Artikel

Kelola Stres Dengan Coping Mechanism, Seperti Apa Sih?

Coping mechanism adalah salah satu cara menjaga kesehatan mental yang direkomendasikan para ahli. Mekanisme koping atau coping mechanism tersebut dapat menjadi cara mengelola stres dan emosi negatif yang bisa kamu lakukan.

Dalam hidup ini semua manusia pasti pernah mengalami situasi yang tidak diinginkan, misalnya kesulitan ekonomi, kalah pertandingan, ditolak perusahaan, ditinggalkan orang tersayang, dan sebagainya. Secara sadar maupun tidak, kita akan berusaha mengatasi situasi sulit tersebut.

Melansir Kumparan, 52% penduduk Indonesia terutama perempuan usia 18-24 tahun mengaku mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Populix tahun 2022 terhadap 1.005 responden laki-laki dan perempuan pada rentang usia 18-54 tahun.

Pada laporan survei tersebut disebutkan bahwa gangguan kesehatan mental yang dialami masyarakat Indonesia yang paling besar dipicu oleh faktor finansial yakni sebanyak 59%. Faktor pemicu lainnya adalah rasa kesepian yang mencapai angka 46%.

Banyaknya kasus tentang gangguan kesehatan mental ini menjadi perhatian bersama. Kita perlu mencari tahu tentang cara mengelola stres dan emosi negatif agar masalah yang terjadi tidak sampai mengganggu kesehatan mental. Salah satu strategi yang dapat kita gunakan yakni coping mechanism.

Apa perbedaan coping mechanism dengan defense mechanism? Selengkapnya, berikut pengertian coping mechanism, jenis-jenis coping mechanism, dan cara menjaga kesehatan mental dengan menerapkan coping mechanism.

Pengertian Coping Mechanism dan Perbedaannya dengan Defense Mechanism

Berdasarkan penelusuran Good Therapy, pengertian coping mechanism adalah strategi yang digunakan untuk membantu mengatur emosi seseorang saat menghadapi situasi yang sulit dan tidak diinginkan. 

Coping mechanism adalah cara mengelola stres dan emosi negatif yang dilakukan secara sengaja atau kondisi sadar. Strategi tersebut merupakan cara untuk tetap waras dan terbebas dari tekanan mental, baik untuk saat ini maupun seterusnya.

Coping mechanism berbeda dengan self defense mechanism. Melansir Psychology Today, self defense mechanism adalah mekanisme pertahanan diri terhadap pikiran dan perasaan penuh kecemasan yang terjadi tanpa bisa dikendalikan. 

Self defense mechanism terjadi tanpa disadari sebagai cara manusia bertahan dari dampak negatif permasalahan yang datang. Jenis-jenis self defense mechanism adalah sebagai berikut:

  1. Denial: mekanisme pertahanan berupa penyangkalan terhadap suatu kejadian. Seseorang menghindar dari rasa sakit atas suatu peristiwa dengan cara menganggap kejadian tersebut tidak benar-benar terjadi.
  2. Displacement: self defense mechanism berupa meluapkan emosi pada pihak yang dianggap lebih lemah. Misalnya seseorang dimarahi bosnya, kemudian ia meluapkan emosinya kepada pelayan restoran.
  3. Regression: perilaku mempertahankan diri dengan cara mundur ke posisi sebelumnya, bahkan ketika masih kecil. Sebagai contoh seseorang yang sedang mengalami masalah di kantor, kemudian meredam kecemasannya dengan tidur memeluk boneka seperti saat masih kecil.
  4. Rationalization: mekanisme pertahanan dengan cara menghibur diri menggunakan fakta-fakta sendiri yang dianggap benar.
  5. Projection: perilaku mempertahankan diri berupa memproyeksikan hal buruk dalam diri kepada orang lain. Contohnya orang yang mengalami perundungan bisa menjadi pelaku perundungan terhadap orang lain.

Stres dapat terjadi karena faktor genetik dan adanya masalah yang memicu stres. Sering kali hal tersebut di luar kekuasaan kita. Oleh karenanya dibutuhkan mekanisme khusus untuk menampik dampak buruk dari emosi negatif berlebihan.

Self defense mechanism terjadi secara naluriah dan sering kali tidak disadari oleh orang yang mengalami. Maka tidak heran jika pemikiran atau tindakan yang dilakukan sulit untuk dikendalikan dan dapat berdampak positif maupun negatif.

Sedangkan coping mechanism adalah strategi yang dapat kita pilih secara sadar sebagai upaya untuk menjaga kesehatan mental. Mekanisme koping ini dapat membantu kita menerima situasi sulit tanpa mengganggu kesehatan mental dalam jangka panjang.

Jenis-Jenis Coping Mechanism

Cara mengelola stres dan emosi negatif dengan coping mechanism dapat berbeda untuk tiap individu. Hal ini terkait dengan kepribadian seseorang serta jenis dan sumber stres yang dialami.

Melansir Glints, Berkeley Well-Being Institute menjelaskan jenis-jenis coping mechanism sebagai berikut:

  1. Active Coping 

Active coping yakni strategi koping dengan mengatasi penyebab stres secara langsung. Tindakannya berupa mengurangi efek buruk yang terjadi dari situasi sulit yang menyebabkan stres.

Contoh penerapan strategi active coping mechanism adalah mengidentifikasi hal yang membuat stres, berbicara dengan orang yang suportif, mengambil cuti liburan sejenak, berolahraga, berkonsultasi dengan psikolog, dan lain-lain.

  1. Avoidant Coping 

Avoidant coping yaitu jenis strategi koping dengan menghindari kejadian yang menyebabkan stres atau bisa juga mengabaikan perasaan tersebut sepenuhnya. Jenis koping ini bisa bersifat maladaptif dan merusak diri sendiri. Contoh Avoidant coping antara lain bermain game sampai lupa waktu, mengisolasi diri, menyakiti diri sendiri, dan lain-lain.

Berdasarkan fokusnya, secara umum para pakar mengelompokkan coping mechanism menjadi dua kategori utama, yakni emotion focused coping dan problem focused coping. Berikut penjelasannya:

  1. Emotion Focused Coping

Emotion focused coping merupakan jenis mekanisme koping yang berfokus kepada emosi negatif yang sedang dialami. Alih-alih fokus pada solusi bukan masalah, emotion focused coping lebih mementingkan untuk mengurangi perasaan tidak nyaman yang dirasakan, seperti marah, malu, takut, frustasi, dan lain-lain.

Ketika sumber stres tidak dapat dikendalikan, mekanisme koping ini dapat membantu mengurangi dampak buruk dari meledaknya emosi negatif. Cara penyalurannya antara lain dengan menulis diari, meditasi, berdoa, dan sebagainya.

Coping mechanism secara emotion salah satunya dengan meditasi dan berdoa

Strategi emotion focused coping cukup efektif dilakukan selama sumber masalah tidak memerlukan penanganan segera. Namun jika sedang dihadapkan dengan persoalan krusial yang butuh diatasi secepatnya, menerapkan mekanisme koping jenis ini malah bisa bersifat destruktif.

Penerapan emotion focused coping yang tidak sesuai situasinya dapat menunda penanganan masalah. Contohnya untuk masalah kesulitan ekonomi, penyembuhan penyakit kronis, dan semacamnya.

Di samping itu, pengalihan fokus dengan cara yang salah dapat memperparah keadaan dan melalaikan dari penyelesaian masalah. Misalnya jika pengalihan emosi negatif menggunakan obat-obatan terlarang, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan sebagainya.

  1. Problem Focused Coping

Jenis coping mechanism lainnya adalah problem focused coping. Strategi ini bisa dilakukan untuk situasi sulit yang masih bisa ditangani. Keunggulannya adalah kita dapat mengurangi stres sekaligus menyelesaikan akar permasalahan yang menyebabkan stres tersebut.

Sebagai contoh masalah tentang pekerjaan, hubungan pertemanan, dan semacamnya bisa menggunakan strategi problem focused coping. Sedangkan untuk masalah seperti duka mendalam karena kematian orang tersayang biasanya menggunakan strategi emotion focused coping.

Ada tiga hal penting yang mendukung keberhasilan penerapan strategi koping ini, antara lain kemampuan problem solving, manajemen waktu, serta support system atau dukungan dari orang terdekat.

Menyelesaikan masalah membutuhkan keberanian dan sikap yang optimis. Dibutuhkan keyakinan diri serta kemampuan yang memadai untuk dapat mengurai permasalahan dan menyelesaikannya tanpa menimbulkan masalah baru.

Sebelum memilih jenis coping mechanism yang akan diterapkan, kita perlu memahami secara menyeluruh situasi yang terjadi. Sehingga kita dapat menentukan strategi apa yang paling tepat.

Cara Menjaga Kesehatan Mental dengan Menerapkan Coping Mechanism

Cara menjaga kesehatan mental dengan coping mechanism adalah pilihan yang patut dipertimbangkan. Tentu saja penerapannya perlu disesuaikan dengan situasi masing-masing. Berikut beberapa cara mengelola stres dan emosi negatif dengan strategi coping mechanism.

  1. Menulis Diari

Menulis diari atau buku harian merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan mental serta dapat dilakukan sehari-hari. Kamu bisa menuliskan apa saja yang kamu rasakan, kejadian-kejadian yang dialami, serta tujuan yang ingin dicapai.

Menulis buku harian bukan hanya untuk curhat, lo. Kamu pun bisa memetakan permasalahan dan mengurai akar masalah dengan cara menuliskannya di diari. Kemudian tuliskan juga langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Aktivitas journaling atau menulis diari juga bisa kamu lakukan menjelang tidur untuk mengurangi stres setelah beraktivitas seharian. Sehingga kamu bisa tidur lebih nyenyak dan bisa melanjutkan kehidupan yang baik keesokkan harinya.

  1. Olahraga

Olahraga dapat merangsang tubuh memproduksi hormon endorfin dan serotonin sehingga badan menjadi segar dan pikiran menjadi lebih jernih. Olahraga merupakan mood booster yang efektif karena dapat menekan stres dan memperbaiki suasana hati. 

Melakukan aktivitas olahraga ringan seperti berjalan kaki, yoga, senam, berenang dan lain-lain dapat dijadikan terapi untuk mengatasi masalah gangguan kecemasan, burn out, stres, dan masalah kejiwaan lainnya.

Selain menjaga kesehatan mental, olahraga juga baik untuk kesehatan fisikmu. Kamu akan menjadi lebih bugar dan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Sehingga bisa fokus pada solusi bukan masalah tanpa terganggu dengan kesehatan fisik yang menurun selama menghadapi situasi sulit.

  1. Berpikir Positif

Pola pikir positif perlu dikembangkan dan menjadi kebiasaan sehari-hari. Pada hal-hal kecil, biasakan untuk berpikir positif. Sehingga kamu sudah terbiasa berpikir positif saat menghadapi masalah besar.

Sebagai contoh ketika proposal bisnismu ditolak seorang investor. Stres berlebihan dan patah semangat bukanlah solusi. Kamu perlu tetap berpikir positif. Ini adalah kesempatan untuk memperbaiki rencana bisnismu agar mendapatkan investor lain yang lebih sesuai.

  1. Memanjakan Diri

Salah satu cara menjaga kesehatan mental dengan coping mechanism adalah dengan memanjakan diri atau me-time. Kamu bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri dan melakukan hal-hal yang membuatmu bahagia.

Kamu bisa mengambil cuti bekerja lalu pergi liburan ke tempat yang disukai. Kamu juga bisa membeli hadiah untuk diri sendiri selama sesuai dengan budget yang dimiliki. Paling tidak, manjakanlah diri walaupun dengan cara yang sederhana seperti tidur siang, menonton film favorit, dan lain-lain.

  1. Bercerita dengan Sahabat Terpercaya

Yakinlah, kamu tidak sendiri. Orang-orang di sekitarmu bersedia memberikan dukungan. Kamu bisa bercerita kepada keluarga maupun sahabat terpercaya. Mungkin mereka tidak dapat membantu menyelesaikan masalahmu secara langsung, namun dukungan, empati dan sudut pandang yang diberikan dapat meringankan beban pikiranmu.

Jika memungkinkan, kamu bisa meminta pelukan dari orang terdekat. Pelukan bermanfaat untuk mengurangi stres dan kecemasan, menumbuhkan perasaan positif, memperkuat imunitas, serta meningkatkan kualitas tidur.

  1. Konsultasi dengan Psikolog atau Psikiater

Kesehatan mental setiap orang berbeda-beda, termasuk ketahanan dalam menghadapi situasi sulit. Apalagi jika situasi yang dialami bersifat traumatis dan kejadiannya tidak dapat diperbaiki.

Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi kepada ahlinya. Kamu bisa mendatangi para ahli seperti psikolog maupun psikiater sesuai dengan preferensimu. Psikolog maupun psikiater akan membantumu mengatasi masalah kesehatan mental dan merekomendasikan jenis terapi yang tepat sesuai kebutuhan.

Coping mechanism adalah strategi yang bisa digunakan untuk menjaga kesehatan mental saat menghadapi masalah. Cara mengelola stres dan emosi negatif tersebut bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Jadi, apa coping mechanism yang paling cocok untukmu? Tulis di komentar, ya!

TAGS
#cara mengelola stres dan emosi negatif #cara menjaga kesehatan mental #coping mechanism adalah #fokus pada solusi bukan masalah #self defense mechanism adalah