Artikel

Saat Gejala Stroke Datang, Apa Yang Harus Dilakukan?

Macam-macam stroke membawa dampak yang berbeda bagi pengidapnya, mulai dari gejala ringan sampai berat. Pertolongan pertama pada gejala stroke ringan berperan penting untuk mengurangi faktor risiko yang mungkin terjadi.

Berdasarkan penelusuran dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, stroke merupakan penyakit berbahaya yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia sejak tahun 2014 dan persentasenya terus meningkat setiap tahunnya.

Data Riset Kesehatan Dasar Kemkes RI tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia meningkat sekitar 56% dalam lima tahun, yakni 0,7% di tahun 2013 meningkat menjadi 1,09% di tahun 2018. Dari data tersebut, sebanyak 60,6% pasien stroke tidak melakukan kontrol rutin ke dokter.

Padahal sebagai salah satu penyakit berbahaya stroke bukan hanya menyerang lansia, anak muda usia 20-an juga bisa terserang stroke. Selain dapat menyebabkan kematian, stroke merupakan penyakit tidak menular dengan risiko kecacatan nomor satu di Indonesia.

Guna meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan, pahami macam-macam stroke dan penyebab pendarahan otak yang sering terjadi. Ketahui juga langkah-langkah pertolongan pertama pada gejala stroke ringan serta cara mengatasi gejala stroke yang tepat untuk menyelamatkan orang-orang tersayang. Simak ulasan berikut!

Macam-Macam Stroke

Secara umum, stroke merupakan penyakit penyumbatan pembuluh darah di otak yang menyebabkan pasokan darah terputus sehingga berisiko merusak sel-sel otak dan memicu terjadinya komplikasi. 

Penyebab stroke yang berbeda dapat menimbulkan gejala yang berbeda pula. Oleh karenanya stroke dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Berikut macam-macam stroke yang perlu diwaspadai:

  1. Ischemic Stroke

Ischemic stroke atau stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. Sekitar 87% stroke yang terjadi merupakan jenis iskemik. Jenis stroke ini berupa sumbatan atau gumpalan bekuan darah yang menyumbat pembuluh arteri.

Penyebab stroke iskemik adalah adanya gumpalan atau darah beku yang menyumbat penyaluran darah ke otak. Gumpalan darah ini muncul karena tumpukkan lemak di bagian dalam dinding pembuluh darah atau aterosklerosis.

Macam-macam stroke iskemik yaitu:

  • Stroke Emboli, yakni plak atau bekuan darah yang terbentuk di jantung atau pembuluh arteri besar kemudian terangkut menuju otak. Penyebabnya adalah berpindahnya bekuan darah dari bagian tubuh tertentu menuju pembuluh darah otak dan menyumbatnya.
  • Stroke Trombotik, yaitu plak atau bekuan darah yang terbentuk di pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak. Penyebabnya adalah bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah otak.

Gejala stroke iskemik antara lain terganggunya kemampuan keseimbangan, pandangan mata kabur, salah satu bagian tubuh mati rasa, sisi wajah tidak terkontrol, serta sulit berbicara dengan baik atau sulit berkomunikasi normal.

  1. Hemorrhagic Stroke

Hemorrhagic stroke atau stroke hemoragik adalah jenis stroke yang berbahaya dan berisiko tinggi menyebabkan kematian mendadak. Jenis stroke ini dapat menimbulkan iritasi serta pembengkakan yang merusak otak.

Stroke hemoragik disebut juga stroke pendarahan karena ditandai dengan pecahnya pembuluh darah otak. Penyebab pendarahan otak ini yaitu adanya benjolan di pembuluh arteri yang dapat melebar dan pecah atau aneurisma.

Macam-macam stroke hemoragik yaitu:

  • Perdarahan Intraserebral, yaitu pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah masuk ke jaringan dan menyebabkan sel-sel otak mati. Dampaknya kerja otak bisa berhenti. Penyebab pendarahan otak intraserebral biasanya adalah hipertensi.
  • Perdarahan Subarachnoid, yakni pecahnya pembuluh darah yang berdekatan dengan permukaan otak sehingga terjadi kebocoran darah di antara otak dan tulang tengkorak kepala. Penyebabnya dapat berbeda-beda, salah satunya adalah aneurisma.

Gejala stroke hemoragik bisa bermacam-macam tergantung tingkat keparahan dan jangka waktu perdarahan. Gejala yang harus diwaspadai antara lain sakit kepala tak tertahankan, mual dan muntah, hilang kesadaran, serta lemah atau lumpuh di salah satu sisi tubuh.

  1. Transient Ischemic Attack

Jenis stroke lainnya adalah Transient Ischemic Attack (TIA) yang merupakan serangan stroke sementara dan termasuk kategori ringan. Meski demikian kita tetap harus waspada karena TIA merupakan kondisi gawat dan salah satu pertanda akan terjadinya stroke yang lebih parah.

Gejala stroke ringan pada umumnya hanya muncul selama hitungan menit dan penderita bisa kembali pulih dalam waktu 24 jam. Ciri-cirinya antara lain pusing, kehilangan kesimbangan, kesemutan pada satu sisi, kelemahan otot, kesulitan menelan, serta perubahan kemampuan indra seperti penurunan penglihatan, rasa, dan pendengaran.

Pertolongan Pertama pada Gejala Stroke

Saat gejala stroke datang, harus apa? Serangan stroke dapat terjadi kapan saja dan secara tiba-tiba. Dalam hitungan menit stroke dapat mematikan sel-sel otak sehingga tidak dapat berfungsi lagi dan menyebabkan komplikasi. 

Sangat penting memahami langkah-langkah pertolongan pertama pada gejala stroke untuk meningkatkan peluang hidup dan meminimalkan kerusakan otak. Apalagi jika keluarga dan orang di sekitar kita memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Pasalnya, orang yang sedang mengalami serangan stroke pada umumnya tidak bisa mencari pertolongan sendiri. Serangan stroke terjadi mendadak dan sangat cepat serta menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. Dibutuhkan kepekaan orang sekitarnya untuk sigap memberikan pertolongan pertama dan membantu mengakses bantuan medis secepatnya.

Melansir Hellosehat, berikut langkah-langkah pertolongan pertama pada gejala stroke yang dapat kita ikuti.

  1. Periksa Kesadaran dan Lakukan RJP Jika Diperlukan

Pertolongan pertama pada gejala stroke untuk penderita yang masih sadar dengan yang telah kehilangan kesadarannya akan berbeda. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kesadaran penderita.

Serangan stroke biasanya terjadi secara tiba-tiba dan pengidapnya bisa kehilangan kesimbangan. Ketika penderita jatuh pingsan dan kondisi tidak sadar, lakukan pengecekan detak jantung dan pernapasan.

Jika tidak terdapat tanda-tanda detak jantung dan pernapasan, lakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Caranya melalui tiga tahapan yang dikenal dengan CAB, yakni memberikan tekanan atau kompresi ke dada (Compression), membuka jalur napas (Airways), dan memberi bantuan napas (Breathing).

Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan pertolongan darurat yang harus dilakukan sesegera mungkin. Pertolongan ini berguna untuk meningkatkan peluang hidup seseorang dan mencegah terjadinya henti jantung mendadak. 

Saat gejala stroke disertai henti jantung, maka perlu dilakukan RJP

RJP perlu dilakukan sambil menunggu petugas medis datang. Namun perlu diingat bahwa RJP tidak boleh dilakukan jika penderita masih bisa bernapas dan jantungnya masih berdetak.

  1. Gunakan Metode FAST

Pertolongan pertama pada gejala stroke untuk penderita yang masih sadar dapat menggunakan metode FAST. Metode FAST merupakan teknik untuk mendeteksi seseorang benar-benar terserang stroke atau tidak, berikut langkah-langkahnya:

  • Face: Periksa apakah wajah penderita mengalami kebas dan salah satu sisi wajah menurun. Pastikan apakah wajahnya dapat digerakkan secara normal atau tidak. Penderita stroke pada umumnya mengalami gangguan pada otot wajah sehingga sulit digerakan dengan normal.
  • Arms: Periksa apakah penderita bisa mengangkat kedua tangannya secara seimbang. Perhatikan apakah salah satu tangan terangkat lebih rendah dibandingkan tangan lainnya. Orang yang terserang stroke biasanya mengalami kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, termasuk tangan.
  • Speech: Periksa kemampuan komunikasi penderita dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Perhatikan apakah penderita dapat berbicara dengan lancar serta bagaimana reaksi wajahnya saat berbicara. Orang yang mengalami stroke sulit mengucapkan kalimat dengan jelas dan sulit memahami ucapan orang lain.
  • Time: Lakukan metode FAST dengan cepat dan segera mencari pertolongan medis karena setiap detik sangat berharga untuk menyelamatkan orang yang terserang stroke.

Gejala stroke seperti sakit kepala, mual, muntah, pingsan, serta kelumpuhan juga bisa dialami oleh orang dengan kondisi gangguan kesehatan lainnya. Beberapa kondisi yang sering disalahartikan sebagai stroke antara lain kejang, efek samping obat, serangan jantung, tumor otak, dan lain-lain.

Alih-alih membuang waktu untuk memperdebatkan seseorang terserang stroke atau bukan, segera memanggil pertolongan medis adalah hal penting yang harus dilakukan. Petugas medis akan membantu memberikan pertolongan yang tepat sesuai kondisi pasien.

  1. Segera Mencari Bantuan Medis

Pertolongan pertama pada gejala stroke perlu dilakukan dengan cepat, tepat, dan hati-hati. Segera mencari bantuan medis adalah hal utama yang harus dilakukan. Sebaiknya kamu menelepon ambulans atau menghubungi layanan darurat 112.

Meskipun pasien yang terserang stroke harus segera mendapatkan pertolongan medis, langsung membawa pasien stroke ke rumah sakit tanpa bantuan petugas medis dapat membahayakan pasien. 

Kalau kamu tidak memiliki kompetensi dalam menangani pasien stroke, membawa pasien ke rumah sakit secara mandiri dapat meningkatkan risiko cacat dan mengancam nyawa pasien. Lebih baik menelepon ambulans sesegera mungkin.

Ambulans memiliki fasilitas lebih lengkap untuk memberikan pertolongan pertama kepada pasien selama dalam perjalanan. Petugas ambulans juga akan berkoordinasi dengan petugas di rumah sakit terkait gejala yang dialami pasien. Sehingga petugas medis di rumah sakit dapat lebih cepat menyiapkan peralatan dan obat-obatan yang diperlukan.

Cara Mengatasi Gejala Stroke

Stroke bukanlah penyakit ringan yang dapat sembuh sendiri jika ditangani secara mandiri. Cara mengatasi gejala stroke dilakukan berdasarkan rekomendasi dari dokter yang menangani pasien bersangkutan. Penanganan pasien stroke berbeda-beda tergantung kondisi medis, gejala yang muncul, serta usia pasien.

Menurut saran ahli di National Institutes of Health dan American Stroke Association yang dikutip Halodoc, berikut beberapa cara mengatasi gejala stroke yang biasanya disarankan.

  1. Beralih ke Gaya Hidup Sehat

Stroke dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurang istirahat, dan lain sebagainya. Oleh karenanya salah satu cara mengatasi gejala stroke adalah dengan beralih ke gaya hidup sehat.

Gaya hidup sehat seperti rutin olahraga, konsumsi makanan sehat, dan cukup istirahat bermanfaat untuk mengurangi risiko berkembangnya Transient Ischemic Attack (TIA) menjadi jenis stroke yang lebih parah. Gaya hidup sehat juga dapat membantu pemulihan pasien setelah mengalami serangan stroke.

  1. Terapi Obat-Obatan

Dokter akan memberikan resep obat-obatan yang diperlukan untuk mengurangi gejala stroke dan mencegah terjadinya serangan lanjutan. Jenis obat-obatan yang diberikan misalnya obat pengencer darah untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Jika diperlukan, dokter juga akan meresepkan obat antihipertensi, obat statin, maupun obat antikoagulan.

  1. Operasi

Cara mengatasi gejala stroke yang dilakukan petugas medis ini perlu dilakukan sesegera mungkin, terutama untuk kasus aneurisma. Hal ini penting untuk mencegah kebocoran  dan terjadinya pendarahan susulan. 

Operasi juga perlu dilakukan untuk menghilangkan tekanan pada otak setelah serangan stroke. Dokter akan melakukan beberapa tindakan operasi sesuai kebutuhan demi menyelamatkan nyawa pasien dan meminimalkan kerusakan otak.

Macam-macam stroke dan penyebab pendarahan otak perlu diwaspadai karena stroke bisa menyerang siapa saja. Langkah-langkah pertolongan pertama pada gejala stroke ringan perlu disosialisasikan lebih luas agar lebih banyak yang memahaminya dan dapat menyelamatkan orang lain.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya skrining kesehatan untuk memantau faktor risiko penyakit tidak menular yang berbahaya seperti stroke. Sehingga jika terdapat penyakit dalam tubuh bisa segera terdeteksi dan ditangani sebelum semakin parah.

Selain itu, sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat. Biasakan rutin melakukan aktivitas fisik atau olahraga minimal 30 menit per hari dalam 5 hari per pekan. Olahraga sangat bermanfaat untuk membantu memelihara kesehatan.

TAGS
#cara mengatasi gejala stroke #macam-macam stroke #metode FAST #penyebab pendarahan otak #pertolongan pertama pada gejala stroke ringan