Artikel

Memaafkan dan Meminta Maaf, Mana Lebih Utama?

Keutamaan memaafkan dan meminta maaf salah satunya sebagai cara membersihkan hati dan pikiran. Kadang-kadang tanpa sengaja kita lalai jaga lisan dan ucapan sehingga menyakiti orang lain. Daripada saling berprasangka, lebih baik saling memaafkan.

Pada momen hari raya Idulfitri biasanya masyarakat Indonesia akan saling mengunjungi dan bermaaf-maafan. Ucapan “Mohon Maaf Lahir dan Batin” kerap kita dengar, bahkan dari orang yang baru pertama kali bertemu. Sehingga permohonan maaf terkesan mudah sekali diucapkan dan kehilangan esensinya.

Padahal, pada dasarnya manusia memiliki ego masing-masing yang menjadikannya sulit untuk meminta maaf. Ada self defense mechanism yang membuat manusia tidak ingin disalahkan. Keputusan untuk meminta maaf maupun memberi maaf, sama-sama memerlukan keberanian, kebijakan, dan ketulusan hati. 

Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, lebih utama memaafkan atau meminta maaf? Manfaat memaafkan bukan hanya untuk orang yang meminta maaf, melainkan juga untuk diri sendiri. Jika ada orang yang pernah melakukan kesalahan dan menyakiti kita, membalas menyakitinya bukanlah tindakan yang bijak.

Balas dendam terbaik adalah dengan memaafkan dan menyadarkan orang tersebut tentang kesalahannya dengan pembuktian faktual. Sebaiknya jauhi overthinking dan mulailah introspeksi diri. 

Para ahli telah melakukan banyak penelitian untuk membuktikan keutamaan meminta maaf dan memaafkan. Ternyata, meminta maaf dan memaafkan berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental. 

Ketahui apa saja manfaat memaafkan dan meminta maaf bagi kesehatan jiwa dan raga. Ikuti juga tips balas dendam terbaik sebagai salah satu cara membersihkan hati dan pikiran. Selengkapnya simak penjelasan berikut!

Manfaat Memaafkan dan Meminta Maaf bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Memaafkan adalah tindakan yang membebaskan diri dari dendam dan rasa sakit akibat pengkhianatan atau perlakuan buruk yang pernah dilakukan oleh orang lain. Demikian halnya dengan meminta maaf yang merupakan bentuk tanggung jawab atas kesalahan dan juga berguna untuk meringankan perasaan bersalah terhadap orang lain.

Banyak orang yang menganggap bahwa memaafkan seseorang adalah tindakan yang memudahkan pihak yang melakukan kesalahan untuk melanjutkan hidupnya, namun sebenarnya manfaat memaafkan juga baik bagi kesehatan fisik dan mental. 

Berikut adalah 7 manfaat memaafkan dan meminta maaf bagi kesehatan fisik dan mental.

  1. Menjaga Kesehatan Jantung

Stres dan marah bisa memicu peningkatan tekanan darah, yang pada gilirannya bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun dengan memaafkan kita dapat mengurangi tingkat stres dan perasaan marah tersebut. Sehingga bisa membantu menjaga kesehatan jantung. 

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California San Diego menemukan bahwa orang yang lebih sering memaafkan memiliki tingkat tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang menyimpan dendam di hatinya. Sehingga secara tidak langsung memaafkan dapat meningkatkan kesehatan jantung.

  1. Meningkatkan Kualitas Tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Sayangnya, stres dan perasaan marah yang terus-menerus dapat mengganggu kualitas tidur seseorang. 

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Massachusetts, Amherst, ditemukan bahwa orang yang lebih sering memaafkan memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang lebih sulit memaafkan. Orang yang diliputi perasaan dendam biasanya akan mengalami gangguan tidur atau insomnia.

  1. Menghadirkan Kebahagiaan

Memaafkan dan meminta maaf dapat membantu kita merasa lebih bahagia dan puas terhadap apapun yang dialami dalam hidup. Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Hope College menemukan bahwa orang yang mudah memaafkan memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. 

Hal ini sangat logis karena ketika kita memaafkan seseorang artinya kita membebaskan diri dari dendam dan amarah. Memaafkan merupakan cara membersihkan hati dan pikiran. Sehingga pada akhirnya kita dapat merasakan kebahagiaan dan perasaan yang lebih lapang.

  1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Perasaan dendam, stres, dan amarah dapat melemahkan sistem imunitas yang pada gilirannya dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi. Namun, memaafkan dapat mengurangi perasaan negatif tersebut.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Wisconsin menemukan bahwa orang yang lebih sering memaafkan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang lebih sulit memaafkan. 

  1. Mencegah Depresi dan Gangguan Kecemasan

Manfaat memaafkan juga dapat membantu menjaga kesehatan mental, seperti mencegah depresi dan kecemasan. Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Michigan menyebutkan bahwa orang yang mudah memaafkan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah.

Depresi dan gangguan kecemasan merupakan momok yang kerap mengiringi perasaan stres dan marah akibat konflik dengan orang lain. Jika dibiarkan berlarut-larut maka risiko gangguan kesehatan mental akan semakin besar. Sangat penting untuk bisa setulus hati meminta maaf dan memaafkan agar kesehatan mental tetap terjaga.

  1. Memperbaiki Hubungan Sosial

Memaafkan dapat membantu meningkatkan hubungan sosial kita dengan orang lain. Ketika kita meminta maaf atau memaafkan seseorang, kita telah berupaya membangun kembali kepercayaan dan hubungan baik dengan orang lain.

Memaafkan dan meminta maaf di antara dua orang teman tidaklah mudah tapi diperlukan

Sebuah studi yang dijelaskan pada jurnal Frontiers in Psychology mengungkapkan bahwa seseorang yang menerima permintaan maaf cenderung bisa percaya kembali kepada orang yang pernah menyakitinya.

  1. Meningkatkan Kesadaran Diri dan Lebih Berhati-Hati

Ketika memaafkan seseorang, kita belajar untuk menerima kesulitan dan rasa sakit sebagai bagian dari hidup yang wajar terjadi. Hal ini bisa membantu kita mengembangkan kemampuan untuk proaktif terhadap kesulitan dan rasa sakit selanjutnya. 

Pengalaman tersebut akan membuat kita lebih berhati-hati dan lebih bijak dalam bertindak serta jaga lisan dan ucapan. Sehingga kita menjadi lebih kuat, tangguh, serta lebih mudah menangani masalah hidup di kemudian hari.

Memaafkan memang tidak selalu mudah, namun jika kita mampu melakukannya akan membawa banyak manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mental. Jadi, jangan ragu untuk memaafkan seseorang yang pernah melakukan kesalahan. Memaafkan adalah tindakan yang baik bagi diri sendiri dan orang lain.

Cara Balas Dendam Terbaik

Mengapa terasa sulit untuk memaafkan kesalahan? Pada dasarnya manusia memiliki hasrat untuk membalas dendam kepada orang yang pernah menyakiti. Pembalasan dendam ini bisa berupa hinaan maupun perbuatan buruk yang setimpal dengan yang pernah diterima.

Balas dendam dengan kejahatan yang setimpal tersebut sebenarnya bukan hanya menyakiti orang lain, tapi juga diri sendiri. Kepuasan yang dirasakan hanya berlangsung sesaat dan akan berganti dengan perasaan bersalah juga.

Alih-alih membalas dendam dengan perbuatan buruk, ada cara yang lebih bijak demi kebaikan bersama. Balas dendam terbaik adalah dengan melakukan tahapan tindakan yang benar, mulai dari menenangkan diri, konfirmasi, fokus pada diri sendiri, membuktikan keberhasilan, serta memaafkan dengan tulus sepenuh hati.

  1. Menenangkan Diri

Saat kita menerima ucapan maupun perlakuan buruk orang lain, mungkin kita akan merasa kaget, sedih, dan marah. Jika tidak diredam luapan emosi tersebut bisa menimbulkan tindakan reaktif yang dikhawatirkan akan kita sesali nantinya.

Sangat penting untuk menenangkan diri terlebih dahulu dan mencerna baik-baik apa yang sebenarnya terjadi. Kita bisa menjauh sejenak, menarik napas dalam, meminum air putih, dan menenangkan pikiran.

  1. Konfirmasi

Setelah luapan emosi mereda dan kita bisa berpikir jernih, ada baiknya untuk melakukan konfirmasi langsung. Mungkin dibutuhkan waktu beberapa jam maupun beberapa hari untuk menyiapkan diri agar dapat bertanya langsung kepada yang bersangkutan.

Sebaiknya hindari overthinking dan mengambil kesimpulan sepihak yang belum tentu benar. Siapa tau orang lain juga punya alasan tersendiri yang jika kita mau memahaminya maka kita bisa lebih objektif dan menerima keadaan.

  1. Fokus pada Diri Sendiri

Kita tidak bisa mengendalikan perkataan dan perbuatan orang lain. Setelah mengalami kejadian yang traumatis, fokus pada diri sendiri merupakan tindakan yang tepat. Kita bisa menerapkan cara membersihkan hati dan pikiran serta mencari solusi. 

Pada tahap ini kita dapat merancang strategi untuk mengatasi masalah yang dialami. Petakan masalah yang terjadi dan tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk mengatasinya. Kemudian tentukan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka panjang dan buat perencanaan tindakan yang harus dilakukan.

  1. Membuktikan Keberhasilan

Balas dendam terbaik adalah membuktikan keberhasilan yang konkret. Seringkali orang lain meremehkan seseorang karena dianggap gagal dan tidak berdaya. Kata-kata pembelaan saja kadang tidak cukup untuk membungkam cibiran orang.

Perlu diperhatikan bahwa keberhasilan yang kita kejar merupakan keberhasilan dari versi terbaik diri sendiri. Setiap orang memiliki standar keberhasilan yang berbeda-beda, membandingkan keberhasilan kita dengan orang lain hanya akan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada diri sendiri.

  1. Memaafkan atau Meminta Maaf dengan Tulus

Kita telah mengetahui bahwa ada banyak manfaat memaafkan bagi kesehatan fisik dan mental. Walaupun terasa sangat sakit dan ingin sekali membalas dendam dengan kejahatan setimpal, kita harus bisa mengendalikan tindakan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Memaafkan dengan tulus merupakan bagian dari pembalasan dendam yang positif. Dengan memaafkan kita membuktikan bahwa kita berada pada level yang terhormat dan memiliki jiwa besar. Diharapkan orang yang kita maafkan pun akan sadar dan memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan.

Kadang-kadang, kita juga perlu meminta maaf walaupun belum tentu salah. Meminta maaf dengan tulus dan sepenuh hati memiliki keutamaan tersendiri. Alih-alih menunggu orang lain meminta maaf, tidak ada salahnya kita meminta maaf terlebih dahulu.

Meskipun demikian, terlalu mudah dan terlalu sering meminta maaf juga tidak dianjurkan. Bahkan ada istilah sorry syndrome untuk orang cenderung meminta maaf terus menerus atas urusan yang sepele dan bukan kesalahannya.

Guna menghindari sorry syndrom sebaiknya kita berlatih menempatkan permohonan maaf pada situasi yang tepat. Apabila tidak bisa mengendalikan diri dan terus-menerus mengucapkan maaf secara berlebihan, konsultasi dengan psikolog dapat dilakukan.

Perlu dipahami, walaupun keutamaan meminta maaf dan manfaat memaafkan cukup banyak bagi kesehatan, namun kita perlu menghindari munculnya konflik dengan orang lain. Berusaha jaga lisan dan ucapan sangat penting untuk meminimalisir kesalahan supaya tidak menyinggung orang lain. 

Meskipun demikian, kita tentu tidak dapat mengendalikan ucapan dan tindakan orang lain. Jika perlakuan yang kita terima ada yang tidak menyenangkan, kita perlu menerapkan cara membersihkan hati dan pikiran sendiri. Alihkan perhatian, tarik napas dalam, tenangkan pikiran, kelola stres, dan sampaikan pembelaan jika diperlukan.

TAGS
#balas dendam terbaik adalah #cara membersihkan hati dan pikiran #jaga lisan dan ucapan #Keutamaan meminta maaf #Manfaat memaafkan