Artikel

Cek 8 Tips ini Agar Aman dan Nyaman Berbelanja Online

Apakah kamu termasuk orang yang suka berbelanja, terutama belanja secara daring? Coba deh buka aplikasi e-commerce kamu dan cek ada berapa banyak barang yang ada di keranjang belanjamu yang menunggu untuk segera kamu checkout?

Atau kamu paling nggak sabar menunggu Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) di setiap tanggal cantik setiap bulan? Bahkan sampai  rela begadang untuk mengecek flash sale di setiap e-commerce?

Tenang, kamu nggak sendiri kok. Ada sekitar 88,1 persen pengguna internet di Indonesia yang seperti kamu, suka berbelanja online

Apalagi setelah adanya pandemi Covid-19 yang membuat orang semakin banyak menggunakan layanan belanja daring karena tidak harus keluar rumah dan hanya dalam satu kali klik seluruh kebutuhan sehari-hari bisa langsung diantar sampai depan rumah!

Dilansir dari We Are Social di Bulan April 2021, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara dengan penggunaan e-commerce tertinggi di dunia!

Diantara berbagai e-commerce yang ada di Indonesia, Tokopedia menempati urutan pertama dengan total pengguna sebesar 147,8 juta user dan disusul oleh Shopee kemudian Bukalapak. 

Tahukah kamu bahwa nilai transaksi e-commerce mencapai Rp 266,3 triliun di tahun 2020? Hal ini menggambarkan bahwa saat ini berbelanja secara online sudah menjadi sebuah hal yang lumrah bagi penduduk Indonesia dari segala usia. 

Generasi milenial yang tumbuh bersama dengan perkembangan teknologi menjadi pengguna e-commerce terbanyak di Indonesia. 

Menurut riset Kredivo, jumlah transaksi e-commerce didominasi oleh generasi Z dan milenial dengan rentang usia 18-25 tahun sebanyak 36% dan usia 26-35 tahun sebanyak 49%.

Bahkan generasi Z dan milenial menempati posisi tertinggi sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan gaji bulanan mereka untuk berbelanja di e-commerce. 

Kelompok usia 18-24 tahun menghabiskan 5,4 persen gajinya untuk berbelanja online, sedangkan kelompok usia 26-35 tahun menempati urutan kedua dengan angka 5,2 persen. 

KENAPA SIH ORANG SUKA BERBELANJA ONLINE?

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang-orang memilih untuk berbelanja secara online daripada berbelanja langsung ke toko. 

Dilansir dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), berikut beberapa alasan yang membuat orang-orang mulai beralih berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online:

  1. Harga jauh lebih murah

Salah satu alasan yang membuat seseorang memilih untuk berbelanja secara online adalah harga di toko online jauh lebih murah daripada harga di toko offline. 

Hayo, siapa yang suka belanja online karena lebih murah? Tenang, kamu nggak sendiri kok. Banyak orang lain di Indonesia yang memilih belanja online karena harga yang lebih terjangkau.

  1. Dapat dilakukan di mana saja

Berbelanja online dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja karena hanya perlu jaringan internet  dan smartphone saja untuk melakukannya. 

Tidak perlu keluar rumah atau menghadapi macetnya jalan saat menuju ke toko tujuan. Menyenangkan sekali, bukan?

  1. Lebih cepat dan praktis

Alasan selanjutnya adalah karena berbelanja online lebih cepat  dan praktis. Bahkan saat ini sudah tersedia fitur pengiriman secara instan di e-commerce, barang pesanan kamu bisa sampai dalam hitungan 2-3 jam setelah kamu memesan. 

Hal ini tentu sangat membantu bagi kamu yang membutuhkan barang tersebut secara cepat. 

Selain lebih cepat, berbelanja online tentunya lebih praktis. Kamu hanya perlu memesan melalui aplikasi e-commerce, checkout, bayar dan hanya perlu menunggu barangnya datang di depan rumah. 

  1. Banyak diskon dan promo

Diskon dan promo banyak sekali bertebaran di e-commerce. Salah satu promosi yang paling dicari oleh e-commerce user adalah free ongkir, dimana mereka tidak perlu membayar ongkos kirim untuk barang pesanan mereka. 

Para e-commerce berlomba-lomba memberikan diskon dan promo, apalagi di tanggal-tanggal cantik yang selalu identik dengan diskon besar-besaran. 

Atau fitur flash sale dimana para pemilik toko online memberikan potongan harga yang sangat besar hanya dalam hitungan beberapa jam saja dan jumlah barang yang terbatas membuat para pengguna e-commerce berlomba-lomba untuk mendapatkan barang flash sale tersebut. 

Apa kamu termasuk pemburu diskon dan promo di e-commerce? Apa bentuk diskon dan promo yang paling kamu cari? 

  1. Mudah membandingkan harga

Kemudahan dalam membandingkan harga menempati urutan ke-5 sebagai alasan orang-orang memilih untuk berbelanja online daripada offline. 

Dengan banyaknya e-commerce dan toko online, pengguna e-commerce dapat dengan mudah membandingkan harga di setiap toko dengan fitur sort yang dapat mengurutkan barang berdasarkan harga terendah. 

Apa kamu sering menggunakan fitur sort untuk harga terendah? Tidak apa-apa, kamu sama seperti pengguna e-commerce lainnya yang mencari harga terendah kok. 

Tapi, tetap harus waspada ya karena seringkali barang dengan harga rendah, kualitasnya tidak sebaik ekspektasi kamu. 

  1. Karena pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang membuat Pemerintah menerapkan berbagai peraturan seperti PSBB atau PPKM guna mencegah penyebaran virus Covid-19 membuat orang-orang mulai beralih berbelanja secara online. 

Selain meningkatnya jumlah orang-orang yang berbelanja online, jumlah UMKM yang beralih dengan berjualan online pun meningkat selama pandemi. 

Dilansir dari Katadata Insight Center (KIC) di Mei 2021, sekitar 77 persen UMKM terbantu dengan adanya e-commerce selama Pandemi Covid-19. 

Dampak Negatif dari Berbelanja Online

Sayangnya, selain memiliki berbagai kelebihan dan memberikan sejuta kemudahan bagi penggunanya, ternyata transaksi secara online juga memiliki banyak kekurangan jika kamu sebagai penggunanya tidak teliti sebelum membeli. 

Apa saja Dampak Negatif dari transaksi secara online?

Berikut beberapa dampak negatif dari transaksi secara online:

  1. Produk yang tidak sesuai dengan gambar yang dipasang di toko online.

Hayoo, siapa yang pernah merasakan pengalaman belanja online dan produk yang dikirim tidak sama dengan yang ada di gambar? Tenang, hal ini merupakan hal lazim yang sering terjadi kok. 

Biasanya hal ini terjadi pada produk fashion seperti baju, sepatu mau pun tas. Misalnya di foto ada gambar bunga-bunga lucu nan cantik, tapi begitu sampai di rumah, ternyata gambar bunganya hanya satu atau bahkan tidak ada gambar bunganya sama sekali. 

  1. Pengiriman yang sering tertunda atau  terlambat

Pengiriman yang tertunda atau terlambat juga menjadi satu hal yang kerap dirasakan oleh orang-orang yang berbelanja secara online. Apalagi jika produk dikirimkan dari luar kota, biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama lagi. 

Biasanya pengiriman terlambat ini memiliki berbagai faktor seperti penjual yang pengemasannya agak lama sehingga menunda waktu pengiriman atau tertahannya paket di gudang ekspedisi. Ada yang pernah memiliki pengalaman ini?

Bagi kamu yang memang membutuhkan barang dengan cepat, disarankan menggunakan layanan pengiriman dengan ojek online yang dapat dikirim di hari yang sama jadi nggak ada lagi deh drama pengiriman yang terlambat.

  1. Rentan terkena penipuan online

Penipuan jual beli secara online rentan terjadi dan lebih banyak terjadi pada transaksi yang dilakukan bukan melalui rekening ketiga seperti yang disediakan oleh e-commerce. 

Dilansir dari Kominfo, terjadi laporan kasus penipuan online dari e-commerce dan media sosial sebanyak 115.756 kasus lho!

Penipuan jual beli online biasanya terjadi di platform media sosial seperti Instagram dan Facebook dan biasanya pembayaran dilakukan langsung ke rekening penjual, bukan ke pihak ketiga. 

Harga yang murah dan foto produk yang terlihat menarik dan bagus membuat orang-orang tertarik untuk berbelanja di Instagram atau pun Facebook tanpa mencari tahu lebih dulu tentang toko online tersebut.

Biasanya penipuan online terjadi saat pembeli sudah transfer sesuai nominal yang diinfokan oleh penjual dan beberapa hari setelah pembayaran terjadi, si penjual memblokir nomor dan akun si pembeli. Uang hilang, barang tak kunjung datang. 

Selain penipuan dalam bentuk barang tidak dikirim, penipuan dalam bentuk barang tiruan atau palsu juga sering terjadi di transaksi online. 

Penipuan dalam bentuk barang tiruan bukan hanya terjadi dalam barang-barang fashion saja lho, bahkan produk makanan, kosmetik atau obat pun kerap terjadi. Jadi kita harus hati-hati sekali saat berbelanja online. 

Pastikan kamu tidak mudah tergiur untuk berbelanja di suatu toko online hanya karena barangnya murah atau bahkan sangat murah jika dibandingkan harganya di toko offline. 

Atau agar lebih aman, kamu dapat bertransaksi di Official Store suatu produk agar terjamin keaslian dan kualitas barang yang ingin kamu beli. 

Jika kamu ingin beli di toko lain, cek dulu harga di Official Store, jika harganya jauh berbeda sekali bahkan lebih dari ½ harga di Official Store, pastikan dari review atau rating tokonya ya agar kamu tidak tertipu. 

  1. Rentan terjadi kebocoran data atau peretasan akun 

Kebocoran data menjadi salah satu kelemahan dalam dunia internet, selain dapat terjadi di berbagai aplikasi media sosial ternyata kebocoran data juga dapat terjadi di akun marketplace. 

Siapa yang ingat tentang hebohnya kebocoran sekitar 15 juta data pengguna Tokopedia di pertengahan tahun 2020? 

Data-data pengguna Tokopedia yang bocor tersebut diperjualbelikan di forum yang ada di media sosial, ada yang gratis dan ada juga yang berbayar. Hal ini menjadi satu hal yang membuat orang-orang semakin aware tentang keamanan data mereka. 

Selain terjadinya kebocoran data, peretasan akun juga menjadi satu ancaman yang rentan terjadi. 

Mungkin kamu pernah dengar seseorang yang Kartu Kreditnya diretas dan ditemukan bahwa ada transaksi asing menggunakan Kartu Kreditnya padahal mereka tidak melakukan transaksi itu. 

Seram ya dan hal ini bukan tidak mungkin bisa terjadi pada kamu. Mau tahu bagaimana cara mengantisipasinya? Baca terus artikel ini sampai selesai ya.

  1. Menimbulkan perilaku berbelanja yang impulsif

Berbelanja secara impulsif bisa diartikan saat seseorang tidak bisa menahan diri untuk berbelanja secara tiba-tiba tanpa berpikir apakah mereka membutuhkan barang yang mau dibeli atau tidak. 

Hayo siapa yang sering belanja secara impulsif karena keinginan semata atau hanya karena bentuk atau warnanya lucu, bukan karena butuh?

Atau saat kamu ingin membeli suatu barang yang kamu butuh, tapi akhirnya iseng melihat ke toko online tersebut dan berakhir dengan membeli barang lain yang sebenarnya tidak kamu butuhkan?

Coba tengok ke daftar transaksi kamu, seberapa sering kamu berbelanja barang yang akhirnya hanya teronggok di pojokan kamar kamu atau bahkan masih ada di dalam kardusnya karena alasan kamu tidak membutuhkan barang tersebut?

  1. Berdampak buruk  pada lingkungan

Meskipun berbelanja dari rumah memiliki banyak dampak positif karena mempermudah penggunanya untuk memenuhi kebutuhannya dari rumah, tapi ternyata memiliki dampak besar juga pada lingkungan, lho. 

Apa saja dampak negatif yang ditimbulkan dari transaksi online?

Hal yang paling menonjol adalah sampah kemasan yang dihasilkan dari transaksi online. Dengan alasan demi keamanan produk selama pengiriman, biasanya produk yang dikirim akan dibungkus dengan menggunakan bubble wrap, plastik sekali pakai maupun kardus. 

Menurut hasil studi LIPI, sekitar 96% paket yang dikirim menggunakan plastik sekali pakai dan bubble wrap. Belum lagi ditambah dengan selotip atau lakban yang dilapisi berulang kali guna mengantisipasi kebocoran atau produk yang rusak selama proses pengiriman. 

World Wide Fund for Nature (WWF) menyebutkan pada tahun 2020 bahwa Indonesia merupakan konsumen kemasan plastik terbanyak di Asia dan 37% dari sampah plastik tersebut merupakan sampah plastik dalam bentuk karung pengiriman, tas belanja dan selotip. 

Selain sampah plastik, transaksi online juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan dalam bentuk jejak karbon atau carbon footprint yang dihasilkan dari pengiriman paket transaksi online yang menggunakan sarana transportasi seperti pesawat, mobil dan motor. 

Seperti yang sudah kamu tahu bahwa jejak karbon adalah gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia dan emisi gas yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global hingga menjadi salah satu faktor dalam perubahan iklim ekstrim yang terjadi saat ini. 

8 TIPS BIJAK BERBELANJA ONLINE YANG AMAN DAN NYAMAN

Wah ternyata selain membawa kebaikan dan kemudahan bagi penggunanya, ternyata transaksi online juga memiliki kekurangan dan dampak negatif bukan hanya untuk penggunanya saja, tapi juga kepada lingkungan ya..

Maka dari itu pentingnya untuk kamu untuk lebih bijak lagi dalam berbelanja secara online. Nah, bagaimana sih caranya agar dapat bertransaksi online secara aman, nyaman dan tentunya dapat menjaga lingkungan demi generasi penerus kita?

Yuk simak beberapa tips untuk berbelanja online yang aman dan nyaman!

  1. Baca produk deskripsi dengan teliti

Selalu baca produk deskripsi dengan sangat teliti sebelum membeli. Perhatikan ukuran produknya dan segala hal yang berkaitan dengan produknya, misalnya terbuat dari apa, ukuran panjang badannya atau pengirimannya dari mana. 

Jangan sampai kamu salah beli hanya karena kamu tidak membaca deskripsi produknya dengan teliti padahal semuanya sudah dijelaskan di deskripsi produk lho!

  1. Perhatikan review dan rating toko online sebelum berbelanja

Selalu cek review dan rating toko online di marketplace sebelum membeli ya. Biasanya pembeli sebelum kamu akan meninggalkan rating atau review produk di toko online tersebut. 

Ini penting sekali agar kamu nggak tertipu atau kecewa dengan produk yang akan kamu beli. Jika ratingnya cukup rendah dan reviewnya banyak yang mengatakan kecewa, ini bisa jadi signal warning untuk kamu mencari toko lain yang lebih terpercaya. 

  1. Selalu cek nomor rekening dan akun sosial media toko online jika kamu transaksi tidak melalui pihak ketiga atau e-commerce

Jika kamu memutuskan untuk bertransaksi langsung tanpa melalui e-commerce atau rekening pihak ketiga, selalu cek nomor rekening penjual untuk memastikan apakah nomor rekeningnya dilaporkan sebagai penipu. 

Kamu bisa cek nomor rekening penjual di https://cekrekening.id sebelum kamu membayar belanjaan kamu. Jika tidak terindikasi penipuan, kamu bisa lanjut berbelanja deh.

Disarankan untuk bertransaksi melalui pihak ketiga, seperti e-commerce guna menghindari penipuan secara online di Instagram atau Facebook, sebaiknya kamu minta akun e-commerce toko online tersebut  agar kamu bisa bertransaksi di e-commerce yang lebih terpercaya. 

  1. Hindari akun diretas dengan rutin mengganti password dan menggunakan two factors authentication

Biasakan untuk selalu rutin mengganti password akun e-commerce, e-mail atau pun media sosial minimal 1 kali dalam sebulan. 

Selain itu, gunakan kombinasi angka dan huruf unik sebagai password agar tidak mudah diretas oleh hacker dan jangan pernah gunakan tanggal lahir kamu atau keluarga sebagai password ya karena rentan sekali untuk diretas. 

Ingat, semakin alay password kamu, semakin aman akun kamu lho karena kombinasinya sulit diikuti oleh hackers. 

Oh iya, gunakan two factors authentication yaa saat login ke seluruh akun kamu ya. 

Apa sih bedanya login biasa dan dengan two factors authentication?

Biasanya jika login biasa kamu hanya perlu mengisi username  dan password, sedangkan saat menggunakan two factors authentication kamu perlu memasukkan kode yang dikirimkan ke email maupun nomor ponsel kamu untuk verifikasi.

Jika ada orang asing yang berusaha masuk ke akun kamu, kamu akan menerima pesan dan kamu akan disarankan untuk segera mengganti password kamu. Akun aman, hati tenang deh. 

  1. Jangan pernah menggunakan jaringan Wifi di tempat umum saat bertransaksi online

Pastikan saat kamu berada di tempat umum dan ingin bertransaksi online, gunakan jaringan pribadi kamu ya. Jangan menggunakan jaringan Wifi karena jaringan Wifi di tempat umum sangat rentan untuk diretas. 

Terlebih lagi saat kamu menggunakan aplikasi mobile banking atau memasukkan nomor Kartu Kredit saat melakukan pembayaran secara online. Sangat tidak disarankan untuk menggunakan jaringan Wifi di tempat umum ya.

Memang terdengarnya menyenangkan ya menggunakan internet gratis, tapi kamu nggak mau kan tiba-tiba ada yang meretas akun kamu dan melakukan transaksi asing di akun kamu? Mencegah tetap lebih baik dari mengobati, kan?

  1. Belanja sesuai kebutuhan dan jika memungkinkan belanja hanya di 1 toko online saja

Belanja sesuai kebutuhan dan jangan mudah tergiur untuk berbelanja barang-barang hanya karena sedang diskon atau lucu padahal kamu tidak membutuhkannya. 

Selain membuat kamu lebih hemat, kamu juga berkontribusi dalam mengurangi penggunaan sampah plastik maupun kardus yang digunakan dalam pengemasan paket lho. 

Tambahan lagi, jika memungkinkan kamu bisa memilih berbelanja dalam 1 toko yang sama untuk seluruh barang keperluan kamu. Tujuannya agar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai maupun bubble wrap dan juga mengurangi gas emisi yang dihasilkan dari kendaraan yang mengantarkan produk kamu. 

Bayangkan jika kamu membeli 10 produk di toko yang berbeda, berarti akan ada 10 kurir dengan kendaraan berbeda yang datang ke rumah kamu untuk mengantarkan paket kamu. Berapa banyak gas emisi yang dihasilkan?

Bandingkan jika kamu membeli 10 produk di 1 toko yang sama, hanya 1 kurir toko yang akan datang mengantarkan paket kamu dalam 1 waktu. Jauh lebih hemat kan?

Baca juga: Yakin, Ngga Mau Mengelola Sampah Rumah Tangga Kamu?

  1. Terapkan Hari Tanpa Belanja 

Apa kamu termasuk orang yang selalu menunggu Harbolnas dan selalu berbelanja barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan? Atau kamu selalu tidak bisa menahan diri untuk berbelanja saat ada barang lucu dan sedang diskon di flash sale?

Mungkin sudah waktunya bagi kamu untuk menerapkan Hari Tanpa Belanja di tanggal-tanggal cantik di mana biasanya ada diskon besar-besaran setiap bulannya. 

Hari Tanpa Belanja adalah hari dimana kamu tidak berbelanja apa pun, baik secara offline maupun online. Tujuannya agar orang-orang lebih sadar tentang apa yang ingin mereka beli  dan apakah mereka membutuhkannya. 

Misalnya setiap Harbolnas, terapkan Hari Tanpa Belanja dengan tidak membuka aplikasi e-commerce kamu. Hmm.. kira-kira bisa nggak ya?

  1. Jika ada barang yang ingin sekali kamu beli, terapkan tunda 7 hari. 

Maksudnya gimana? Jadi saat ada barang yang ingin sekali kamu beli, jangan langsung buru-buru beli. Tunggu hingga 7 hari. Kalau sampai 7 hari, masih ada sparks yang kamu rasakan dan yakin kamu butuh barang tersebut, silakan beli. 

Tapi, kalau ternyata di hari ke-5 kamu sudah tidak merasakan desiran-desiran degup jantung maupun sparks saat memikirkan barang tersebut, berarti kamu tidak membutuhkan barang tersebut.  

Cara ini cukup efektif untuk membuat kamu tidak menjadi orang yang impulsif atau tidak bisa menahan diri dalam berbelanja, lho. 

Nah, setelah tahu kelebihan dan kekurangan serta dampak negatif dari berbelanja online, yakin masih mau jadi pembeli yang impulsif?

Yuk, jadi pembeli yang bijak dan smart buyer tentunya agar kamu bisa berbelanja dengan aman dan nyaman ya!

TAGS
#aman belanja online #belanja online