Ulasan

Macam-Macam Diabetes Melitus dan Penyebabnya

Macam-macam diabetes melitus perlu kita ketahui agar dapat mengenali penyebab, gejala, dan cara pencegahannya. Penyakit metabolik yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah ini tidak dapat disepelekan karena termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Laporan Institute for Health Metrics and Evaluation mengungkapkan jumlah kematian di Indonesia yang disebabkan penyakit diabetes pada tahun 2019 sebanyak 57,42 kasus per 100.000 penduduk. Penyakit ini menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian tertinggi setelah penyakit jantung dan kanker.

Data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021 menyebutkan jumlah penderita diabetes di Indonesia adalah 19,47 juta orang. Jumlah tersebut meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir. Diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 28,57 juta orang pada tahun 2045.

Pada tahun 2022, jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia berjumlah 41,817 orang dengan mayoritas pasien berusia 20-59 tahun. Tingginya jumlah tersebut menempatkan Indonesia di peringkat pertama dengan jumlah penderita diabetes tipe 1 terbanyak di ASEAN.

Ironisnya, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018 melaporkan tingkat konsumsi makanan manis masyarakat masih sangat tinggi, yakni 87,9% untuk makanan dan 91,49% untuk minuman. Padahal menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per orang per hari hanya 200 kkal atau sekitar 10% dari total energi.

Dapat disimpulkan bahwa tidak sedikit masyarakat yang belum membatasi konsumsi  makanan penyebab diabetes. Edukasi berkelanjutan perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewaspadai ciri penyakit diabetes serta menghindari penyebab diabetes melitus secara keseluruhan.

Pengertian dan Macam-Macam Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kadar gula darah tinggi dalam tubuh. Gula darah yang tinggi terjadi karena gangguan dalam produksi atau penggunaan hormon insulin yang berperan dalam mengatur glukosa darah. 

Jika dibiarkan terus-menerus, gula darah tinggi menyebabkan kerusakan pada organ dalam dan pembuluh darah. Selain itu, gula darah tinggi menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, gangguan mata, dan gangguan saraf. 

Macam-macam diabetes melitus antara lain:

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang ditandai oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin yang esensial untuk mengatur kadar gula darah. Penyakit ini merupakan salah satu bentuk diabetes yang lebih jarang terjadi dibandingkan dengan diabetes tipe 2. 

Diabetes tipe 1 biasanya muncul pada usia anak-anak, remaja, atau dewasa muda, meskipun bisa terjadi pada usia berapa pun. Penyebab utama diabetes tipe 1 adalah disfungsi sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melawan infeksi dan patogen, tetapi malah menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. 

Gangguan tersebut merupakan reaksi autoimun yang mungkin dipengaruhi oleh faktor genetik dan paparan virus dalam lingkungan. Oleh karenanya, orang dengan riwayat keluarga diabetes tipe 1 berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini. 

Bahaya diabetes tipe 1 meliputi risiko komplikasi jangka panjang seperti kerusakan mata (retinopati diabetik), gangguan ginjal (nefropati diabetik), masalah saraf (neuropati diabetik), serta penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke. Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah sirkulasi, infeksi kulit, dan bahkan gangren yang pada akhirnya harus dilakukan amputasi.

Penderita diabetes tipe 1 memerlukan terapi insulin seumur hidup untuk mengendalikan kadar gula darah. Kedisiplinan dalam pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

2. Diabetes Tipe 2

Macam-macam diabetes melitus yang paling sering terjadi adalah diabetes tipe 2. Sebagaimana yang dikutip dari laman CDC, sekitar 95 persen kasus diabetes yang terjadi di dunia adalah tipe 2. 

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok usia, tetapi lebih sering ditemukan pada orang dewasa dan lansia. Faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik dan kelebihan berat badan menjadi pemicu utamanya. 

Diabetes tipe 2 merupakan kondisi resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh tidak merespons hormon insulin dengan baik. Sehingga tubuh tidak dapat memproses glukosa darah menjadi energi dan kadar gula darah pun meningkat. 

Bahaya diabetes melitus tipe 2 antara lain meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, kerusakan mata, gangguan ginjal, dan gangguan saraf. Upaya perawatannya memerlukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, termasuk diet seimbang dan peningkatan aktivitas fisik. 

Pada umumnya dokter akan meresepkan obat-obatan untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang memerlukan insulin tambahan, terapi insulin jarang digunakan dalam pengobatan diabetes tipe 2.

3. Diabetes Tipe 3

Diabetes tipe 3 merupakan jenis penyakit diabetes yang melibatkan hubungan yang kompleks antara diabetes melitus, terutama diabetes tipe 2, dan risiko penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer adalah gangguan neurodegeneratif di mana sel-sel otak mengalami kerusakan dan kematian seiring waktu, sehingga menyebabkan penurunan fungsi kognitif, termasuk kemampuan berpikir dan mengingat. 

Minimnya kadar insulin dalam otak merupakan faktor yang sangat berperan dalam pengembangan Alzheimer. Kadar gula darah yang tinggi dan resistensi insulin pada diabetes tipe 2 dapat merusak tubuh, termasuk sel-sel otak yang sangat bergantung pada glukosa dan insulin untuk berfungsi dengan baik. Kehilangan pasokan glukosa yang cukup ke otak dapat memicu kematian sel otak dan munculnya Alzheimer. 

Terdapat juga faktor risiko yang serupa dalam pola makan tinggi karbohidrat dan glukosa yang terkait dengan diabetes dan Alzheimer. Pengobatan diabetes tipe 1 dan 2 tidak memiliki dampak positif pada penanganan penyakit Alzheimer. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif.

4. Diabetes Gestasional

Macam-macam diabetes melitus lainnya yaitu diabetes gestasional. Diabetes gestasional adalah bentuk sementara dari diabetes yang berkembang selama kehamilan dan seringkali menghilang setelah melahirkan. Penyebab utamanya yaitu produksi hormon oleh plasenta selama kehamilan yang menghambat kerja insulin dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah pada ibu hamil. 

Ciri penyakit diabetes gestasional seringkali tidak menunjukkan gejala yang spesifik, sehingga diagnosis biasanya didasarkan pada tes rutin selama kehamilan. Meskipun berlangsung sementara, diabetes gestasional dapat menimbulkan risiko komplikasi seperti bayi yang besar, tekanan darah tinggi pada ibu, atau masalah perinatal. 

Perawatan tepat yang dibutuhkan untuk meminimalkan risiko komplikasi antara lain pengendalian pola makan, aktivitas fisik, dan pengukuran kadar gula darah. Wanita dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional yaitu yang memiliki faktor risiko tertentu, seperti usia di atas 30 tahun, kelebihan berat badan, riwayat keguguran, hipertensi, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Penyebab Diabetes Melitus

Diabetes melitus disebabkan oleh gangguan dalam regulasi kadar gula darah dalam tubuh. Penyebab diabetes melitus dapat bervariasi tergantung pada jenisnya. Namun, secara umum terdapat beberapa faktor yang memengaruhi risiko seseorang terkena penyakit diabetes.

Beberapa faktor penyebab diabetes melitus antara lain:

1. Faktor Genetik

Diabetes melitus sering kali memiliki keterkaitan dengan faktor genetik. Pada diabetes tipe 2, riwayat keluarga yang memiliki diabetes adalah faktor risiko yang sangat berpengaruh. Jika seseorang memiliki orangtua, saudara, atau kerabat dekat yang menderita diabetes tipe 2, risiko mengalami kondisi serupa meningkat. 

Meskipun ada indikasi kuat bahwa faktor genetik berperan, gen yang secara spesifik menjadi penyebab diabetes melitus masih belum sepenuhnya diketahui. Dengan demikian, orang yang mewarisi predisposisi genetik untuk diabetes sebaiknya rutin kontrol gula darah dan menerapkan pola hidup sehat untuk mengurangi risiko terkena diabetes.

2. Faktor Usia

Usia merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Semakin tua seseorang, semakin besar risikonya terkena penyakit ini. Ini karena proses penuaan alami berperan pada penurunan fungsi sel-sel tubuh, termasuk sel-sel yang mengatur gula darah. 

Selain diabetes, usia juga terkait dengan peningkatan risiko penyakit kronis lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke. Sehingga dokter sering merekomendasikan pemeriksaan gula darah secara rutin bagi orang-orang yang mencapai usia tertentu sebagai langkah pencegahan.

3. Gangguan Autoimun 

Diabetes tipe 1 yang paling sering didiagnosis pada anak-anak dan remaja, merupakan penyakit autoimun. Ini berarti bahwa sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hasilnya, sel-sel pankreas rusak dan tidak mampu lagi menghasilkan insulin. 

Gangguan autoimun dapat menjadi penyebab diabetes melitus. Sementara penyebab pasti gangguan autoimun sendiri belum diketahui sepenuhnya. Beberapa teori menyatakan bahwa infeksi virus tertentu dapat memicu respon autoimun berlebihan yang merusak sel-sel sehat dalam tubuh.

4. Resistensi Insulin

Resistensi insulin juga merupakan salah satu penyebab diabetes melitus tipe 2. Dalam kasus ini, sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, sehingga tubuh memerlukan lebih banyak insulin untuk mengendalikan gula darah. 

Terlepas dari jumlah insulin yang dihasilkan, sel-sel tubuh tidak dapat memproses gula darah dengan efisien, sehingga gula darah tetap tinggi. Resistensi insulin ini menjadi penyebab utama terjadinya diabetes tipe 2.

5. Pola Makan Tidak Sehat

Pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko diabetes melitus. Makanan penyebab diabetes yaitu makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan karbohidrat tinggi. 

diabetes melitus berkaitan erat dengan konsumsi gula tinggi

Makanan tinggi lemak jenuh seperti daging berlemak dan makanan cepat saji dapat menyebabkan penumpukan lemak di sel-sel tubuh, termasuk sel-sel yang merespons insulin. Sedangkan makanan yang mengandung tepung dan gula yang tinggi, dapat memicu lonjakan gula darah yang membebani pankreas dalam menghasilkan insulin.

6. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab diabetes melitus. Misalnya paparan polusi udara, khususnya partikulat halus seperti PM2.5, terbukti dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Polusi udara dapat memicu peradangan dalam tubuh dan mengganggu regulasi gula darah. 

Selain itu, paparan bahan kimia berbahaya seperti pestisida, bahan kimia industri, dan logam berat seperti kadmium dapat menyebabkan resistensi insulin dan kerusakan sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Paparan kronis terhadap bahan-bahan ini dapat meningkatkan risiko diabetes, terutama pada orang-orang yang bekerja di industri yang terpapar bahan kimia tersebut.

7. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat menjadi penyebab diabetes melitus. Contohnya, sindrom polikistik ovarium (PCOS) yang menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas, yang pada gilirannya dapat memicu resistensi insulin. 

Kondisi lain, misalnya radang pankreas yang dapat mengganggu fungsi sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Sindrom Cushing juga dapat meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat memengaruhi kadar gula darah. 

Gejala Penyakit Diabetes

Gejala penyakit diabetes melitus perlu diwaspadai agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.  Terlepas dari jenis diabetes yang dialami, peluang untuk mendapatkan pengobatan yang tepat tentu akan lebih besar jika penyakit ini terdeteksi lebih dini. Dengan begitu, kita dapat meminimalisasi risiko komplikasi yang serius.

Berikut beberapa ciri penyakit diabetes yang perlu diperhatikan:

1. Sering Buang Air Kecil 

Sering buang air kecil merupakan salah satu gejala diabetes yang paling umum. Kondisi ini dikenal sebagai poliuria. Pada orang yang mengalami diabetes, gula darah yang tinggi melebihi ambang normal menyebabkan ginjal tidak mampu menyerap seluruh gula darah, sehingga gula tersebut diekskresikan dalam urine. 

Kadar gula yang tinggi juga meningkatkan tekanan osmotik dalam urine, sehingga menyebabkan peningkatan volume urine. Ini mengakibatkan frekuensi buang air kecil yang lebih sering, terutama di malam hari. Poliuria adalah indikator penting dari diabetes dan memerlukan perhatian medis.

2. Gampang Haus 

Ciri penyakit diabetes lainnya yaitu gampang haus. Gampang haus atau polidipsia adalah gejala diabetes yang muncul bersamaan dengan poliuria. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan dehidrasi karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui urine. Dehidrasi ini memicu sensasi haus yang kuat, meskipun telah minum banyak. 

Dehidrasi juga menyebabkan mulut dan kulit kering. Pemenuhan kebutuhan cairan yang berlebihan adalah upaya tubuh untuk mengatasi dehidrasi tersebut. Oleh karena itu, polidipsia adalah tanda bahwa kadar gula darah perlu dievaluasi.

3. Cepat Lapar 

Polifagia adalah gejala diabetes yang terkait dengan rasa lapar yang berlebihan. Kondisi ini muncul karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efisien sebagai sumber energi. 

Hormon insulin yang tidak berfungsi dengan baik menghambat sel untuk menyerap glukosa, sehingga sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup energi. Akibatnya, otak menerima sinyal lapar yang kuat, meskipun baru saja makan. Ini sering mengakibatkan peningkatan nafsu makan dan konsumsi makanan yang lebih banyak.

4. Berat Badan Turun Drastis

Penurunan berat badan yang drastis merupakan ciri penyakit diabetes yang sering kali terabaikan. Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengubah glukosa menjadi energi dengan baik, sehingga harus mencari sumber energi alternatif. Salah satunya adalah dengan menguraikan lemak dan otot tubuh. Kondisi ini menyebabkan penurunan berat badan secara drastis. 

Selain itu, tubuh mengeluarkan lebih banyak glukosa melalui urine, yang juga dapat menyebabkan penurunan berat badan. Penurunan berat badan drastis tanpa alasan yang jelas harus dianggap sebagai tanda peringatan dan memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.

5. Luka yang Sulit Sembuh

Diabetes dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengurangi aliran darah dan perasaan di area tertentu. Hal ini membuat penyembuhan luka menjadi lebih lambat dan meningkatkan risiko infeksi. 

Luka atau goresan yang berukuran kecil seharusnya sembuh dengan cepat. Namun adanya diabetes dapat menjadikannya permasalahan serius. Pengawasan dan perawatan yang ketat diperlukan untuk mencegah infeksi dan komplikasi yang lebih serius.

6. Gangguan Penglihatan

Ciri penyakit diabetes selanjutnya yakni gangguan penglihatan seperti mata kabur, buram, atau keruh yang merupakan tanda komplikasi mata akibat diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf di mata yang dapat mengganggu pengiriman informasi visual dari retina ke otak. 

Gangguan penglihatan ini dapat berkembang menjadi masalah serius seperti katarak, glaukoma, atau kebutaan jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Deteksi dini dan pengelolaan diabetes sangat penting untuk menjaga kesehatan mata.

Pemahaman tentang macam-macam diabetes, penyebab, dan ciri penyakit diabetes merupakan landasan yang sangat penting. Kita perlu mengambil tindakan preventif dalam hidup sehari-hari untuk menurunkan risiko terkena diabetes. 

Mulailah membatasi konsumsi makanan penyebab diabetes yang tinggi lemak jenuh. Tingkatkan juga aktivitas fisik serta pertahankan berat badan yang sehat. Saling dukung dan mengedukasi orang-orang di sekitar kita tentang pentingnya pencegahan diabetes adalah tanggung jawab bersama. 

Semoga dengan kesadaran ini, kita dapat mengendalikan angka penderita diabetes yang meningkat setiap tahunnya. Tindakan preventif yang dilakukan hari ini akan membentuk masa depan bangsa yang lebih sehat.

TAGS
#bahaya diabetes melitus tipe dua #ciri penyakit diabetes #gula darah tinggi menyebabkan #macam-macam diabetes melitus #makanan penyebab diabetes #penyebab diabetes melitus