Artikel

Macam-Macam Kecerdasan, Ciri-Ciri, dan Cara Mengembangkannya

Memahami macam-macam kecerdasan dan ciri-cirinya dapat membantu kita menyesuaikan cara belajar yang paling tepat. Sehingga kita dapat menggali serta mengenali potensi kecerdasan diri yang dimiliki.

Bukan untuk saling melempar kesalahan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Salah satu indikasinya adalah rendahnya rata-rata IQ orang Indonesia. 

Meningkatkan kecerdasan bangsa merupakan tugas bersama. Selengkapnya, berikut akan dijelaskan posisi Indonesia pada peringkat negara paling cerdas di dunia dan cara mengenali potensi diri dengan memahami macam-macam kecerdasan dan ciri-cirinya.

Skor Rata-Rata IQ Orang Indonesia Terendah di Asia Tenggara

Berdasarkan data World Population Review 2022 yang dirangkum Kompas, rata-rata skor IQ penduduk Indonesia adalah 78,49. Ini berarti Indonesia menduduki peringkat 130 dari total 199 negara.

Skor rata-rata IQ orang Indonesia tersebut sangat jauh dibandingkan dengan nilai rata-rata IQ penduduk Jepang (106,48), Taiwan (106,47), Singapura (105,89), Hong Kong (105,37), dan China (104,1). Sebagai negara dengan skor rata-rata IQ tertinggi, tidak heran jika negara-negara tersebut dijuluki sebagai negara paling cerdas di dunia.

Selain skor IQ, terdapat nilai yang membandingkan nilai tes membaca, matematika, dan sains yang disebut skor PISA atau Program for International Student Assessment. Negara paling cerdas di dunia berdasarkan skor PISA tertinggi antara lain China, Singapura, Makau, Hong Kong, dan Estonia.

Di Asia Tenggara sendiri posisi Indonesia ada di peringkat terendah bersama dengan Timor Leste dengan skor IQ yang sama. Peringkat pertama diduduki Singapura (105,89) diikuti dengan Kamboja (99,75), Myanmar (91,18), Vietnam (89,53), dan Thailand (87,58). Data tersebut berdasarkan studi yang dilakukan Richard Lynn dan David Becker di UIster Institute pada tahun 2019 sebagaimana dirangkum Katadata.

Dikutip dari Kompas, pengamat pendidikan Ina Liem mengungkapkan bahwa ada banyak faktor yang memengaruhi IQ seseorang, antara lain asupan gizi, genetika, dan lain-lain. Termasuk kurikulum pendidikan yang mengedepankan kemampuan memecahkan masalah bisa meningkatkan IQ dan macam-macam kecerdasan lainnya.

Pengertian IQ, EQ, SQ, dan TQ serta Macam-macam Kecerdasan:

Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang saat ini memungkinkan kita untuk menggali potensi kecerdasan diri untuk masing-masing jenis kecerdasan.

Mungkin kamu sering menjumpai istilah IQ, EQ, SQ, dan TQ yang sering juga disebut kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, dan yang terbaru adalah konsep kecerdasan rohani. Keempatnya merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kecerdasan seseorang. 

Berikut penjelasan lengkap tentang IQ, EQ, SQ, dan TQ seperti dipaparkan Gramedia dan berbagai sumber lainnya.

  1. Intelligent Quotient (IQ)

Intelligent Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual adalah salah satu indikator untuk mengukur kecerdasan seseorang yang terbentuk dari proses pembelajaran. Skor IQ akan menggambarkan kemampuan seseorang untuk berpikir, memahami, mengingat, mengevaluasi, serta bertindak secara terarah.

Konsep tes IQ telah ada sejak tahun 1890-an dan dicetuskan oleh Francis Galton yang merupakan sepupu dari Charles Darwin. Mengadaptasi dari teori Darwin, Galton menyusun rangkaian tes untuk mengukur inteligensi manusia berdasarkan aspek kegesitan serta refleks otot.

Kemudian di awal abad ke-20, Alfred Binet yang merupakan seorang psikolog Perancis mengembangkan alat ukur kecerdasan intelektual manusia. Inilah yang selanjutnya dikembangkan dan digunakan oleh banyak orang.

Penelitian tentang macam-macam kecerdasan memulai babak baru pada tahun 1983. Seorang psikolog dari Harvard University bernama Howard Gardner mencetuskan bahwa kecerdasan manusia bukanlah konsep tunggal. 

Dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences, Howard Gardner menjelaskan beberapa jenis kecerdasan dimana seorang manusia bisa memiliki lebih dari satu kecerdasan. Teori ini disebut multiple intelligences atau kecerdasan ganda.

Jenis-jenis kecerdasan intelektual atau IQ mencakup kecerdasan linguistik, logika, spasial, kinetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Berikut penjabaran cara mengembangkan masing-masing tipe kecerdasan tersebut:

Macam-macam Kecerdasan Intelektual:

a. Kecerdasan Verbal-Linguistik

Kecerdasan verbal-linguistik berkaitan dengan bahasa dan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Orang dengan kecerdasan verbal-linguistik memiliki kemampuan untuk menjelaskan sesuatu dengan baik.

Kecerdasan verbal-linguistik memiliki karakteristik antara lain suka membaca, menulis cerita, menghafal informasi, jago berdebat, dan lain sebagainya. Profesi yang membutuhkan kecerdasan ini diantaranya jurnalis, guru, pengacara, diplomat, dan lain-lain.

Cara melatih kecerdasan verbal-linguistik bisa dengan banyak membaca. Kamu juga bisa latihan menyusun naskah pidato, melakukan presentasi, menulis puisi, dan lain-lain. Dibutuhkan latihan dalam jangka panjang dan pembiasaan mengolah kata untuk mengembangkan kecerdasan verbal-linguistik.

b. Kecerdasan Logika-Matematika

Kecerdasan logika-matematika merupakan salah satu jenis kecerdasan intelektual. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menganalisis masalah dengan logis dan berpikir secara konseptual terkait pola dan angka. 

Karakteristik kecerdasan logika-matematika antara lain dapat dengan mudah mengenali pola, mampu menyelesaikan soal hitungan yang rumit, senang melakukan eksperimen ilmiah, dan berpikir konsep abstrak. Profesi yang sesuai untuk orang yang memiliki kecerdasan logika matematika diantaranya ilmuwan, programmer, akuntan, banker, dan lain-lain.

Cara melatih kecerdasan logika-matematika dapat dilakukan dengan menyelesaikan permainan teka-teki, game strategi, bermain catur, menonton seri detektif, dan lain sebagainya.

c. Kecerdasan Visual-Spasial

Macam-macam kecerdasan intelektual selanjutnya adalah kecerdasan visual-spasial. Orang yang memiliki kecerdasan visual-spasial dapat dengan mudah memahami petunjuk arah, membaca peta, grafik, serta sangat pandai memvisualisasikan berbagai hal. 

Karakteristik kecerdasan visual-spasial antara lain menyukai kegiatan melukis, desain grafis, dan pandai menyusun puzzle. Profesi yang cocok untuk orang yang memiliki kecerdasan ini diantaranya arsitek, desainer, pelukis, dan sebagainya.

Cara mengembangkan kecerdasan visual-spasial dapat dilakukan dengan menuju suatu tempat mengikuti arahan peta, mencari jalan keluar di taman labirin, mendesain pakaian, serta melukis dan mewarnai.

d. Kecerdasan Gerak-Kinestetik

Kecerdasan gerak-kinestetik merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan koordinasi gerakan anggota tubuh dalam menghasilkan ketangkasan yang baik. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan gerak-kinestetik antara lain mampu menari dan menyukai keterampilan tangan. Koordinasi fisik yang sempurna serta berbakat di bidang olahraga.

Profesi yang sesuai untuk orang yang memiliki kecerdasan gerak-kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, pemadam kebakaran, dan lain sebagainya. Untuk mengembangkan bakat ini, kamu bisa membuat kerajinan tangan serta ikut kelas senam.

e. Kecerdasan Musikal

Tipe kecerdasan berikutnya adalah kecerdasan musikal. Orang dengan kecerdasan ini mampu memahami tangga nada, harmonisasi suara, ritme musik, dan lain-lain. Profesi yang sesuai yakni penyanyi, dirigen, musisi, sound editor, dan sejenisnya.

Karakteristik kecerdasan musikal dapat dilihat dari kegemaran dalam menyanyi dan memainkan alat musik. Orang yang dengan penguasaan kecerdasan ini memiliki pemahaman yang tinggi terhadap struktur dan ritme musik. Kamu dapat melatih dan mengembangkan kecerdasan musikal dengan mendengarkan musik, ikut kelas menyanyi, dan bergabung dengan kelompok musik. 

f. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan serta motivasi diri sendiri. Kecerdasan intrapersonal ini berperan dalam proses refleksi dan introspeksi diri.

Karakteristik kecerdasan intrapersonal antara lain memiliki kesadaran diri yang tinggi serta kerap menganalisis kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Cara mengembangkan kecerdasan ini antara lain dengan menulis jurnal harian dan mengemukakan pendapat.

g. Kecerdasan Interpersonal

Macam-macam kecerdasan selanjutnya adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Karakteristiknya antara lain mampu menilai emosi serta keinginan orang lain, dapat melihat situasi dengan perspektif berbeda, dan mempu menyelesaikan masalah dalam kelompok. 

Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal adalah dengan latihan berkolaborasi dengan orang lain, memperluas pergaulan, belajar bernegosiasi, dan melakukan perjalanan lintas budaya untuk bertemu orang-orang baru.

h. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis berkaitan dengan keselarasan diri terhadap lingkungan dan spesies di dalamnya. Karakteristik kecerdasan ini antara lain tertarik dengan tumbuh-tumbuhan, biologi, dan zoologi. 

Pada umumnya orang dengan kecerdasan ini akan menyukai aktivitas berkebun, naik gunung, dan berkemah di alam. Profesi yang sesuai untuk orang dengan kecerdasan naturalis yang dominan adalah dokter hewan, astronot, ahli biologi, aktivis lingkungan, dan lain-lain.

Kamu dapat melatih kecerdasan naturalis dengan melakukan observasi lingkungan di sekitarmu. Bisa juga dengan melakukan aktivitas di alam terbuka, seperti berkemah, memancing, meneliti tumbuhan, dan lain-lain.

i. Kecerdasan Eksistensial

Macam-macam kecerdasan yang terakhir ditambahkan oleh Howard Gardner adalah kecerdasan eksistensial. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya senang mempertanyakan sesuatu yang sudah ada. Profesi yang sesuai untuk tipe kecerdasan ini adalah filsuf, ilmuwan, penulis, dan lain-lain.

Cara mengembangkan kecerdasan eksistensial antara lain dengan membaca buku-buku filosofi, menikmati proses berpikir tentang sesuatu, dan berdiskusi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.

  1. Emotional Quotient (EQ)

Konsep tentang Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional pertama kali dicetuskan oleh Keith Beasley pada tahun 1987. Istilah ini semakin populer pada tahun 1995 setelah Daniel Goleman menerbitkan bukunya yang berjudul Emotional Intelligence: Why it can matter more than IQ.

Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional adalah salah satu indikator untuk mengukur kecerdasan seseorang yang berkaitan dengan karakter, seperti kemampuan diri dalam mengontrol perasaan, adaptasi, tanggung jawab, disiplin, komitmen, dan lain-lain. 

Daniel Goleman mengkategorikan kecerdasan emosional atau Emotional Intelligences (EI) menjadi lima jenis, yakni kesadaran diri, kontrol diri, kemampuan sosial, empati, dan motivasi. Jenis-jenis kecerdasan emosional tersebut sangat penting untuk dimiliki seseorang, baik dalam kegiatan akademik maupun dunia kerja.

Cara meningkatkan kecerdasan emosional adalah melalui pendidikan karakter, berlatih memahami perasaan orang lain, aktif di organisasi, memperkaya pengalaman, dan mengasah empati. 

Empati artinya kemampuan untuk memahami keadaan emosional orang lain dan mencoba memiliki paradigma dari sisi berbeda. Dengan rasa empati, seseorang dapat membantu menyelesaikan masalah dengan lebih bijaksana.

Di dunia kerja, kecerdasan emosional dapat diasah dengan berkolaborasi bersama rekan kerja, belajar memimpin rapat kecil, dan menerima delegasi wewenang. Permasalahan yang muncul di tempat bekerja dapat menjadi sarana pembelajaran dalam pengendalian emosi dan kemampuan menyelesaikan masalah.

  1. Spiritual Quotient (SQ)

Menurut World Health Organization (WHO), definisi sehat yang sesungguhnya mencakup tiga komponen penting, yakni sehat jasmani, sehat emosional, serta kesejahteraan sosial. Dari tiga komponen tersebut para ahli menambahkan kecerdasan spiritual sebagai penyeimbang.

Spiritual Intelligence (SI) atau Spiritual Quotient (SQ) disebut juga sebagai kecerdasan spiritual. Menurut Psychreg, kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang paling mendasar. Pengertian kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam mengembangkan kapasitas seseorang untuk mencari makna, visi, serta nilai kehidupan. 

Adanya kecerdasan spiritual dalam diri manusia dapat membantu menemukan makna hidup yang unik dan spesifik. Hal tersebut dijelaskan dalam buku berjudul Man’s Search for Meaning yang ditulis Victor Frankl sebagaimana dirangkum laman Kemdikbud.

Terdapat tiga aspek dalam kecerdasan spiritual yang perlu diperhatikan, antara lain responsibility (tanggung jawab), humanity (kemanusiaan), dan happiness (kebahagiaan). Cara mengasah kecerdasan spiritual adalah dengan meditasi, berdoa, afirmasi, membaca buku-buku inspirasi, dan lain-lain. 

Dikutip dari Alodokter, cara melatih kecerdasan spiritual dapat dilakukan dengan merefleksikan diri terhadap makna hidup, membuka diri terhadap perubahan, dan melakukan kebaikan. Kamu juga bisa mendaftarkan diri sebagai relawan pada kegiatan sosial untuk bertemu orang-orang dengan panggilan batin yang sama.

macam-macam kecerdasan
  1. Transcendental Quotient (TQ)

Selain IQ, EQ, dan SQ atau kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual, ada juga jenis kecerdasan yang disebut Transcendental Quotient (TQ). Konsep TQ ini sering disamakan dengan SQ.

Konsep Transcendental Quotient (TQ)  dipelopori oleh Toto Tasmara pada tahun 2001 dalam bukunya yang berjudul Kecerdasan Ruhaniah. Kemudian penelitian tentang Transcendental Quotient (TQ) terus berlanjut. Pada tahun 2006, Syahmuharnis dan Harry Sidharta menerbitkan buku berjudul Transcendental Quotient: Kecerdasan Diri Terbaik.

Dari buku tersebut, spiritualisme dan konsep transendental dijabarkan dengan pandangan ilmiah. Kecerdasan ruhaniah perlu dipahami dengan baik agar meresap ke akal budi manusia, sehingga akan melandasi seluruh perilaku sehari-hari. 

Terdapat dua jenis perilaku yang menjadi indikator dalam pengukuran Transcendental Quotient (TQ), yakni perilaku dalam beribadah dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengasahnya adalah dengan mengikuti kajian agama, memahami isi kitab suci, meningkatkan toleransi, mengasah empati, dan lain-lain.

5. Adversity Quotient

Selain macam-macam kecerdasan yang telah disebutkan, sejak masa pandemi ini semakin populer istilah Adversity Quotient (AQ) yang merupakan kemampuan untuk mengamati dan mengolah kesulitan sehingga menjadi tantangan yang dapat diselesaikan. Konsep Adversity Quotient sendiri sebenarnya telah dicetuskan sejak tahun 2022 oleh Paul G Stolz.

Adversity Quotient (AQ) erat kaitannya dengan resiliensi yang berada pada lingkup Psikologi Positif yang didirikan Martin EP Seligman. Istilah resiliensi pertama kali dikenalkan oleh Blok dengan nama Ego Resiliency (ER) pada tahun 1950-an.

Resiliensi adalah kemampuan umum yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi serta luwes ketika dihadapkan pada tekanan internal maupun eksternal. Dalam pengertian lain, resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan, frustasi, dan kemalangan. Definisi ini dijelaskan oleh Ledesma pada tahun 2014. 

Macam-macam kecerdasan seperti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan rohani, dan kecerdasan dalam menghadapi tekanan memiliki aspek pengukuran masing-masing. Seorang manusia mampu memiliki berbagai jenis kecerdasan tersebut. 

Belajar merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengasah kecerdasan. Seyogianya kita semua meningkatkan kecerdasan masing-masing serta saling mendukung untuk Bangunkan Jiwa, Cerdaskan Bangsa. Sehingga rata-rata IQ orang Indonesia bisa mendekati rata-rata IQ negara paling cerdas di dunia.

TAGS
#empati artinya #kecerdasan emosi #kecerdasan intelektual #kecerdasan spiritual #macam-macam kecerdasan #negara paling cerdas di dunia #rata-rata IQ orang Indonesia #resiliensi adalah