Ulasan
5 Masalah Lingkungan Hidup Terbesar Saat Ini: Ancaman, Penyebab, dan Cara Menanggulanginya
Masalah lingkungan saat ini layaknya bom waktu yang siap meledak dalam waktu dekat. Tentu kita masih ingat bagaimana pandemi Covid-19 memporak-porandakan banyak aspek kehidupan manusia di seluruh dunia. Tahukah kamu bahwa krisis iklim dapat berdampak lebih parah dari itu?
Perubahan iklim yang saat ini disebut krisis iklim merupakan ancaman besar bagi umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Dampak permasalahan lingkungan bisa sangat luas dan signifikan, termasuk bidang kesehatan, perekonomian, sistem keuangan, serta cara hidup kita.
Berdasarkan penelitian lembaga riset asal Swiss tahun 2021 yang disampaikan Menkeu RI Sri Mulyani pada HSBC Summit 2022, krisis iklim berisiko menimbulkan kerugian yang besar bagi perekonomian yakni mencapai 10% dari total nilai ekonominya jika kesepakatan Paris 2050 tidak terpenuhi.
Kesepakatan Paris atau Paris Agreement sendiri merupakan bukti perjanjian internasional yang disepakati lebih dari 200 negara di dunia untuk melakukan percepatan penanggulangan krisis iklim. Salah satu isinya adalah membatasi kenaikan suhu global di angka 1,5º Celcius dan mencapai net zero emission.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi 29% emisi CO2 dengan upaya sendiri serta 41% dengan dukungan internasional. Ditargetkan Indonesia mencapai net zero emission pada 2030 maksimal 2060.
Berbagai strategi diterapkan guna mencapai target tersebut, antara lain penerapan pajak karbon, mekanisme transisi energi, serta mendorong kegiatan ekonomi rendah karbon. Pemerintah RI juga menerbitkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Pemanfaatan Kendaraan Listrik.
Mengingat masih rentan dan rapuhnya pemulihan ekonomi serta ancaman krisis energi dan pangan yang menghantui, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Semua pihak perlu terlibat dalam upaya penanggulangan masalah lingkungan saat ini.
Bagaimanapun, kita tinggal di bumi yang sama. Pelajari selengkapnya macam-macam permasalahan lingkungan terbesar yang harus segera diselesaikan. Ketahui akar penyebabnya, ancaman yang mengintai, serta cara mengatasinya.
Sampah
Merujuk Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengertian sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia maupun sisa proses alam yang berbentuk padat dan semi padat, berupa zat organik atau anorganik, serta bisa terurai maupun tidak, yang dianggap tidak berguna dan dibuang ke lingkungan.
Berdasarkan pengertian tersebut, jenis-jenis sampah dapat digolongkan berdasarkan sifat dan wujudnya. Jenis-jenis sampah berdasarkan sifatnya yakni organik (degradable) serta anorganik (undegradable).
Sampah organik adalah material sisa yang dihasilkan dari sumber hayati sehingga dapat terurai secara alami oleh mikroba di alam. Sedangkan sampah anorganik adalah material sisa dari bahan non hayati dan sulit terurai secara alami, misalnya produk sintetik dan olahan tambang.
Jenis-jenis sampah berdasarkan wujudnya dapat dibedakan menjadi sampah padat, cair, dan gas. Contoh sampah padat antara lain sampah dapur, botol plastik, pecahan gelas, kemasan makanan, dan lain-lain. Sampah cair dapat berupa minyak goreng, air sabun, dan limbah industri. Sedangkan contoh sampah gas termasuk karbon dioksida (CO2) dan gas karbon monoksida (CO) sisa pembakaran.
Dampak Penumpukan Sampah
Pengelolaan sampah yang buruk dapat menyebabkan timbunan sampah. Sampah yang menumpuk ini akan bertambah banyak setiap hari mengingat gaya hidup manusia yang masih lekat dengan sampah.
Dampak penumpukan sampah ini antara lain:
- Mengganggu Kesehatan
Timbunan sampah dapat menjadi sarang perkembangbiakan berbagai bakteri, kuman, virus, dan organisme penyebab penyakit. Belum lagi hewan-hewan liar seperti tikus, lalat, dan nyamuk akan mendatanginya dan turut menjadi perantara penyebaran penyakit.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak buruk pada kesehatan. Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain diare, tifus, kolera, hepatitis A, cacingan, gastroenteritis, dan sebagainya.
- Mencemari Lingkungan
Masalah sampah menjadi ancaman besar bagi kelestarian lingkungan. Sampah dapat mencemari tanah, meracuni air tanah, serta mengancam keberlanjutan ekosistem. Bau tidak sedap yang ditimbulkan sampah juga akan mencemari udara.
- Menimbulkan Bencana
Sampah yang terus bertambah setiap hari akan menumpuk dan bisa menimbulkan bencana. Timbunan sampah yang menggunung dapat longsor dan membahayakan warga sekitar. Sampah-sampah yang menyumbat selokan dan memenuhi sungai juga berisiko menimbulkan bencana banjir.
Cara Mengelola Sampah
Pengelolaan sampah sebaiknya dimulai dari lingkup terkecil, yakni rumah tangga. Dari diri kita sendiri perlu disiplin mengelola sampah pribadi. Diharapkan tidak ada sampah yang sampai masuk ke TPA karena semua sudah selesai di lingkup rumah tangga.
Pasti kamu sudah sering mendengar istilah 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Sudahkah kamu melakukannya? Reduce adalah mengurangi dan menghentikan penggunaan barang-barang yang rentan menimbulkan sampah. Misalnya biasakan membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi kantong plastik.
Reuse yaitu menggunakan kembali barang yang sudah dianggap sampah. Misalnya menggunakan bagian yang masih kosong pada kertas bekas, memanfaatkan kotak hampers menjadi wadah aksesoris, dan lain-lain.
Recycle adalah mengolah sampah menjadi produk yang berguna atau disebut juga daur ulang. Contohnya membuat meja dan kursi dari ban mobil bekas, membuat tas belanja dari kain baju bekas, dan sebagainya.
Pengelolaan sampah dalam skala yang lebih luas dapat menghasilkan manfaat yang lebih besar. Sampah dapat dikelola menjadi gas metana yang bisa menghasilkan energi listrik serta BBM sintetik.
Deforestasi
Permasalahan lingkungan yang perlu diperhatikan salah satunya adalah deforestasi. Pengertian deforestasi adalah perubahan secara permanen areal hutan menjadi bukan hutan akibat kegiatan manusia. Hal ini dijelaskan Peraturan Menteri Kehutanan RI No. 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan.
Melansir laman lindungihutan.com, deforestasi merupakan pengurangan tutupan tajuk pohon menjadi kurang dari batas minimum 10% dalam jangka panjang dengan tinggi pohon minimum 5 meter pada areal seluas 0,5 ha. Wilayah yang tadinya memiliki vegetasi dengan kerapatan tertentu menjadi tidak bervegetasi.
Penyebab deforestasi antara lain kebakaran hutan, pembukaan lahan perkebunan, program transmigrasi, pengeboran sumber daya alam, serta pembalakan liar. Sering kali manusia tidak memperhatikan dampak jangka panjang ketika melakukan pengalihan fungsi lahan. Padahal deforestasi dapat berbahaya bagi alam dan ekosistem di dalamnya.
Dampak Deforestasi
Jika tidak dikelola dengan bijak, deforestasi dapat menjadi ancaman besar bagi umat manusia dan memperparah krisis iklim yang terjadi. Beberapa dampak deforestasi antara lain:
- Bencana Alam
Pembabatan hutan secara membabi buta dapat memicu terjadinya bencana alam. Konversi hutan tanpa perhitungan bisa mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan serta meningkatkan risiko terjadinya bencana seperti banjir dan tanah longsor.
- Kepunahan Spesies
Hutan adalah habitat asli dari berbagai jenis flora dan fauna. Pengalihan lahan besar-besaran dapat berdampak pada kepunahan spesies yang tinggal di hutan seperti orang utan, gajah, harimau, burung-burung, dan sebagainya.
- Krisis Iklim
Hutan berperan penting untuk menyerap karbon dioksida di udara dan mengkonversinya menjadi oksigen dalam proses fotosintesis. Sehingga karbon dioksida tidak sempat berkumpul di atmosfer dan merusak lapisan ozon.
Bagaimana jadinya jika terjadi deforestasi besar-besaran? Karbon dioksida tidak dapat terserap dan akhirnya menjadi selimut polusi yang memicu krisis iklim. Suhu di bumi meningkat dan cuaca ekstrem tidak dapat dihindari.
Cara Mencegah Deforestasi
Deforestasi termasuk masalah lingkungan saat ini yang harus segera ditangani. Kita juga perlu bersama-sama melakukan upaya pencegahan agar hutan tetap lestari sebagaimana fungsinya.
Cara mencegah deforestasi yang harus dilakukan antara lain:
- Reboisasi dan Penghijauan
Reboisasi adalah penanaman kembali pohon-pohon pada kawasan hutan, sedangkan penghijauan adalah penanaman pohon pada kawasan non hutan. Reboisasi dan penghijauan ini membantu melestarikan hutan, mencegah erosi tanah, menjaga keanekaragaman satwa, serta mencegah bencana alam.
Di lingkungan tempat tinggal, penanaman pohon sangat bermanfaat untuk menjaga udara tetap bersih dan sehat serta mengurangi efek pencemaran udara. Pohon juga dapat menjaga struktur tanah agar tidak cepat rusak.
- Sistem Tebang Pilih
Sistem tebang pilih dapat digunakan jika memang perlu dilakukan penebangan pohon di hutan. Sistem ini diterapkan sebagai sub pengelolaan pada hutan alam tak seumur. Metode ini juga perlu disertai dengan penanaman pohon kembali untuk menggantikan pohon yang ditebang.
- Pembentukan REDD+
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau REDD+ adalah metode konversi lahan hutan dengan pendekatan keuangan. Negara-negara maju bekerja sama dan membayar negara berkembang sebagai upaya mengurangi emisi. Nilai karbon yang tersimpan di hutan dihitung dan dinilai sebagai acuan pembayaran.
- Pengawasan Hutan
Cara mencegah deforestasi lainnya adalah dengan memperketat pengawasan hutan. Pengawasan ini dapat dilakukan secara langsung oleh aparat berwenang di hutan maupun melalui monitoring teknologi satelit. Sehingga keamanan hutan dapat ditingkatkan dan mencegah terjadinya deforestasi.
Polusi Udara
Pencemaran atau polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan saat ini yang sangat krusial. Bagaimana tidak, WHO telah menegaskan bahwa polusi udara pada tingkat ringan saja bisa berakibat buruk pada kesehatan.
Penyebab dan Dampak Polusi Udara
Penyebab polusi udara adalah dari polutan partikulat seperti asap pabrik, asap knalpot kendaraan bermotor, serta kebakaran hutan. Penyebab lainnya yaitu gas seperti CO dari pembakaran tidak sempurna, NOx, O3, serta SO2 dari bahan bakar yang mengandung sulfur.
Kegiatan penambangan juga menyebabkan pencemaran udara dari debu-debu dan zat kimia yang terlepas ke udara. Dari sisi rumah tangga juga bisa menyebabkan polusi udara seperti membakar sampah plastik dan penggunaan peralatan listrik berlebihan.
Dampak polusi udara bisa membahayakan kesehatan bahkan menyebabkan kematian. Berdasarkan penelusuran Tirto, WHO mencatat 7 juta kasus kematian dini akibat polusi udara setiap tahunnya. Penyakit yang dipicu pencemaran udara diantaranya infeksi saluran pernapasan akut, kanker paru-paru, dan lain-lain.
Laporan Journal Investigative Ophthalmology & Visual Science mengungkapkan terjadinya peningkatan risiko glaukoma sebanyak 6% terhadap orang yang sering terpapar polusi udara. Glaukoma ini dapat menyebabkan kebutaan permanen.
Dampak polusi udara lainnya juga dapat merusak lingkungan dan merusak lapisan ozon di atmosfer. Akibatnya akan terjadi perubahan iklim dan mengganggu ekosistem di bumi, termasuk mengancam kehidupan flora dan fauna.
Cara Mengurangi Polusi Udara
Mengingat dampaknya yang sangat berbahaya, polusi udara perlu segera ditanggulangi. Sebagai salah satu penduduk bumi, kita harus berperan serta mengurangi pencemaran udara. Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan:
- Menggunakan Transportasi Publik
Asap kendaraan menyumbang polusi udara yang sangat besar. Semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan pribadi maka akan semakin besar polusi yang dihasilkan. Sangat penting untuk mempertimbangkan dampak emisi dari kendaraan yang digunakan. Salah satu cara mengurangi polusi udara adalah dengan menggunakan transportasi publik.
- Menggunakan Kendaraan Ramah Lingkungan
Alternatif selain transportasi publik yang bisa kamu gunakan adalah kendaraan ramah lingkungan. Jika masih terjangkau, kamu bisa menggunakan sepeda manual untuk mencapai tempat yang ingin dikunjungi. Kamu juga bisa memilih kendaraan listrik yang dinilai lebih ramah lingkungan.
- Hemat Energi
Jejak karbon juga dihasilkan dari peralatan elektronik rumah tangga seperti AC dan kulkas. Kamu bisa memilih produk dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Selain itu, gunakan produk seperlunya dan segera matikan jika tidak digunakan.
Polusi Air
Air merupakan penopang kehidupan yang memiliki fungsi penting bagi keberlanjutan alam. Air bermanfaat untuk memenuhi cairan tubuh, menghidupi tanaman, membersihkan lingkungan, dan dapat menjadi sumber energi.
Pencemaran atau polusi air merupakan penurunan kualitas air di dalam tanah, sungai, danau, serta penampungan air lainnya. Penurunan kualitas itu bisa berarti kerusakan air yang ciri-cirinya antara lain perubahan warna, bau, dan rasa air sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Polusi air dapat diukur dengan parameter kimia untuk mengetahui kadar pH, zat organik, serta kadar logam yang terkandung di air. Kualitas air juga perlu diukur melalui parameter bakteriologi untuk mengetahui cemaran bakteri dan patogenik di air.
Pencemaran sungai termasuk masalah polusi air yang perlu diperhatikan saat ini. Apalagi jika kamu tinggal di perkotaan, apakah kamu masih bisa menemukan sungai dengan aliran air yang jernih?
Penyebab polusi air dan pencemaran sungai antara lain limbah industri, penggunaan bom ikan, limbah pertanian, limbah industri, termasuk aktivitas pertambangan yang melepaskan merkuri ke udara dan turun bersama air hujan mencemari air.
Pencemaran sungai juga disebabkan ulah manusia yang terbiasa membuang sampah ke sungai. Sampah yang dibuang ke sungai terdiri dari sampah organik maupun anorganik yang kian lama memenuhi sungai dan turut terbawa ke laut.
Dampak Polusi Air dan Pencemaran Sungai
Permasalahan lingkungan terkait polusi air tidak dapat dianggap sepele karena dapat menimbulkan dampak besar yang mengancam ekosistem lingkungan dan keberlanjutan hidup manusia.
Berikut beberapa dampak polusi air yang perlu diwaspadai:
- Menimbulkan Penyakit
Manusia mengonsumsi air setiap hari untuk mencukupi asupan cairan di tubuh. Jika pencemaran terjadi terus menerus sumber air bersih akan semakin langka untuk minum dan membersihkan diri. Cemaran bakteri dan parasit dari air dapat masuk ke tubuh manusia dan menimbulkan beragam penyakit seperti diare, tifus, cacingan, penyakit kulit, dan lain-lain.
- Kepunahan Spesies
Pencemaran sungai dapat mengancam hidup ikan dan biota lain di dalamnya. Jika polusi air menyebar ke laut maka akan semakin banyak spesies yang terancam kelestariannya. Penggunaan bom ikan juga bisa menyebabkan percepatan kepunahan spesies langka.
- Peningkatan Populasi Hama
Polusi air berdampak pada peningkatan populasi hama. Ekosistem akan terganggu dan rantai makanan akan terputus. Akibatnya lingkungan akan tidak seimbang karena predator alami mati dan meledaknya populasi serangga yang menyerang tanaman.
Cara Mengatasi Polusi Air
Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, masalah polusi air harus segera diatasi. Kita bisa melakukan pencegahan dengan beberapa cara berikut:
- Membatasi Penggunaan Zat Kimia
Penggunaan zat kimia seperti pestisida secara berlebihan dapat mencemari tanah dan air. Kita perlu membatasinya agar air tetap terjaga kelestariannya. Pilihlah bahan-bahan alami yang dapat menggantikan zat kimia tersebut.
- Membersihkan Sampah di Sungai
Tidak dapat dipungkiri bahwa pencemaran sungai telah terjadi di banyak tempat. Kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai sudah berlangsung bertahun-tahun.
Aksi Pandawara Group yang viral karena membersihkan sungai perlu diapresiasi. Ini merupakan langkah awal untuk mengkampanyekan sungai yang bersih. Diharapkan aksi seperti ini bisa dilakukan lebih banyak orang untuk mewujudkan sungai yang bebas sampah.
- Penerapan Tata Kota yang Baik
Tata kota yang baik diperlukan untuk mengatasi polusi air. Perlu dilakukan pembagian zona untuk industri dan rumah tangga serta infrastruktur untuk mengelola limbah yang dihasilkan. Sehingga air tidak tercemar.
Degradasi Tanah
Degradasi tanah merupakan permasalahan lingkungan yang harus segera dibenahi. Degradasi tanah atau degradasi lahan adalah penurunan produktivitas tanah, baik yang bersifat sementara maupun permanen.
Tanah yang mengalami degradasi disebut juga lahan tidak produktif, lahan tidur, dan lahan kritis. Lahan yang dikategorikan kritis yaitu ketika usaha yang dikeluarkan untuk memanfaatkannya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
Ciri-ciri lahan kritis antara lain kandungan humus rendah dan lahan tidak subur. Di Indonesia terdapat beberapa wilayah lahan kritis, baik di dataran rendah, daerah pegunungan, maupun tepi pantai.
Penyebab dan Dampak Degradasi Lahan
Penyebab degradasi tanah bisa karena faktor alam maupun akibat ulah manusia. Faktor alam yang menyebabkan degradasi tanah antara lain kemarau panjang, kekeringan, genangan air, dan erosi tanah.
Faktor non alam yang menyebabkan degradasi tanah diantaranya alih fungsi lahan yang ditujukan untuk kepentingan industri, pembangunan pemukiman, dan sebagainya. Lahan kritis juga dapat terjadi akibat salah pengelolaan dan cemaran zat kimia di tanah.
Dampak dari degradasi tanah bisa memengaruhi ketahanan pangan masyarakat. Gagal panen dan biaya produksi pertanian yang meningkat dapat menyebabkan krisis pangan dan ancaman kelaparan.
Cara Menanggulangi Degradasi Tanah
Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan degradasi tanah dengan menerbitkan Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Upaya pencegahan lahan kritis juga telah diatur dalam Undang-Undang N. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sebagai masyarakat, apa yang bisa kita lakukan? Semestinya kita mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak sembarangan melakukan alih fungsi lahan. Misalnya saat ingin membeli tanah untuk membangun rumah, perhatikan dulu status tanah tersebut apakah memang diperuntukkan untuk pemukiman atau bukan.
Cara menanggulangi degradasi tanah juga bisa dilakukan dengan melakukan reboisasi dan penghijauan di lingkungan sekitar. Lahan kritis dapat diatasi dengan menerapkan pola tanam tumpang sari untuk membantu menjaga kandungan unsur hara di tanah.
Pada daerah pegunungan maupun lereng curam, pengelolaan tanah dapat dilakukan dengan metode terasering atau membentuk tanah menyerupai anak tangga. Metode ini membantu mengurangi laju air dan mencegah tanah longsor.
Selain 5 permasalahan lingkungan yang telah disebutkan, masih ada beberapa masalah lingkungan saat ini yang tidak boleh diabaikan. Diantaranya kepunahan spesies, abrasi pantai, banjir, dan lain-lain.
Merujuk laman resmi BNPB, berbagai masalah lingkungan saat ini dapat terjadi secara alami akibat bencana alam maupun karena ulah manusia. Akar permasalahan lingkungan antara lain mental frontier manusia yang menganggap bumi dan semua sumber daya alam bersifat tidak terbatas dan harus dikuasai.
Paul Wapner (1997) menyatakan bahwa permasalahan lingkungan bukan hanya tentang interaksi manusia dengan alam, melainkan juga interaksi antar sesama manusia. Misalnya perselisihan dan perebutan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya alam. Semakin banyak pihak yang berselisih, maka alam akan semakin tereksploitasi.
Teori antroposentrisme yang berpandangan bahwa manusia sebagai pusat sistem alam semesta perlu dikaji dengan bijak. Jangan sampai kita terus mengabaikan permasalahan lingkungan sampai sudah tidak ada waktu lagi untuk berbenah diri. Sebelum lebih terlambat lagi, mari bersama atasi semua masalah lingkungan saat ini. Kamu bisa mencoba terapkan sustainable lifestyle sebagai salah satu langkah mengatasi masalah lingkungan hidup saat ini.
#krisis iklim #masalah lingkungan saat ini #pencemaran sungai #pengelolaan sampah #permasalahan lingkungan