Artikel

Mengenal Trauma Lintas Generasi dan Cara Memutusnya

Trauma psikologis adalah hal yang bisa dialami siapa saja. Penyebab trauma psikologis pun dapat bermacam-macam sehingga dampak trauma psikologis bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain. Akan tetapi bagaimana jika kita menerima ‘warisan’ trauma lintas generasi atau intergenerational trauma? Bahkan jangan-jangan diri kita sendiri yang rentan mewariskan trauma ke anak-anak dan generasi selanjutnya?

Kesehatan mental sangat penting untuk diperhatikan sedini mungkin. Orang dewasa maupun anak-anak perlu memiliki jiwa yang sehat sebagai bekal mengatasi permasalahan serta memiliki kehidupan yang baik dalam jangka panjang. 

Mirisnya, data Indonesia National Adolescent Health Survey (I-NAMHS) pada Oktober 2022 yang dikutip Kumparan menunjukkan bahwa 33,4% remaja usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Jumlah tersebut setara dengan 15,5 juta remaja di Indonesia. 

Orang tua maupun sekelompok orang pada generasi sebelumnya yang mengalami trauma psikologis secara sengaja maupun tidak sengaja dapat menurunkan trauma kepada generasi berikutnya. Kondisi tersebut bisa menjadi mata rantai panjang yang tak terputus.

Tentu kita tidak ingin generasi selanjutnya mengalami trauma, bukan? Belum terlambat untuk mencegah maupun memutus trauma lintas generasi. Selengkapnya pahami apa itu intergenerational trauma, penyebab, dampak, dan cara mengatasi trauma psikologis yang berlangsung lintas generasi.

Mengenal Trauma Lintas Generasi

Trauma psikologis adalah keadaan jiwa yang mengalami cedera batin akibat peristiwa buruk yang bersifat traumatis yang dialami satu maupun sekelompok orang. Kondisi trauma psikologis ini dapat berlangsung lama dan dirasakan bukan hanya satu generasi, melainkan bisa berlanjut ke generasi berikutnya sehingga disebut trauma lintas generasi. 

Trauma lintas generasi atau intergenerational trauma adalah trauma yang diwariskan dari satu maupun sekelompok orang yang mengalami kejadian traumatis kepada generasi berikutnya. Trauma ini sering juga disebut transgenerational trauma.

Berdasarkan penelusuran laman Universitas Medan Area (UMA), konsep intergenerational trauma pertama kali diidentifikasi pada anak-anak dari para korban Holocaust terkait pembantaian oleh rezim Nazi tahun 1933-1945. 

Studi yang dilakukan tahun 1988 terhadap para cucu korban Holocaust menyebutkan bahwa anak-anak tersebut mengalami masalah kesehatan mental dan hidup dengan perawatan psikiater.

Selanjutnya, penelitian membuktikan bahwa intergenerational trauma bukan hanya terjadi akibat peristiwa besar atau kejadian luar biasa seperti kasus Holocaust. Pada dasarnya trauma yang bersifat individual jenis apapun menyimpan risiko berkembang menjadi trauma lintas generasi.

Sebagai contoh orang tua yang pernah mengalami trauma akibat tiba-tiba terjebak di antara kerumunan pelajar yang sedang tawuran ketika masa remaja, kemudian secara terus-menerus menceritakan kisah tersebut kepada anak-anak. Alih-alih membuat anak waspada, bisa jadi malah menumbuhkan kecemasan berlebihan dalam diri anak.

Penyebab Trauma Psikologis

Penyebab trauma psikologis bisa beragam, mulai dari kejadian kecil yang berulang sampai dengan kejadian luar biasa. Hanya saja tingkat keparahan trauma tidak bisa diukur hanya dari kejadian seperti apa yang dialami.

Munculnya trauma psikologis adalah respons dari penerimaan seseorang terhadap kondisi yang terjadi. Dengan kata lain, bisa saja dua orang mengalami kejadian traumatis yang sama, namun belum tentu keduanya mengalami gejala trauma yang sama.

Belum lagi resiliensi mental seseorang juga berbeda-beda. Orang yang memiliki kesehatan jiwa baik lebih mampu bertahan terhadap kejadian-kejadian yang bisa menyebabkan trauma.

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, berikut penyebab trauma psikologis yang perlu kita waspadai.

  1. Kondisi Biologis

Kondisi biologis yang berkaitan dengan kesehatan fisik dapat menjadi penyebab trauma psikologis. Misalnya orang yang pernah mengalami sakit parah, kecelakaan lalu lintas, maupun menjalani perawatan medis secara terus-menerus dalam kurun waktu lama.

  1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga dapat menyebabkan timbulnya intergenerational trauma. Orang yang pernah menetap di lingkungan kumuh, bising, dan penuh polusi dapat mengalami gangguan secara psikis karena hidup yang tidak nyaman. Termasuk lingkungan yang diselimuti kemiskinan, tidak berpendidikan, dan penuh kekerasan. 

trauma
  1. Pengalaman Hidup

Penyebab trauma psikologis lainnya yaitu pengalaman hidup yang bersifat traumatis. Bukan saja melihat di lingkungan sekitar, namun orang yang pernah menjadi objek kekerasan fisik maupun kekerasan seksual dapat mengalami trauma psikologis.

  1. Pola Pikir

Munculnya trauma psikologis tidak selalu dipicu faktor dari luar. Penyebab trauma psikologis bisa saja berasal dari pola pikir sendiri. Kehidupan sebenarnya berjalan normal, tapi pemikiran yang selalu negatif membandingkan diri dengan orang lain juga dapat menyebabkan trauma.

  1. Kebiasaan Negatif

Kebiasaan negatif yang sering dilakukan lambat-laun bisa menimbulkan trauma. Misalnya gaya hidup yang tidak sehat, menyalahgunakan obat-obatan terlarang, serta menyakiti diri sendiri dapat memicu trauma psikologis di kemudian hari.

  1. Dinamika Kehidupan

Pada orang-orang yang tidak memiliki resiliensi mental yang baik, dinamika kehidupan dapat menimbulkan trauma psikologis. Sebagai contoh dipecat dari pekerjaan, perceraian rumah tangga, konflik keluarga, maupun terlilit hutang.

Dampak Trauma Psikologis

Gejala atau dampak trauma psikologis mulai dari ringan sampai berat. Dampak tersebut dapat muncul segera setelah kejadian traumatis, maupun menimbun di alam bawah sadar bertahun-tahun sampai kemudian mulai nampak, atau dikenal dengan istilah innerchild.

Dampak trauma psikologis yang terjadi pada setiap orang bisa berbeda karena dipengaruhi oleh kondisi mental, karakteristik, serta respons emosional dan psikologis seseorang. Rentetan peristiwa traumatis yang pernah dialami sebelumnya juga memengaruhi tingkat keparahan trauma berikutnya.

Melansir Hellosehat, dampak trauma psikologis dapat meliputi reaksi mental, emosional, fisik, dan perilaku. Contoh reaksi mental pada orang yang mengalami trauma psikologis antara lain merasa hilang arah, disorientasi, sering lupa, dan sulit berkonsentrasi.

Secara emosional, dampak trauma psikologis bisa berupa muncul perasaan takut, panik, cemas, mulai mengisolasi diri, shock dengan kejadian yang menimpanya, serta waspada berlebihan. Pada tingkat lanjut juga bisa mengalami depresi.

Dampak trauma psikologis juga berpengaruh pada fisik. Gejala yang dialami antara lain gangguan tidur, sakit kepala, kelelahan, keringat berlebih, serta detak jantung yang meningkat. Sering kali muncul juga gejala mual dan muntah.

Trauma psikologis pun dapat mengubah perilaku seseorang. Misalnya mengurung diri di kamar berhari-hari, jarang mandi, tidak semangat hidup, serta mulai melakukan kegiatan tidak sehat seperti meminum minuman beralkohol secara berlebihan dan menyakiti diri sendiri.

Trauma psikologis yang terjadi lintas generasi atau intergenerational trauma bisa menimbulkan dampak yang lebih serius. Penderita bisa mengalami gangguan mental, antara lain:

  1. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) termasuk gejala yang wajar terjadi setelah mengalami kejadian traumatis. Namun gejala ini akan berlanjut jika penderita tidak segera memulihkannya. 

  1. Masalah Kehidupan Sehari-hari

Berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa trauma dapat menimbulkan masalah lain pada kehidupan sehari-hari, yang bahkan tidak berkaitan dengan dengan kejadian traumatis tersebut. Misalnya seseorang yang ditinggal orang tua meninggal dunia, trauma berkepanjangan akan menimbulkan masalah pada pekerjaan atau bisnis yang dijalaninya.

  1. Gangguan Kecemasan

Dampak trauma psikologis yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Rasa cemas dan khawatir memang sesuatu yang wajar, namun gangguan kecemasan merupakan rasa cemas yang tiba-tiba menyerang secara tidak logis.

  1. Depresi

Kesedihan mendalam dan terus-menerus dihantui ketakutan lama-kelamaan bisa memicu depresi. Secara akal sehat seharusnya kita mengetahui bahwa yang sudah terjadi harus diterima, namun dalam kondisi depresi seseorang kesulitan untuk mengatasi trauma yang dialami.

  1. Kecanduan Narkoba

Pusat kesehatan mental di Australia, Phoenix, menyebutkan bahwa salah satu dampak trauma psikologis yang berkepanjangan adalah kecanduan alkohol, rokok, dan narkoba. Penderita menganggap bahwa obat-obatan tersebut dapat mengurangi gejala yang dirasakan sehingga menggunakannya tanpa saran dokter.

Cara Mengatasi Trauma Lintas Generasi Secara Psikologis

Cara mengatasi trauma psikologis yang terjadi lintas generasi tergantung dari tingkat keparahan yang dialami. Kamu bisa berkonsultasi kepada psikolog klinis maupun psikiater untuk menegakkan diagnosis. Sehingga dapat diambil cara penanganannya yang paling tepat.

Secara umum, berikut cara mengatasi trauma psikologis yang akan membantumu mendapatkan kembali kehidupan yang baik.

  1. Terapkan Pola Hidup Sehat

Ketika kamu mengalami kejadian yang traumatis dan merasa mampu mengatasinya secara mandiri, kamu bisa memulihkan diri sendiri di rumah. Menerapkan pola hidup sehat dapat membantumu memulihkan trauma yang dialami.

Pastikan untuk cukup istirahat dengan tidur berkualitas 8 jam setiap malam. Mungkin awalnya kamu mengalami gangguan tidur, tapi berusahalah untuk tetap tidur. Kamu bisa menerapkan teknik pernapasan 478 untuk membantu mengatasi insomnia.  Dengarkan musik-musik terapi juga bisa membantumu menenangkan pikiran dan mudah terlelap.

Jangan lupa untuk makan makan bernutrisi sesuai kebutuhan tubuh. Beberapa jenis makanan juga dapat membantu mengurangi stres, seperti cokelat, alpukat, gandum, sus hangat, dan lain-lain.

  1. Rutin Olahraga

Melakukan aktivitas fisik dan olahraga merupakan salah satu cara mengatasi trauma psikologis yang dapat dilakukan secara mandiri. Olahraga akan membantu tubuhmu bugar dan melawan rasa malas.

Selama melakukan olahraga tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang bisa meningkatkan suasana hati. Sehingga perasaan sedih dan trauma dapat berkurang secara bertahap. Lakukan olahraga secara rutin untuk membantumu memulihkan diri.

trauma lintas generasi dapat diatasi melalui olahraga
  1. Tetap Berinteraksi dengan Orang Lain

Setelah mengalami kejadian traumatis, kamu membutuhkan pendampingan dari orang terdekat. Walaupun kamu membutuhkan waktu untuk sendiri, sebaiknya tetap berikan akses pada orang lain untuk memantau kondisimu. Kadang-kadang orang yang trauma tidak menyadari apa yang dilakukannya, kehadiran orang lain dapat membantu mencari pertolongan medis jika diperlukan.

Setelah siap untuk mulai bercerita kepada orang lain, kamu bisa curhat kepada orang yang dipercaya. Mengeluarkan segala beban dengan berbicara kepada orang terdekat dapat membantumu mengatasi trauma psikologis dan merasa lebih lega serta percaya diri.

  1. Terapi

Cara mengatasi trauma psikologis termasuk intergenerational trauma bisa dilakukan dengan terapi psikologi atau psikoterapi. Kamu perlu berkonsultasi kepada psikolog terapi apa yang paling tepat untuk dijalani.

Jenis psikoterapi yang bisa digunakan antara lain Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang bisa membantu penderita menerima serta mengevaluasi pikiran dan perasaan terhadap kejadian traumatis yang dialami.

Ada juga terapi Somatic Experiencing yang merupakan psikoterapi untuk membantu mengeluarkan energi negatif seperti perasaan marah, kecewa, dan kesedihan yang berkaitan dengan trauma.

  1. Obat-Obatan 

Cara mengatasi trauma psikologis bisa dilakukan dengan bantuan obat-obatan. Memang ada jenis-jenis obat yang bersifat antidepresan dan tranquilizer. Sehingga obat-obatan dapat membantu meredakan kecemasan dan mengurangi depresi.

Perlu diperhatikan bahwa obat-obatan psikotropika merupakan obat keras terbatas yang penggunaannya hanya bisa dilakukan berdasarkan resep dokter sesuai diagnosis pasien. Penderita perlu memeriksakan diri ke psikiater untuk mendapatkan resep obat yang tepat dan aman.

Memutus mata rantai intergenerational trauma perlu diupayakan agar generasi setelah kita tidak turut merasakan dampak trauma psikologis. Jika posisi kamu saat ini sebagai anak yang mengalami trauma akibat orang tua, bangunlah kesadaran untuk segera pulih dan menerima yang telah terjadi apa adanya tanpa rasa penyesalan.

Sangat penting memiliki kesadaran diri untuk memulihkan trauma dan tidak menurunkannya ke anak-anak atau generasi selanjutnya. Adapun yang kita alami di masa lalu merupakan pelajaran yang berharga agar kita bisa mencegahnya terulang di masa depan.

TAGS
#cara mengatasi trauma psikologis #dampak trauma psikologis #intergenerational trauma #penyebab trauma psikologis #trauma psikologis adalah