Artikel

Ada 4 Tipe Komunikasi, Kamu yang Mana?

Mengenali tipe komunikasi sangat penting dalam penerapan cara berkomunikasi yang baik. Tipe-tipe komunikasi seperti komunikasi asertif, komunikasi agresif, komunikasi pasif, dan lainnya memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga berbeda pula cara memahaminya.

Tidak jarang kita menjumpai suatu masalah yang terjadi karena kesalahpahaman. Informasi yang diberikan seseorang tidak sampai secara jelas dan utuh kepada penerima pesan tersebut. Konflik pun dapat terpicu karena terjadinya miskomunikasi.

Menurut National Association of College and Employers, sebanyak 73,4% pengusaha menginginkan karyawan yang memiliki kemampuan komunikasi tertulis yang baik. Perusahaan dengan komunikator handal dapat meningkatkan keuntungan mencapai 50% lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak menerapkan komunikasi efektif.

Melansir Coursera, penelitian yang melibatkan perusahaan dengan 100 ribu karyawan mengungkapkan pentingnya memahami tipe komunikasi. Masalah komunikasi yang tidak efektif kepada dan antar karyawan dapat merugikan perusahaan hingga $62,4 juta per tahun.

Inilah mengapa cara berkomunikasi yang baik perlu diterapkan. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu soft skill penting yang harus kita miliki karena sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk saat menempuh pendidikan, berkarier di dunia kerja, serta hubungan sosial kemasyarakatan sehari-hari.

Mengetahui tipe-tipe komunikasi berguna untuk melatih kemampuan komunikasi diri sesuai dengan karakteristiknya. Kita juga dapat menyesuaikan respons ketika berkomunikasi dengan lawan bicara dengan tipe tertentu. 

Selengkapnya, berikut tipe-tipe komunikasi dengan ciri dan karakteristiknya masing-masing. Ikuti juga tips berkomunikasi yang baik dan efektif serta contoh komunikasi efektif yang bisa diterapkan sehari-hari.

Tipe Komunikasi Pasif

Ciri-ciri komunikasi pasif antara lain cenderung menghindari perdebatan, enggan untuk menyampaikan pendapat atau kebutuhannya dengan jelas, dan mungkin merasa takut atau tidak percaya diri dalam menyuarakan pikiran. 

Orang dengan tipe komunikasi pasif sering menghindari konflik dan cenderung mengutamakan kepentingan orang lain di atas diri sendiri. Mereka mungkin juga sering menganggukkan kepala atau menyetujui apa yang dikatakan orang lain meskipun sebenarnya tidak sepenuhnya setuju.

tipe komunikasi pasif biasanya komunikasi berlangsung hanya satu arah

Jika kamu memiliki kecenderungan untuk menjadi komunikator pasif, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut dan meningkatkan kemampuan komunikasimu, antara lain:

  1. Tingkatkan Kesadaran Diri

Mulailah dengan mengenali pola komunikasi dirimu sendiri. Perhatikan bagaimana biasanya kamu berinteraksi dengan orang lain, apakah sering enggan menyuarakan pendapat, atau apakah cenderung menghindari konflik. Dengan meningkatkan kesadaran diri, kita dapat mengidentifikasi area di mana perlu berkembang.

  1. Perkuat Kepercayaan Diri

Banyak komunikator pasif merasa insecure atau kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau kebutuhan mereka. Penting untuk mengenali nilai-nilai dan kekuatan yang dimiliki serta menghargai diri sendiri. Berlatihlah untuk berbicara dengan penuh keyakinan, berpegang pada pendapat, dan melihat setiap interaksi komunikasi sebagai kesempatan untuk tumbuh.

  1. Latih Keterampilan Komunikasi

Terlibat dalam latihan komunikasi dapat menjadi cara berkomunikasi yang baik dan membantu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi komunikator yang lebih efektif. Misalnya, berlatih berbicara di depan cermin, bergabung dengan kelompok diskusi atau klub debat, atau mengambil kursus komunikasi. 

  1. Menjadi Pendengar Aktif

Orang dengan tipe komunikasi pasif mungkin terbiasa mendengarkan. Namun, penting untuk melibatkan diri secara aktif dalam percakapan. Dengarkan dengan penuh perhatian, ajukan pertanyaan, dan berikan respons yang relevan. Dengan menjadi pendengar yang aktif, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan meningkatkan kemampuan komunikasi secara keseluruhan.

Ketika berinteraksi dengan seseorang yang memiliki tipe komunikasi pasif, sebaiknya berikan kesempatan kepada mereka untuk berbicara dan menyampaikan pendapat. Tunjukkan minat dan dengarkan dengan penuh perhatian apa yang disampaikan. Jangan mencoba mengintimidasi atau mendominasi percakapan, tetapi berikan ruang bagi lawan bicara untuk berekspresi.

Selanjutnya, gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong komunikator pasif berbicara lebih banyak. Pertanyaan terbuka memberikan ruang bagi mereka untuk menjelaskan atau mengungkapkan perasaan dengan lebih detail. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dalam berkomunikasi.

Tipe Komunikasi Agresif

Ciri-ciri komunikasi agresif dapat dikenali melalui pola perilaku yang biasanya dominan saat berkomunikasi. Komunikator agresif cenderung menggunakan bahasa dan nada bicara yang menyerang. Komunikator tipe ini sering mengkritik dan menyalahkan orang lain tanpa memperhatikan perasaan atau pandangan mereka. 

Orang dengan tipe komunikasi agresif dapat memaksa dan mendominasi percakapan dan tidak memberikan kesempatan bagi orang lain untuk menyampaikan pendapat dengan bebas. Tidak jarang komunikator tipe ini juga mengabaikan hak dan batasan orang lain.

Bagi kamu yang termasuk komunikator agresif, berikut tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasimu.

  1. Kelola Emosi dengan Baik

Praktikkan pengendalian diri dalam situasi yang memicu emosi negatif. Latihlah diri untuk merespons dengan tenang dan terkendali. Kenali tanda-tanda ketegangan atau amarah yang muncul, kemudian temukan strategi untuk menenangkan diri sebelum meresponsnya. Kamu bisa berlatih teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau mengalihkan perhatian ke hal-hal positif.

  1. Tingkatkan Keterampilan Mendengarkan

Komunikator agresif seringkali kurang mendengarkan dengan baik. Cobalah untuk fokus pada keterampilan mendengarkan yang aktif dan empatik. Berikan ruang bagi orang lain untuk menyampaikan pendapat tanpa interupsi. Sebaiknya kamu berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain. Alih-alih mengambil sikap defensif atau menyerang balik, lebih baik dengarkan orang lain dengan penuh perhatian.

  1. Gunakan Bahasa yang Sopan dan Efektif

Perhatikan cara kita menyampaikan pesan. Hindari bahasa yang kasar, menuduh, atau mengkritik secara personal. Beralihlah ke bahasa yang lebih santun dan efektif. Sampaikan pendapat atau kebutuhan dengan jelas dan tegas, tetapi tetap memperhatikan perasaan dan hak-hak orang lain.

Ketika kita berinteraksi dengan orang yang memiliki tipe komunikasi agresif, penting untuk tetap tenang dan menjaga sikap yang terbuka. Jangan membalas dengan agresi atau memperburuk situasi. Dengarkan apa yang mereka sampaikan tanpa menyerang balik, dan fokuslah pada masalah yang dibicarakan bukan pada orangnya. Jika perlu, atur waktu yang tepat untuk menghadapi masalah atau konflik yang mungkin timbul.

tipe komunikasi agresif biasanya tidak kelola emosi dengan baik

Tidak perlu takut untuk menetapkan batasan yang jelas. Jika orang dengan komunikasi agresif melampaui batas, sampaikan dengan tegas bahwa kamu tidak akan mentolerir perlakuan yang tidak pantas. Jaga keamanan diri dan jangan biarkan orang lain merendahkan atau menyakiti secara verbal maupun fisik.

Tipe Komunikasi Pasif-Agresif

Tipe komunikasi lainnya yaitu komunikasi pasif-agresif. Orang dengan tipe komunikasi ini cenderung menghindari konfrontasi langsung, tetapi secara tidak langsung mengekspresikan kemarahan atau ketidaksetujuan. 

Orang dengan tipe komunikasi pasif-agresif mungkin menggunakan sindiran, menyembunyikan kebenaran, atau memberikan pujian palsu dengan maksud menyakiti orang lain. Kadang-kadang mereka tidak memberikan respons yang jujur atau memanfaatkan situasi untuk membalas dendam secara tidak langsung.

Kalau kamu termasuk seorang komunikator pasif-agresif, berikut cara berkomunikasi yang baik dan efektif untuk dilakukan:

  1. Latih keterampilan komunikasi langsung: Bicaralah dengan jujur dan tegas. Sampaikan perasaan dan kebutuhan dengan cara yang jelas tanpa menggunakan sindiran atau pesan ambigu. Hindari perilaku manipulatif atau balas dendam yang tidak produktif.
  2. Kelola emosi dengan baik: Temukan cara sehat untuk mengekspresikan kemarahan atau ketidaksetujuan tanpa melibatkan perilaku pasif-agresif. Mengenali dan mengungkapkan emosi secara langsung akan membantumu mencegah pola komunikasi yang merugikan.
  3. Cari solusi yang sehat: Fokus pada mencari solusi yang saling menguntungkan. Jangan terjebak dalam permainan manipulasi atau permainan kekuasaan. Berkomunikasilah dengan tujuan memperbaiki hubungan dan memecahkan masalah yang ada. Hindari membalas dendam atau melibatkan diri dalam tindakan pasif-agresif yang hanya akan memperburuk situasi.

Ketika berinteraksi dengan orang yang memiliki tipe komunikasi pasif-agresif, sebaiknya kita tetap tenang dan menjaga sikap terbuka. Jangan terjebak dalam permainan manipulasi atau terprovokasi oleh sindiran atau sikap yang tidak jelas. Bicaralah secara langsung dan terus terang. Jika perlu, cari solusi yang saling menguntungkan dan tetap berfokus pada masalah yang ada.

Tipe Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif adalah tipe komunikasi yang mencerminkan pengungkapan diri yang jelas, tegas, dan lugas, dengan tetap menghormati hak dan perasaan orang lain. Komunikator asertif dapat mendengarkan dengan aktif dan menghormati pendapat orang lain, namun tetap memperhatikan hak-hak dan perasaan sendiri.

Ciri-ciri komunikasi asertif secara verbal dan non-verbal antara lain:

  1. Penggunaan Bahasa yang Jelas dan Tegas

Komunikator asertif menyampaikan pesan dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Mereka mengungkapkan kebutuhan, pendapat, atau perasaan mereka secara langsung dan jujur, tanpa menggunakan bahasa ambigu atau tidak langsung.

  1. Menghindari Penilaian atau Kesimpulan Negatif

Komunikator asertif berfokus pada pernyataan fakta dan pengalaman pribadi tanpa membuat penilaian atau kesimpulan negatif terhadap orang lain. Mereka mencoba untuk menghindari kalimat generalisasi yang bisa menyinggung atau mengkritik orang lain secara langsung.

  1. Menjaga Kontak Mata

Komunikator asertif menjaga kontak mata yang tepat dengan lawan bicara. Mereka menunjukkan ketertarikan dan keterlibatan dalam percakapan dengan memandang mata orang lain secara langsung.

  1. Bahasa Tubuh Terbuka

Orang yang memiliki tipe komunikasi asertif menunjukkan bahasa tubuh yang terbuka dan santai. Mereka tidak menyilangkan tangan, menghadapkan tubuh mereka secara defensif, atau menunjukkan tanda-tanda ketegangan yang berlebihan.

Tipe komunikasi asertif selalu menjaga kontak mata dan bahasa tubuh terbuka
  1. Suara yang Tenang dan Jelas

Komunikator asertif menggunakan suara yang tenang dan jelas dalam berbicara. Mereka tidak berteriak atau menggunakan nada bicara yang mengintimidasi, tetapi tetap mempertahankan kejelasan dan keberanian dalam menyampaikan pesan yang disampaikan.

Kombinasi karakteristik verbal dan non-verbal dalam komunikasi asertif membantu menciptakan interaksi yang seimbang, menghormati hak dan perasaan orang lain, serta membangun hubungan yang sehat dan saling menguntungkan.

5 Cara Berkomunikasi yang Baik dan Contoh Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah fondasi dalam berinteraksi dengan orang lain, tetapi tidak semua bentuk komunikasi bisa mencapai tujuannya. Oleh karena itu sangat penting mengembangkan communication skill agar bisa tercapai komunikasi yang efektif.

Berikut adalah lima cara berkomunikasi yang baik dan contoh komunikasi efektif yang bisa kita pelajari:

  1. Bersikap Empati

Berusahalah untuk memahami dan menghargai perasaan, pandangan, dan pengalaman orang lain. Dengarkan dengan penuh perhatian, tunjukkan empati, dan berusaha melihat dari perspektif yang lebih luas.

Contoh: “Saya dapat memahami kalau kamu merasa frustasi dengan situasi ini. Saya mengerti betapa pentingnya merasa didengar dan dipahami. Apa yang bisa saya bantu dalam masalah ini?”

  1. Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Lugas

Sampaikan pesan dengan cara yang mudah dipahami. Gunakan kata-kata yang sederhana, hindari jargon atau istilah teknis yang tidak dikenal, dan sampaikan informasi dengan urutan yang logis.

Contoh komunikasi efektif: “Kami perlu meningkatkan efisiensi proses produksi untuk mencapai target yang ditetapkan. Saya ingin mengusulkan beberapa perubahan dalam alur kerja yang dapat membantu kita mencapai hasil yang diharapkan.”

  1. Fokus pada Solusi

Ketika menghadapi masalah atau konflik, fokuslah pada mencari solusi yang saling menguntungkan. Hindari menyalahkan orang lain atau mengkritik, dan ajak orang lain untuk berkolaborasi mencari cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Contoh komunikasi efektif: “Saya menyadari bahwa ada beberapa ketidaksesuaian dalam rencana proyek ini. Mari kita duduk bersama dan cari tahu bagaimana kita bisa mengatasi masalah ini dan mengembalikan proyek ke jalurnya.”

  1. Menggunakan Pendekatan Non-verbal yang Mendukung

Selain kata-kata, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan intonasi suara juga berperan penting dalam komunikasi. Pastikan bahasa tubuh terbuka, tunjukkan kontak mata yang memadai, dan gunakan ekspresi wajah yang mendukung pesan yang ingin kita sampaikan.

Contoh: Menganggukkan kepala sebagai tanda pengertian, tersenyum untuk menunjukkan kebaikan hati, dan menjaga postur tubuh yang terbuka.

  1. Mengelola Konflik dengan Bijaksana

Jika terjadi konflik, berkomunikasilah dengan tenang dan objektif. Dengarkan argumen dari semua pihak, berikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat, dan berusaha mencapai kesepakatan yang adil dan memuaskan untuk semua pihak yang terlibat.

Contoh komunikasi efektif: “Saya memahami bahwa kami memiliki pendapat yang berbeda dalam hal ini. Mari kita diskusi dengan terbuka dan mencari jalan tengah yang akan menghormati kepentingan kita semua.”

Belajar komunikasi efektif tidak sulit, bukan? Sekarang kita sudah mengetahui apa itu komunikasi pasif, komunikasi agresif, komunikasi pasif-agresif, komunikasi asertif, serta cara berkomunikasi yang baik dan efektif. 

Tentu memerlukan waktu dan kedisiplinan dalam latihan untuk menjadi komunikator yang kompeten. Seperti jenis soft skill lainnya, communication skill bisa dikembangkan dengan cara latihan secara konsisten dan menambah pengalaman dalam lingkup yang lebih luas. 

Kita bisa mengamati dan meniru contoh komunikasi efektif yang dijumpai, kemudian menerapkan dan mengembangkannya dalam berkomunikasi sehari-hari. Semakin lama, kemampuan komunikasi akan semakin terasah.

TAGS
#cara berkomunikasi yang baik #contoh komunikasi efektif #komunikasi agresif #komunikasi asertif #komunikasi pasif