Ulasan

Bahaya Styrofoam bagi Kesehatan dan Lingkungan

Bahaya styrofoam ternyata banyak sekali

Simpang-siur kabar bahaya styrofoam bagi kesehatan telah beredar dalam beberapa tahun terakhir. Namun nyatanya masih banyak kegunaan styrofoam yang belum dapat tergantikan sepenuhnya, sehingga material ini masih terus digunakan sampai sekarang.

Selain ancaman kesehatan, bahaya styrofoam bagi lingkungan juga patut diwaspadai. Berdasarkan hasil riset LIPI atau BRIN pada 18 kota di Indonesia, terdapat 1 juta ton sampah masuk ke laut pada 2018 yang sebagian besar diantaranya adalah plastik dan styrofoam.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI bersama berbagai pihak telah berupaya menanggulangi masalah sampah plastik dan styrofoam. Pemerintah sendiri telah menerbitkan Peraturan Presiden nomor 83 tahun 2018 tentang penanganan sampah laut.

Bagaimana dengan kita? Sudah saatnya kita lebih bijak dalam menggunakan styrofoam di kehidupan sehari-hari. Pahami selengkapnya apa itu styrofoam, kegunaannya, serta bahaya styrofoam bagi kesehatan dan lingkungan. Ketahui juga cara daur ulang styrofoam dan bahan pengganti styrofoam yang ramah lingkungan. Berikut ulasannya!

Pengertian dan Kegunaan Styrofoam

Apa itu styrofoam? Styrofoam adalah plastik polystyrene atau plastik keras yang biasanya digunakan untuk kemasan dan wadah makanan dan minuman sekali pakai. Bahan polystyrene pada dasarnya ringan dan mudah rapuh, kemudian ditambahkan seng dan senyawa butadien. Sehingga styrofoam yang kita kenal sekarang memiliki tekstur yang padat, kuat, namun ringan dibandingkan plastik biasa.

Nama styrofoam sendiri merupakan merek dagang yang dipatenkan oleh Perusahaan Dow Chemical untuk jenis polystyrene foam. Awalnya material ini dibuat dengan maksud sebagai insulator pada bahan konstruksi, bukan sebagai kemasan makanan.

Styrofoam ternyata diciptakan sebagai bahan konstruksi, bukan kemasan makanan

Styrofoam memiliki struktur dengan butiran-butiran dengan kerapatan rendah. Rongga di antara butiran tersebut berisi udara yang tidak dapat menghantarkan panas. Ini menjadikan bobot material ini sangat ringan serta cocok digunakan sebagai penyekat panas.

Kegunaan styrofoam antara lain sebagai isolator pada konstruksi bangunan. Panel styrofoam berperan untuk menjaga suhu serta kelembaban udara dalam ruangan. Styrofoam juga digunakan sebagai lapisan pelindung pada helm bagian dalam.

Selain untuk isolator konstruksi bangunan, kegunaan styrofoam juga sangat penting di berbagai bidang industri lainnya. Pada industri barang elektronik, styrofoam digunakan pada proses pengemasan sebagai pelindung produk dari benturan selama masa pengiriman. 

Kegunaan styrofoam lainnya yakni untuk bahan pelampung serta pembuatan rakit penolong. Hal ini dimungkinkan karena massa jenis styrofoam jauh lebih rendah dari air yang secara teknis menjadikannya tidak dapat tenggelam.

Sayangnya, saat ini styrofoam semakin populer digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman sekali pakai, meskipun hal tersebut telah menyimpang dari kegunaan styrofoam yang seharusnya.

Styrofoam juga merupakan bahan pelindung pada proses pengiriman barang

Kegunaan styrofoam sebagai kemasan atau wadah makanan dan minuman dinilai memiliki banyak kelebihan, antara lain:

  1. Harga Terjangkau

Styrofoam memiliki keunggulan karena harganya yang lebih murah dibandingkan plastik maupun kertas atau kardus. Dengan kata lain, penjual makanan dapat menekan biaya kemasan dan bisa memberikan harga jual yang kompetitif untuk produknya.

  1. Tahan Air

Styrofoam dapat dibentuk menjadi gelas untuk digunakan sebagai wadah minuman. Hal ini dikarenakan bahan styrofoam bersifat tahan air. Styrofoam juga dapat dibentuk seperti mangkuk dan digunakan untuk wadah sup maupun mie instan.

  1. Praktis

Kegunaan styrofoam sebagai wadah makanan sekali pakai dinilai praktis serta memudahkan saat penyelenggaraan acara jamuan makan. Penyelenggara acara tidak perlu repot mencuci piring karena wadah makan styrofoam dapat langsung dibuang ke tempat sampah.

Meskipun dinilai memiliki banyak keunggulan, ada bahaya mengintai dari penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan dan minuman. Bahaya styrofoam bagi kesehatan tidak dapat kita abaikan.

Di samping itu, bahaya styrofoam bagi lingkungan juga semakin kentara dengan masifnya penggunaan styrofoam beberapa tahun terakhir ini. Jika dibandingkan dengan nilai plus yang dimiliki, penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan lebih banyak nilai minusnya.

Bahaya Styrofoam bagi Kesehatan dan Cara Mencegahnya

Meskipun kegunaan styrofoam cukup banyak, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan perlu diperhatikan. Perlu diketahui bahwa pembuatan styrofoam menggunakan beberapa zat kimia, diantaranya benzene dan styrene atau stirena.

Melansir Hellosehat, zat kimia benzene dan styrene telah terbukti dapat berdampak buruk  bagi kesehatan, salah satunya dapat menjadi pemicu kanker. WHO sendiri menyatakan bahwa benzene bersifat karsinogenik, yakni menyebabkan tumbuhnya sel kanker dalam tubuh.

Bahaya styrofoam bagi kesehatan berasal dari kontaminasi benzene dan styrene pada makanan dan minuman yang kita konsumsi. Gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan antara lain sakit kepala, gangguan sistem saraf, meningkatkan risiko limfoma dan leukemia, serta mengganggu perkembangan janin.

Kontaminasi stirena yang masuk ke tubuh dalam jumlah sedikit diklasifikasikan sebagai paparan sedang. Dalam kondisi ini efek kesehatan yang ditimbulkan antara lain gangguan sistem pernapasan, iritasi mata dan iritasi kulit.

Pada paparan tinggi, kontaminasi stirena akan meracuni tubuh. Hal ini bisa terjadi misalnya karena penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan secara terus-menerus. Selain bersifat karsinogenik, stirena juga bersifat genotoksik dan merusak DNA manusia. 

Tidak hanya itu, bahaya styrofoam bagi kesehatan juga mengancam organ ginjal dan hati. Paparan zat styrene atau stirena bersifat ototoksik, hepatotoksik, dan nefrotoksik. Zat tersebut juga dapat memicu depresi saraf pusat.

Kontaminasi zat kimia berbahaya pada styrofoam ke makanan atau minuman dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya:

  • Suhu makanan: Semakin tinggi suhu makanan maka akan semakin mudah zat styrene terlepas dan bercampur dengan makanan.
  • Lama kontak: Semakin lama menyimpan makanan dalam styrofoam maka akan semakin banyak zat styrene yang mengkontaminasi makanan.
  • Lemak makanan: Semakin tinggi kandungan lemak pada makanan maka semakin mudah zat styrene masuk ke makanan.

Melihat adanya bahaya styrofoam bagi kesehatan, mengapa styrofoam masih bebas beredar dan digunakan sebagai wadah makanan? Berdasarkan pernyataan WHO, styrene tidak dapat menimbulkan gangguan kesehatan jika kurang dari 5000 ppm di dalam tubuh.

Sebagai kemasan dan wadah makanan, kisaran styrene yang terlepas dari styrofoam dan bercampur dengan makanan berjumlah 0,05 ppm. Oleh karenanya Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI menyatakan styrofoam aman digunakan sebagai wadah makanan.

Bahaya styrofoam pada wadah makanan ternyata cukup banyak
Penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan sudah tidak dianjurkan di beberapa negara

Namun, dalam menggunakan styrofoam, sebaiknya kita memperhatikan langkah preventif untuk mengatasi bahaya styrofoam bagi kesehatan. Lakukan hal berikut ini:

  1. Perhatikan suhu makanan yang akan ditaruh di wadah styrofoam. Jika masih terlalu panas, sebaiknya tunggu beberapa saat agar suhu makanan tidak terlalu tinggi.
  2. Gunakan lapisan agar makanan tidak langsung menyentuh styrofoam, misalnya kamu bisa melapisinya dengan plastik foodgrade maupun daun pisang.
  3. Langsung pindahkan makanan ke wadah lain jika akan disimpan dalam waktu lama, misalnya lebih dari 4-6 jam.
  4. Hindari penggunaan styrofoam untuk makanan berlemak tinggi seperti rendang padang, gulai kikil sapi, dan lain-lain.

Ilmu pengetahuan terus berkembang. Penelitian tentang bahaya styrofoam bagi kesehatan masih terus dilakukan. Walaupun saat ini cemaran zat styrene dianggap masih dalam batas aman, bukan tidak mungkin nantinya akan ditemukan penemuan baru dengan pernyataan lain.

Mengapa kita mau mengambil risiko tersebut? Padahal jelas-jelas taruhannya adalah kesehatan diri sendiri dan keluarga. Masih ada banyak material yang bisa digunakan sebagai pengganti styrofoam yang lebih aman bagi kesehatan.

Bahaya Styrofoam bagi Lingkungan dan Cara Mengatasinya

Selain berbahaya bagi kesehatan, penggunaan styrofoam dan sampah plastik menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Kegunaan styrofoam yang dinilai praktis dan murah mendorong penggunaan material ini secara besar-besaran, terutama sebagai wadah makanan sekali pakai.

Sampah styrofoam membutuhkan waktu hingga 1 juta tahun untuk dapat terurai di tanah. Styrofoam tidak dapat terurai secara biologis, melainkan berubah menjadi mikroplastik yang mencemari lingkungan.

Selain menjadi sampah abadi yang sulit terurai, produksi styrofoam juga menggunakan chlorofluorocarbons (CFC). CFC yang lebih dikenal dengan sebutan freon ini dapat memicu terbentuknya selimut polusi dan merusak lapisan ozon. 

Beberapa negara telah membatasi bahkan melarang penggunaan plastik dan styrofoam untuk produk sekali pakai. Sebagai contoh Uni Emirat Arab yang menerbitkan Resolusi Menteri nomor 380 tahun 2022 tentang pengaturan penggunaan produk sekali pakai. Aturan tersebut akan diberlakukan mulai 1 Januari 2024.

Bahaya styrofoam bagi lingkungan tidak boleh dianggap sepele. Seluruh pihak perlu bersinergi guna mengatasi permasalahan lingkungan. Kita bisa memulainya dari kebiasaan sehari-hari.

Berikut tips menyelamatkan bumi dan mengantisipasi bahaya styrofoam bagi lingkungan.

  1. Membawa Wadah Makanan Sendiri

Wadah makanan yang dapat dipakai berulang kali sangat bermanfaat untuk mengurangi produksi sampah kemasan. Kamu bisa membeli wadah makanan yang terbuat dari serat gandum yang ramah lingkungan. 

Bawalah wadah makanan sendiri ketika membeli makanan. Demikian juga ketika membeli minuman, sebaiknya kita membawa tumbler sendiri. Untuk mendukung aksi melestarikan lingkungan ini, beberapa gerai memberikan diskon khusus jika kita membawa tumbler sendiri.

Membawa tumbler sendiri bisa menjadi langkah menyelamatkan lingkungan
  1. Pilih Bunga Standing 

Bunga papan yang kerap digunakan untuk ucapan selamat merayakan sesuatu menggunakan styrofoam sebagai bahan dasarnya. Padahal deretan bunga papan tersebut akan berakhir menjadi sampah setelah acara selesai.

Alih-alih menggunakan bunga papan, kita bisa memesan buket bunga dalam vas atau bunga standing untuk memberikan ucapan selamat kepada relasi. Buket bunga dalam vas tidak menggunakan banyak styrofoam serta bisa digunakan dalam waktu lama sebagai dekorasi ruangan.

  1. Memilah Sampah

Ada kalanya kita tidak dapat menghindari penggunaan styrofoam. Misalnya saat kita menerima makanan dari orang lain yang menggunakan wadah styrofoam. Tindakan yang dapat kita lakukan yakni memilah sampah agar bisa dikelola sesuai dengan jenisnya.

Pisahkanlah sampah organik seperti sisa makanan maupun sayuran pada tempat khusus. Kemudian sampah anorganik seperti plastik dan styrofoam kita pisahkan juga sesuai dengan jenisnya. Hal ini akan memudahkan petugas kebersihan dalam mengelola sampah di TPA. Langkah kecil ini dapat membantu mengatasi kondisi darurat sampah yang terjadi di Indonesia.

  1. Menggunakan Kembali Styrofoam Bekas

Cara lainnya untuk melestarikan lingkungan yakni dengan menggunakan kembali styrofoam bekas untuk fungsi lainnya. Kamu bisa menggunakan styrofoam sebagai wadah tanaman hidroponik. Styrofoam juga bisa dikreasikan menjadi beragam produk kerajinan tangan seperti pigura, wadah aksesoris, pot tanaman, dan lain-lain.

  1. Daur Ulang Styrofoam

Daur ulang styrofoam merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan bumi dari timbunan sampah. Seperti diketahui bahwa sampah plastik dan styrofoam tidak dapat terurai secara biologis di alam. Dibutuhkan usaha kita bersama untuk daur ulang styrofoam menjadi bahan baku baru yang dapat digunakan untuk produksi kembali.

Industri daur ulang styrofoam perlu dikembangkan agar dapat menampung sampah styrofoam dari rumah tangga. Kita dapat mengumpulkan styrofoam bekas pakai kemudian menyerahkannya ke penampungan sementara. Dari penampungan ini sampah styrofoam akan dikirim ke tempat daur ulang styrofoam.

Pengganti Styrofoam 

Bahaya styrofoam bagi kesehatan dan lingkungan bisa jadi terus mengintai di masa depan. Maka dari itu sangat penting untuk mencari pengganti styrofoam yang aman untuk kesehatan dan ramah lingkungan.

Para ilmuwan telah meneliti beberapa bahan alami dan menciptakan bahan alternatif yang diharapkan dapat menjadi pengganti styrofoam. Kita juga dapat memilih wadah makanan lainnya untuk menghindari penggunaan styrofoam yang berlebihan.

Besek bambu merupakan salah satu alternatif wadah makanan pengganti styrofoam

Berikut beberapa alternatif pengganti styrofoam yang dapat kita gunakan sebagai wadah makanan maupun minuman.

  1. Besek Bambu

Besek bambu merupakan wadah makanan yang terbuat dari bilah bambu yang dianyam membentuk mangkok kotak. Penggunaan besek bambu dapat meningkatkan estetika makanan yang dikemasnya.

Besek bambu dapat menjadi pengganti styrofoam. Meskipun harganya jauh lebih mahal, besek bambu terbuat dari bahan ramah lingkungan sehingga penggunaannya tidak merusak lapisan ozon.

  1. Daun Pisang

Penggunaan daun pisang sebagai wadah makanan telah lama menjadi tradisi di Indonesia. Sebelum adanya styrofoam, kakek moyang kita telah menggunakan daun pisang untuk membungkus makanan. Daun pisang dapat dijadikan pengganti styrofoam, bukan malah sebaliknya. Kita dapat menggunakan daun pisang untuk membungkus nasi, kue, dan makanan lainnya.

  1. Daun Jati

Selain daun pisang, daun jati juga dapat digunakan sebagai kemasan makanan sekali pakai yang aman untuk kesehatan dan lingkungan. Daun jati memiliki karakteristik daun yang lebar dan tidak mudah sobek. Biasanya daun ini digunakan untuk membungkus nasi dan kue pada acara adat.

Daun pisang merupakan salah satu wadah makanan yang sudah digunakan turun temurun
  1. Biofam

Biofam telah digadang-gadang sebagai alternatif pengganti styrofoam sejak beberapa tahun lalu, namun sampai saat ini kepopulerannya belum bisa menandingi styrofoam. Tidak banyak masyarakat yang tahu apa itu biofam.

Biofam terbuat dari bahan-bahan alami seperti pati ubi, pati singkong, serta pati yang telah dimodifikasi dengan bonggol pisang, kulit pisang, maupun ampas sagu. Biofam juga menggunakan serat tanaman untuk memperkuat strukturnya sehingga kokoh dan tetap ramah lingkungan.

  1. Kertas Foodgrade

Kertas foodgrade dapat menjadi wadah makanan pengganti styrofoam. Kertas foodgrade terbuat dari bahan alami yang aman untuk makanan, sehingga warnanya putih bersih dan tidak berbintik-bintik. Material tersebut juga memiliki ketahanan terhadap minyak yang lebih baik dibandingkan kertas pada umumnya.

Kertas foodgrade ini dapat digunakan sebagai pembungkus makanan seperti burger, kebab, gorengan, dan lain-lain. Kertas ini juga dapat digunakan untuk membungkus nasi agar lebih higienis.

  1. Boks Karton

Jika menginginkan bentuk yang sama seperti styrofoam, kita dapat menggunakan boks karton. Boks karton terbuat dari kertas foodgrade namun lebih tebal dan kokoh. Sebagai pengganti styrofoam, boks karton tersedia dalam berbagai bentuk seperti styrofoam. Ada yang kotak, persegi panjang, maupun bundar seperti gelas dan mangkuk.

  1. Pelepah Pinang

Pohon pinang biasanya ditanam sebagai pembatas di perkebunan karet. Pelepah pinang sendiri pada umumnya dianggap tidak bernilai dan ditumpuk bersama sampah lainnya setelah kebun dibersihkan. 

Ternyata pelepah pinang dapat diolah menjadi kemasan makanan pengganti styrofoam. Wadah makanan yang terbuat dari pelepah pinang berbentuk kaku, tidak mudah rusak, namun tetap ringan dibawa kemana-mana. Yang terpenting, bahan ini aman karena tidak mengontaminasi makanan.

Kegunaan styrofoam memang cukup banyak, akan tetapi ancaman bahaya styrofoam bagi kesehatan dan lingkungan tidak dapat diabaikan. Semakin lama dampak negatif styrofoam akan semakin besar dan sulit dibendung lagi.

Tidak ada waktu lagi untuk menundanya, ini saatnya kita mulai menghentikan penggunaan styrofoam, terutama sebagai wadah makanan dan minuman. Sebisa mungkin kita beralih pada bahan-bahan pengganti styrofoam yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan. Jika bukan kita yang peduli terhadap lingkungan dan kesehatan diri sendiri, lalu siapa lagi?

TAGS
#bahaya styrofoam bagi kesehatan #bahaya styrofoam bagi lingkungan #daur ulang styrofoam #kegunaan styrofoam #pengganti styrofoam