Artikel
Yuk, Terapkan Ramah Lingkungan Saat Hari Raya!
Ramah lingkungan adalah suatu keharusan. Apalagi pada momen Hari Raya Idulfitri di mana umat muslim merayakan kemenangan dan kembali menuju kesucian setelah beribadah di Bulan Ramadan. Menjaga keberlanjutan lingkungan merupakan salah satu kewajiban yang tidak dapat diabaikan.
Sayangnya, lonjakan jumlah sampah selama perayaan Hari Raya Idulfitri masih menjadi permasalahan yang serius. Mulai dari tradisi saling mengirim bingkisan dengan kemasan berlapis-lapis, pelaksanaan shalat Idulfitri di lapangan, makan bersama, dan aktivitas mudik dan arus balik lebaran yang rentan meningkatkan timbunan sampah.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), diperkirakan sekitar 58 juta kilogram sampah akan dihasilkan selama periode lebaran 2024, terutama di wilayah dengan potensi pergerakan manusia yang tinggi. Direktur Penanganan Sampah KLHK, Novrizal Tahar, menjelaskan bahwa estimasi ini didasarkan pada jumlah pemudik yang mencapai 193,6 juta orang menurut Kementerian Perhubungan.
Sejak tahun 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melaksanakan Kampanye Mudik Minim Sampah sebagai salah satu langkah untuk mengurangi timbulan sampah selama musim mudik Lebaran. Di tahun ini, KLHK telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2024 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.
Surat Edaran tersebut menjadi bagian terintegrasi dari Program Mudik Nasional, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah yang muncul selama periode lebaran. Gerakan ini juga mengajak pemerintah daerah, pelaku usaha, dan seluruh masyarakat untuk aktif berkontribusi dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Ramah lingkungan adalah suatu sikap yang memprioritaskan keberlanjutan alam dan ekosistem, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Contoh ramah lingkungan di antaranya penggunaan sumber daya alam secara bijak, pengurangan emisi gas rumah kaca, mengurangi sampah, dan lain-lain.
Gaya hidup ramah lingkungan menekankan pentingnya kesadaran akan dampak positif yang dapat dihasilkan bagi lingkungan dan juga kesehatan kita. Tujuannya untuk mengurangi jejak ekologis individu maupun masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, misalnya dengan menggunakan sedotan ramah lingkungan, wadah makanan ramah lingkungan, serta baju thrifting.
Bagaimana penerapan konkret dari ramah lingkungan saat hari raya? Berikut Contoh ramah lingkungan yang bisa kita terapkan selama periode lebaran.
1. Pilih Hampers Ramah Lingkungan
Tradisi saling mengirim bingkisan Lebaran atau hampers telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri di banyak budaya di seluruh dunia. Memilih hampers ramah lingkungan adalah salah satu langkah nyata dalam mengatasi masalah sampah kemasan yang berlapis-lapis dan sulit terurai.
Memilih hampers perlu mengedepankan produk-produk dengan kemasan yang ramah lingkungan, seperti kemasan biodegradable atau kemasan yang dapat terurai secara alami. Misalnya, sebuah hampers dapat berisi produk-produk makanan yang dikemas dalam kemasan kertas yang bisa terurai tanpa meninggalkan jejak polusi plastik di alam.
Praktik ini juga mengajak kita untuk lebih bijak dalam menggunakan kemasan hampers, misalnya dengan memilih hampers dengan kemasan minimalis atau mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Contohnya kemasan sederhana seperti kotak kertas atau kantong kain yang bisa digunakan kembali.
Selain manfaat langsung terhadap lingkungan, memilih hampers ramah lingkungan juga membantu meningkatkan kesadaran dalam mengurangi dampak negatif sampah kemasan. Hal ini dapat memicu perubahan perilaku konsumsi yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan mendorong produsen untuk lebih fokus pada pengembangan kemasan yang berkelanjutan.
2. Gunakan Wadah Makanan Ramah Lingkungan
Wadah makanan sekali pakai, seperti styrofoam atau plastik, sering kali digunakan dalam jamuan hari raya dengan alasan kepraktisan. Padahal material tersebut sulit terurai dan berkontribusi pada masalah sampah plastik global.
Kita sebaiknya mengganti penggunaan piring dan gelas plastik sekali pakai dengan wadah makanan ramah lingkungan yang dapat digunakan berulang kali. Kita juga dapat memilih atau alat makan yang terbuat dari bahan ramah lingkungan, seperti kertas atau bambu.
Penggunaan wadah makanan ramah lingkungan tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga melindungi kesehatan kita. Bahan-bahan ramah lingkungan tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat terlepas ke dalam makanan, sehingga lebih aman bagi kesehatan.
Contoh ramah lingkungan yang bisa kita terapkan di antaranya menggunakan kotak makanan stainless steel untuk menyimpan makanan saat berkumpul bersama keluarga atau teman saat Hari Raya. Alih-alih menyuguhkan air mineral dalam gelas plastik sekali pakai, kita dapat memilih gelas kaca maupun gelas kertas.
3. Bawa Botol Minum Sendiri
Kebiasaan jalan-jalan bersama keluarga ke tempat wisata selama libur hari raya sering kali meningkatkan penggunaan kemasan plastik dan bahan sekali pakai, seperti botol air minum plastik dan sedotan. Sebaiknya kita membawa botol minum sendiri untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.
Misalnya, saat berkunjung ke pantai atau tempat wisata kita dapat membawa botol minum sendiri yang dapat diisi ulang dengan air minum. Ini akan mengurangi penggunaan botol air plastik sekali pakai yang mencemari lingkungan.
Botol air minum reusable, seperti botol stainless steel atau botol kaca, memiliki umur pakai yang lebih panjang daripada botol air plastik sekali pakai. Hal ini membantu mengurangi limbah plastik yang berserakan di sekitar tempat wisata dan membahayakan kehidupan satwa liar.
Tidak hanya botol minum, penggunaan sedotan ramah lingkungan juga dapat menjadi bagian gaya hidup sehari-hari. Sebagai contoh, hindari penggunaan sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan stainless steel atau sedotan bambu yang dapat digunakan berulang kali.
4. Hemat Energi
Euforia selama hari raya dan asyiknya berkumpul dengan keluarga sering kali membuat kita lupa akan pentingnya menghemat energi. Padahal hemat energi merupakan langkah yang efektif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Salah satu contoh sederhana tindakan ramah lingkungan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan lampu dan perangkat listrik saat merayakan hari raya. Kita dapat memanfaatkan cahaya alami dari matahari di siang hari dengan membuka tirai atau jendela, sehingga tidak terlalu bergantung pada lampu di dalam rumah.
Saat berkumpul dengan keluarga kita dapat mengatur penggunaan AC atau pengatur suhu ruangan dengan bijak. Misalnya, mematikan AC saat tidak ada orang di ruangan atau mengatur suhu sesuai kebutuhan agar tetap nyaman tanpa harus menguras energi listrik yang berlebihan.
Selain itu, penting untuk mematikan dan mencabut aliran listrik pada perangkat yang tidak sedang digunakan, seperti charger handphone atau laptop. Penggunaan standby pada perangkat listrik dapat menghabiskan energi yang tidak perlu, sehingga disarankan untuk benar-benar mematikan perangkat ketika tidak digunakan.
Di samping mengelola energi listrik, penggunaan air juga perlu diperhatikan. Saat membersihkan rumah atau kegiatan lainnya, hindari penggunaan air secara berlebihan. Misalnya, gunakan air sisa cucian untuk membersihkan halaman.
5. Sajikan Makanan Secukupnya
Setelah mengendalikan pola makan selama berpuasa, perayaan Hari Raya Idulfitri sebaiknya tidak dijadikan ajang pelampiasan dalam mengonsumsi makanan. Dalam suasana euforia perayaan, seringkali kita tergoda untuk menyediakan banyak hidangan berlebihan yang pada akhirnya tidak habis dan berujung pada penumpukan sampah makanan.
Mengelola porsi makanan yang disediakan menjadi hal penting. Kita bisa mulai dengan merencanakan menu dengan bijak, memperhitungkan jumlah anggota keluarga yang hadir serta selera masing-masing.
Contoh ramah lingkungan dalam menyajikan hidangan Lebaran di antaranya kita bisa memperkirakan porsi yang sesuai dengan kebutuhan dan mengurangi penyajian berlebihan yang berpotensi menjadi sumber sampah. Penting juga untuk mengajarkan kebiasaan menghabiskan makanan kepada seluruh anggota keluarga.
Membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan hingga habis merupakan upaya nyata gaya hidup ramah lingkungan. Jika ada sisa makanan, kita dapat menyimpannya dengan baik dan mengolahnya menjadi hidangan lain agar tidak terbuang percuma.
Pilihan camilan juga dapat menjadi pertimbangan ramah lingkungan saat hari raya. Kita dapat mengganti camilan pabrikan dengan camilan buatan sendiri. Camilan buatan sendiri tidak hanya lebih sehat karena kita dapat mengontrol bahan-bahan yang digunakan, tetapi juga mengurangi sampah kemasan plastik atau kertas dari camilan pabrikan.
6. Baju Thrifting Bisa Menjadi Pilihan
Baju thrifting adalah pakaian yang ditemukan atau dibeli dari toko-toko pakaian bekas atau bazar, yang masih dalam kondisi layak pakai dan bisa dipakai kembali. Konsep ini mencerminkan praktik ramah lingkungan yang mengedepankan penggunaan kembali barang yang sudah ada untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang dihasilkan dari produksi pakaian baru.
Penggunaan baju thrifting, atau baju bekas yang masih layak pakai, merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi limbah tekstil dan memberikan kesempatan kedua pada pakaian yang sudah ada. Dengan membeli atau menggunakan baju-baju bekas, kita berkontribusi mengurangi jumlah sampah tekstil yang masuk ke tempat pembuangan akhir, sekaligus mendukung konsep ekonomi sirkular yang mempromosikan penggunaan kembali barang-barang yang sudah ada.
Selain itu, menggunakan baju thrifting juga bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis dan hemat, terutama saat mempersiapkan pakaian untuk merayakan Hari Raya. Kita dapat menemukan pakaian berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau daripada membeli pakaian baru. Ada banyak juga bazar pakaian bekas untuk melakukan pertukaran baju dengan teman atau keluarga.
Pilihan baju thrifting juga dapat memberikan keunikan dan gaya yang berbeda dalam penampilan kita saat merayakan hari raya. Kita bisa menemukan pakaian dengan desain klasik atau retro yang sulit ditemukan di toko-toko pakaian baru.
Penggunaan baju thrifting juga dapat menginspirasi orang lain untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan dengan memberikan contoh nyata. Kita membuktikan langsung bahwa dapat tampil dengan gaya yang modis dan terkini tanpa harus membeli pakaian baru berlebihan.
7. Gunakan Transportasi Umum atau Berbagi Tumpangan Kendaraan
Tradisi mudik maupun silaturahmi mengunjungi keluarga merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan hari raya. Namun, penting bagi kita untuk memikirkan cara transportasi yang ramah lingkungan.
Salah satu contoh ramah lingkungan yang dapat kita terapkan adalah dengan menggunakan transportasi umum atau berbagi tumpangan kendaraan. Dengan memilih transportasi umum seperti kereta api, bus, atau angkutan umum lainnya, kita dapat mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor. Sekaligus membantu mengurangi kemacetan dan kepadatan lalu lintas selama periode mudik dan balik Lebaran.
Selain itu, kita dapat berbagi tumpangan kendaraan dengan keluarga atau teman-teman. Misalnya, gunakan mobil bersama-sama dengan anggota keluarga atau berbagi kendaraan dengan tetangga yang memiliki rute perjalanan yang sama.
Merayakan lebaran dengan tetap berkomitmen pada kebiasaan ramah lingkungan adalah suatu bentuk tanggung jawab kolektif kita terhadap alam. Dengan mempertahankan gaya hidup ramah lingkungan, kita memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar kita, sekaligus bisa memberikan contoh inspiratif bagi orang lain. Setiap langkah kecil yang kita ambil, seperti menggunakan wadah makanan ramah lingkungan, mendaur ulang barang-barang, atau mengoptimalkan penggunaan energi, memiliki nilai yang besar dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mari kita lanjutkan kebiasaan baik ini sambil terus mengajak orang-orang terdekat untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan.
#baju thrifting #contoh ramah lingkungan #ramah lingkungan adalah #sedotan ramah lingkungan #wadah makanan ramah lingkungan