decluttering sangat bermanfaat dalam melestarikan lingkungan. Proses membersihkan dan memilah barang-barang tidak terpakai mengurangi volume limbah yang masuk ke tempat pembuangan sampah. 

Selain itu, decluttering membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan mengurangi permintaan akan energi. Termasuk bahan baku untuk produksi, transportasi, dan penyimpanan barang yang tidak efisien. 

Pengurangan kebutuhan ruang penyimpanan melalui decluttering juga memiliki implikasi positif terhadap pelestarian lahan dan hutan. Dengan mengurangi keberadaan barang yang tidak terpakai, kita dapat meminimalkan pembangunan fasilitas penyimpanan tambahan yang dapat merugikan lingkungan. 

Secara keseluruhan, decluttering tidak hanya memberikan manfaat dalam menciptakan lingkungan rumah yang lebih terorganisir, tetapi juga merangkul prinsip-prinsip gaya hidup ramah lingkungan. Kebiasaan ini mendukung keseimbangan ekologis dan menjaga bumi kita tetap lestari.

Metode Decluttering

Pada dasarnya, declutter adalah proses membersihkan dan menyusun ruang dengan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan. Decluttering mencakup pemilahan barang, pengurangan konsumsi berlebihan, dan seringkali memerlukan keputusan emosional terkait kepemilikan.

Terdapat beberapa metode decluttering yang bisa kita terapkan sesuai kebutuhan dan preferensi masing-masing, antara lain:

1. Metode KonMari

Metode KonMari yang diperkenalkan oleh Marie Kondo mengajarkan kita untuk berfokus pada kebahagiaan yang dibawa suatu barang. Pada dasarnya, kita diminta untuk bertanya pada diri sendiri apakah suatu barang “menyentuh hati” atau membawa kebahagiaan atau tidak.

Contohnya, ketika menyortir pakaian, kita dapat memilih untuk mempertahankan hanya pakaian yang benar-benar membuat kita bahagia dan mengabaikan yang tidak. Pilihlah baju yang masih layak pakai untuk donasi baju bekas. Jika pakaian sudah rusak, kita bisa mengucapkan terima kasih kepada pakaian tersebut sebelum membuangnya.

2. Pendekatan Satu Ruangan

Pendekatan ini membantu kita agar tidak terlalu terbebani dengan tugas decluttering. Dengan fokus pada satu ruangan atau area tertentu, kita dapat lebih terorganisir dalam menyortir barang. Sebagai contoh, kita dapat memilih untuk memulai dengan kamar tidur, memutuskan barang mana yang perlu disimpan, didonasikan, atau dibuang.

lemari baju pada kamar tidur bisa menjadi area yang perlu decluttering pertama kali

3. Prinsip 80/20 (Metode Pareto)

Metode Pareto mengajarkan kita untuk mengidentifikasi 20% barang yang bisa disingkirkan. Dengan fokus pada 80% barang-barang penting, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan. Sebagai contoh, dalam lemari pakaian, mengurangi 20% pakaian yang jarang dipakai dapat memberikan ruang yang cukup besar.

4. Tentukan Tanggal

Menetapkan tanggal target untuk menyelesaikan decluttering memberikan tanggung jawab tambahan. Contohnya, dengan menetapkan tanggal di kalender untuk membersihkan garasi, kita memiliki batas waktu yang jelas dan mendorong kita untuk fokus dan menyelesaikan tugas.

5. Prinsip Tiga Tumpukan

Pisahkan barang menjadi tiga kategori, yaitu disimpan, didonasikan atau dijual, dan dibuang. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan menjadi lebih terstruktur. Sebagai contoh, saat membersihkan lemari dapur kita dapat membuat tumpukan untuk peralatan yang masih digunakan, barang yang dapat dijual atau didonasikan, dan barang yang harus dibuang.

6. Metode A-Tentukan Kategori

Mengelompokkan barang berdasarkan kategori, seperti pakaian, buku, atau perabotan, dapat memudahkan fokus dan pengambilan keputusan. Sebagai contoh, dengan memulai dari pakaian, kita dapat secara sistematis membersihkan lemari dan mengurangi barang yang tidak perlu.

7. Metode “Hentikan Pembelian”

Sebelum menambahkan barang baru, berhenti sejenak dan pertimbangkan apakah itu benar-benar diperlukan. Contohnya, sebelum membeli sepatu baru, tanyakan pada diri sendiri apakah kita benar-benar membutuhkannya atau apakah itu hanya akan menambah barang tidak terpakai di rumah.

Cara Melakukan Decluttering

Beberapa metode decluttering dapat kita kombinasikan untuk mencapai hasil yang optimal dalam upaya membersihkan dan merapikan rumah. Berikut tips decluttering yang bisa kita ikuti:

1. Tetapkan Tujuan yang Jelas dan Realistis

Tujuan yang jelas membantu memberikan arah dalam proses decluttering. Identifikasi area atau kategori barang yang ingin kita fokuskan, seperti lemari pakaian atau area kerja. 

Pastikan tujuan tersebut realistis, sesuai dengan waktu dan sumber daya yang dimiliki. Jika tujuan terasa terlalu besar, pecah menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dicapai secara bertahap.

2. Mulailah dengan Area yang Lebih Kecil

Memulai dengan area kecil mempermudah pengelolaan tugas dan mengurangi rasa kebosanan. Cobalah fokus pada area yang sering digunakan atau yang paling mengganggu, seperti meja kerja atau rak sepatu. Keberhasilan awal dalam ruang kecil dapat memberikan motivasi untuk melanjutkan ke ruang yang lebih besar.

3. Pertimbangkan Sisi Emosional dengan Bijak

Sisi emosional terkait barang dapat menjadi penghambat dalam decluttering. Misalnya ada barang-barang yang tidak terpakai namun memiliki kenangan tersendiri yang ingin kita simpan selamanya.

Pertimbangkan dengan bijak apakah suatu barang benar-benar memiliki nilai emosional yang tinggi dan apakah itu masih relevan dalam kehidupan sehari-hari. Berlatih untuk melepaskan barang dapat memudahkan proses ini. Kita juga dapat memotret barang kenangan sebelum menyingkirkannya.

4. Tentukan Jadwal Decluttering Secara Berkala

Jadwalkan waktu secara rutin untuk decluttering. Ini dapat berupa sesi singkat setiap minggu atau decluttering lebih intensif setiap bulan. Dengan membuat jadwal, kita membuat komitmen terhadap proses ini dan mencegah penumpukan barang yang tidak perlu.

5. Bijak Berbelanja 

Sebelum menambah barang baru, pertimbangkan apakah itu benar-benar diperlukan. Menerapkan prinsip bijak berbelanja membantu mencegah penumpukan barang yang tidak diinginkan. Selalu evaluasi kebutuhan sebelum melakukan pembelian baru dan pertimbangkan dampaknya pada ruang dan kehidupan secara keseluruhan. Terapkan sustainable lifestyle untuk hidup yang lebih berkelanjutan.

6. Buat Sistem Pemeliharaan

Setelah menyelesaikan decluttering, penting untuk membuat sistem pemeliharaan agar rumah tetap teratur. Identifikasi tempat untuk setiap barang dan berkomitmen untuk mempertahankan keteraturan tersebut. Dengan adanya sistem ini, kita dapat mencegah kembali ke kebiasaan lama yang berantakan dan menjaga ruang tetap bersih dan rapi.

7. Libatkan Anggota Keluarga

Melibatkan anggota keluarga dalam proses decluttering membantu menciptakan pemahaman bersama tentang pentingnya menjaga rumah teratur. Diskusikan aturan-aturan sederhana mengenai pemeliharaan kebersihan ruangan dan alokasikan tanggung jawab kepada masing-masing anggota keluarga. 

Sering kali, declutter adalah tugas menantang yang memerlukan pandangan objektif. Jika merasa kesulitan atau terlalu terikat secara emosional pada barang-barang tertentu, jangan ragu untuk meminta bantuan dari teman, keluarga, atau profesional decluttering. Perspektif eksternal dapat membantu membuat keputusan yang lebih obyektif dan efisien.

TAGS
#declutter adalah #decluttering baju adalah #donasi baju bekas #gaya hidup ramah lingkungan #memberikan hadiah