Ulasan

Serba-Serbi Makanan Organik

Makanan organik adalah salah satu penunjang kebiasaan makan sehat. Di era meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memilih makanan, beragam produk organik hadir dengan keunggulannya tersendiri. Manfaat makanan organik tidak sebatas pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga mendukung  keberlanjutan lingkungan.

Selama dua dekade terakhir, kebiasaan makan sehat dengan mengonsumsi produk organik menjadi tren yang semakin diminati. Pada tahun 2020, konsumen di Amerika Serikat menghabiskan $56 miliar untuk produk organik. Angka tersebut meningkat hampir 13% dari tahun 2019.  

Di Indonesia, pembangunan pertanian organik di era globalisasi semakin penting untuk menghasilkan produk organik berkualitas tinggi. Pemerintah telah mengeluarkan Permentan no.64/2013 tentang Sistem Pertanian Organik, yang bertujuan memastikan produk organik memiliki jaminan integritas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Menurut data Kementerian Perdagangan RI, pada tahun 2023 permintaan produk organik global mencapai USD 231,52 miliar dan diproyeksikan tumbuh 13,9 persen per tahun hingga 2030. Indonesia pun aktif di Pameran Biofach di Jerman tahun ini untuk memperkuat posisi sebagai penghasil produk organik lokal berkualitas. Dalam pameran terbesar kedua di dunia ini, Indonesia berhasil meraih transaksi sebesar USD 6,02 juta. 

Makanan organik semakin populer karena dinilai lebih aman, lebih sehat, dan lebih lezat dibandingkan dengan makanan yang ditanam secara konvensional. Selain itu, makanan organik dianggap lebih baik untuk lingkungan dan kelestarian hewan.

Apa benar begitu? Berikut penjelasan tentang pengertian makanan organik dan keunggulannya, manfaat makanan organik bagi kesehatan, dan klasifikasi label produk organik. Kita juga dapat mengikut tips membeli produk organik yang tepat untuk memastikan kualitas dan keasliannya.

Apa Itu Makanan Organik?

Menurut Healthline, makanan organik adalah produk yang dihasilkan melalui metode pertanian yang hanya menggunakan bahan alami. Artinya, dalam proses produksi produk organik tidak digunakan bahan kimia buatan, hormon tambahan, antibiotik, atau organisme hasil rekayasa genetika (GMO). 

Untuk mendapatkan label organik, sebuah produk harus bebas dari aditif makanan buatan seperti pemanis, pengawet, pewarna, perasa, dan monosodium glutamat (MSG). Misalnya, buah organik adalah buah yang tumbuh dengan bantuan pupuk alami seperti kompos atau pupuk kandang, sehingga lebih sehat dan segar.

Dalam pertanian organik, petani tidak menggunakan pupuk buatan, pestisida sintetis, atau sinar radiasi. Pertanian organik juga menghindari teknologi genetik yang mengubah susunan genetik tanaman yang biasanya digunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap penyakit atau hama. Termasuk penggunaan antibiotik atau hormon pertumbuhan pada hewan ternak.

Pertanian organik memanfaatkan bahan alami seperti sisa tanaman yang ditinggalkan di ladang (pupuk hijau), kotoran hewan, atau kompos untuk memperbaiki kualitas tanah. Teknik rotasi tanaman diterapkan untuk mempertahankan kualitas tanah dan mencegah siklus hama atau penyakit. 

Tanaman penutup digunakan untuk mencegah erosi tanah dan memperbaiki kualitas tanah ketika lahan tidak digunakan. Petani juga menggunakan mulsa untuk mengendalikan gulma dan serangga atau perangkap serangga untuk mengendalikan hama. 

Pestisida alami dan beberapa pestisida sintetis yang disetujui digunakan dengan sangat terbatas. Ini pun hanya sebagai pilihan terakhir setelah berkonsultasi dengan agen sertifikasi organik USDA.

Pada hewan ternak, praktik pertanian organik memprioritaskan kondisi hidup yang sehat dengan akses ke luar ruangan. Penggembalaan memenuhi setidaknya 30% kebutuhan nutrisi hewan selama musim merumput. Vaksinasi juga diberikan untuk melindungi hewan dari penyakit. Praktik-praktik ini dirancang untuk memastikan kesehatan hewan dan kualitas produk yang dihasilkan.

Selain itu, pertanian organik juga dinilai lebih ramah lingkungan. Praktik ini membantu memperbaiki kualitas tanah, menjaga air tanah tetap bersih, serta mengurangi polusi. Dengan memilih produk organik, kita tidak hanya mendukung kebiasaan makan sehat tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. 

Klasifikasi Label Produk Organik

Meskipun semua makanan yang berlabel organik mengikuti standar tertentu, tidak semua bahan pangan organik memiliki karakteristik yang sama. Perbedaan ini bisa muncul dari metode pengolahan atau bahan dasar yang digunakan dalam produksi. 

Untuk membantu konsumen memahami perbedaan tersebut, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyediakan klasifikasi label produk organik. Berikut adalah beberapa kategori utama yang ditetapkan oleh USDA untuk memberikan panduan tentang tingkat keorganikan suatu produk dan bahan-bahan yang digunakan.

1. 100% Organik

Label ini diberikan kepada produk organik yang seluruh bahan bakunya dihasilkan melalui metode organik yang ketat. Produk-produk ini juga tidak menggunakan pestisida, pupuk sintetis, atau teknologi radiasi ion. 

Makanan dengan label “100% organik” dapat menampilkan segel USDA atau sertifikasi dari badan yang diakui. Ini menunjukkan bahwa produk tersebut sepenuhnya memenuhi standar organik.

2. Organik

Produk yang diberi label “organik” harus mengandung setidaknya 95% bahan organik, dengan pengecualian untuk air dan garam. Bahan non-organik yang digunakan harus berasal dari daftar yang disetujui oleh USDA untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut tidak merusak standar keorganikan.

3. Dibuat dengan Bahan-Bahan Organik

Label ini menunjukkan bahwa setidaknya 70% bahan dalam produk tersebut berasal dari sumber organik. Produk dalam kategori ini tidak dapat menampilkan segel USDA, namun dapat menyebutkan kandungan organik pada labelnya, seperti “dibuat dengan oat organik.” 

4. Bahan-Bahan Organik

Produk yang mengandung kurang dari 70% bahan organik tidak dapat menggunakan label “organik” atau menampilkan segel USDA. Namun, daftar bahan pada produk tersebut dapat mencantumkan bahan-bahan yang bersertifikat organik. Ini memungkinkan konsumen untuk mengetahui komponen mana dari produk yang bersifat organik. 

Keunggulan Makanan Organik

Dengan segala upaya yang dilakukan untuk menghasilkan produk organik, sebenarnya apa keunggulan produk organik? Produk organik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan produk konvensional, antara lain:

1. Lebih Kaya Antioksidan dan Vitamin

Makanan organik terbukti sebagai pilihan yang lebih baik karena biasanya mengandung lebih banyak antioksidan dan vitamin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman organik memiliki hingga 69% lebih banyak antioksidan dibandingkan dengan tanaman non-organik. 

Sebuah studi tahun 2003 mengungkapkan bahwa buah-buahan dan jagung organik memiliki 58% lebih banyak antioksidan dan 52% lebih banyak vitamin C. Kandungan antioksidan yang tinggi ini membantu melindungi tubuh dari radikal bebas dan mendukung sistem kekebalan tubuh.

2. Kandungan Nitrat Lebih Rendah

Produk organik cenderung memiliki kadar nitrat yang lebih rendah dibandingkan dengan produk konvensional. Kadar nitrat yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker dan kondisi methemoglobinemia pada bayi. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman organik mengandung 30% lebih sedikit nitrat. 

3. Profil Asam Lemak yang Lebih Baik dalam Susu dan Daging

Produk susu dan daging organik memiliki profil asam lemak yang lebih baik, khususnya kandungan omega-3 yang lebih tinggi. Asam lemak omega-3 diketahui dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan peradangan, menjadikan produk organik pilihan yang lebih sehat.

Sebuah tinjauan dari 67 studi menemukan bahwa daging organik mengandung lebih banyak asam lemak omega-3. Daging hewan ternak yang dibudidaya secara organik juga memiliki lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan dengan daging konvensional. 

4. Rasa yang Lebih Alami dan Otentik

Salah satu keunggulan dari makanan organik adalah rasanya yang lebih alami dan otentik. Tanaman yang ditanam tanpa penggunaan pestisida dan pupuk kimia sering kali memiliki rasa yang lebih kuat dan segar. Pengalaman menikmati produk organik bisa menjadi salah satu motivasi untuk menerapkan kebiasaan makan sehat.

makanan organik sangatlah menyehatkan

5. Mengurangi Paparan Bahan Kimia Berbahaya

Studi menemukan bahwa produk organik mengandung 48% lebih sedikit cadmium atau logam berat yang sangat beracun dibandingkan dengan produk non-organik. Selain itu, risiko ditemukannya residu pestisida dalam tanaman non-organik bisa 4x lebih besar dibandingkan tanaman organik. 

6. Mendukung Petani Lokal

Produk organik biasanya diproduksi oleh petani lokal yang menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Dengan membeli makanan organik, kita turut mendukung usaha para petani lokal dan perekonomian lokal. Kita membantu petani lokal mendapatkan penghasilan yang layak dan memastikan kelangsungan praktik pertanian yang ramah lingkungan.

7. Menjaga Lingkungan yang Lebih Sehat

Pertanian organik membantu memperbaiki kualitas tanah dan menjaga keberlanjutan ekosistem. Dengan tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia, praktik pertanian organik mengurangi polusi tanah dan air. Ini juga membantu melindungi keanekaragaman hayati dengan menjaga habitat alami untuk berbagai spesies.

Manfaat Makanan Organik bagi Kesehatan

Memilih makanan organik dapat menjadi langkah awal memiliki kebiasaan makan sehat. Selain dapat mendukung petani lokal dan menjaga lingkungan yang berkelanjutan, terdapat manfaat makanan organik bagi kesehatan tubuh kita.

Berikut adalah beberapa manfaat makanan organik bagi kesehatan:

1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Studi pada hewan menunjukkan bahwa diet organik dapat meningkatkan respons imun yang membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit dengan lebih efektif. Meskipun penelitian pada manusia masih terbatas, manfaat makanan organik ini dapat menjadi alasan untuk memilih makanan yang lebih alami dan minim bahan kimia.

2. Mengurangi Risiko Alergi dan Eksim

Anak-anak yang tumbuh dengan mengonsumsi makanan organik dilaporkan memiliki risiko lebih rendah terkena alergi dan eksim. Ini bisa jadi disebabkan oleh minimnya paparan terhadap bahan kimia dan aditif yang sering ditemukan dalam makanan non-organik. Selain itu, konsumsi produk organik juga berkontribusi pada kesehatan kulit yang lebih baik, terutama bagi mereka yang rentan dan memiliki kulit sensitif.

3. Menjaga Berat Badan Ideal

Mengonsumsi makanan organik juga dapat membantu dalam menjaga berat badan yang ideal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hewan yang diberi makanan organik cenderung memiliki berat badan yang lebih seimbang. 

Walaupun ini tidak selalu langsung berlaku pada manusia, pola makan yang mengutamakan makanan organik sering kali juga lebih kaya akan serat dan nutrisi. Hal ini dapat mendukung metabolisme dan pengelolaan berat badan yang sehat.

4. Mencegah Risiko Kanker

Buah organik adalah contoh makanan yang cenderung lebih aman untuk dikonsumsi, terutama karena kandungan pestisida yang lebih rendah. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, beberapa studi menunjukkan bahwa pola makan bebas pestisida dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker.

5. Memenuhi Kebutuhan Gizi Harian

Manfaat makanan organik juga terletak pada kualitas nutrisinya yang sering kali lebih tinggi, termasuk kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan. Ini bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi harian dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, rasa dan tekstur makanan organik sering kali lebih segar dan alami yang bisa membuat kebiasaan makan sehat lebih menyenangkan.

6. Meningkatkan Kesehatan Jantung

Beberapa studi menunjukkan bahwa makanan organik dapat mendukung kesehatan jantung. Produk organik, khususnya sayuran dan buah-buahan, memiliki kandungan nutrisi penting seperti kalium, magnesium, dan antioksidan yang lebih tinggi. 

Nutrisi dalam makanan organik berperan dalam menjaga tekanan darah yang sehat, mengurangi peradangan, dan mendukung fungsi jantung yang optimal. Konsumsi rutin makanan organik bisa menjadi bagian dari pencegahan penyakit kardiovaskular.

7. Mengurangi Risiko Toksisitas Logam Berat

Logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan ginjal dan gangguan neurologis. Dengan mengonsumsi produk organik, kita dapat mengurangi paparan terhadap kontaminan berbahaya ini.

Makanan organik umumnya diproduksi dengan praktik pertanian yang berfokus pada kesehatan tanah dan tanaman. Sehingga dapat mengurangi risiko kontaminasi logam berat seperti kadmium. 

Kelemahan Produk Organik

Produk organik memiliki banyak keunggulan serta manfaat bagi kesehatan. Namun ada beberapa kelemahan produk organik yang perlu kita ketahui sebagai bahan pertimbangan.

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan RI, berikut beberapa konsekuensi dari makanan organik:

1. Harga Lebih Tinggi

Produk organik umumnya dijual dengan harga lebih mahal dibandingkan dengan produk konvensional. Hal ini disebabkan oleh proses produksi yang memerlukan perhatian ekstra, seperti penggunaan pupuk alami dan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan. 

Menurut studi dari Food and Agriculture Organization (FAO), biaya produksi organik bisa mencapai 10-40% lebih tinggi dibandingkan pertanian konvensional. Faktor ini menyebabkan harga jual di pasar dan sampai ke tingkat konsumen juga lebih tinggi.

2. Lebih Cepat Membusuk

Salah satu kelemahan dari produk organik adalah masa simpan yang lebih pendek. Produk ini tidak mengandung pengawet sintetis, sehingga lebih rentan terhadap pembusukan. 

Penelitian dari Journal of Food Protection menunjukkan bahwa makanan organik memiliki risiko mikrobiologi lebih tinggi dibandingkan makanan yang diawetkan dengan bahan kimia. Oleh karena itu, konsumen harus lebih cepat mengkonsumsi produk organik untuk mencegah pemborosan makanan.

3. Penampilan Kurang Menarik

Produk organik biasanya tidak memiliki penampilan yang seindah produk konvensional. Ukuran dan bentuknya bisa bervariasi dan tidak sempurna, karena tidak menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki penampilan. Meskipun penampilannya kurang menarik, produk organik tetap memiliki nilai gizi yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan produk konvensional.

4. Risiko dari Pestisida Organik

Meskipun pestisida organik dianggap lebih aman, namun juga bisa mengandung zat berbahaya. Contohnya, solanin yang bisa ditemukan pada beberapa tanaman organik yang dapat menyebabkan keracunan jika tertelan. Penggunaan pestisida alami masih memerlukan pengelolaan yang hati-hati untuk memastikan tidak ada residu berbahaya yang tertinggal pada produk akhir. 

Tips Membeli dan Mengolah Makanan yang Tepat

Memiliki kebiasaan makan sehat merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang. Baik memilih makanan organik maupun non-organik, ada beberapa strategi yang bisa kita terapkan untuk memastikan asupan gizi yang optimal. 

Beberapa tips sederhana bisa kita ikuti untuk membantu membuat keputusan dalam membeli dan mengolah makanan, di antaranya: 

1. Baca Label dengan Teliti

Selalu perhatikan label pada kemasan makanan. Meski berlabel organik, beberapa produk tetap bisa mengandung kalori, gula, dan garam yang tinggi. Dengan membaca label, kita bisa mengetahui kandungan sebenarnya dari produk tersebut dan membuat keputusan pembelian yang lebih bijak.

2. Pilih Beragam Sumber Makanan

Mengonsumsi makanan dari berbagai sumber membantu memastikan kita mendapatkan berbagai macam nutrisi. Selain itu, hal ini juga mengurangi risiko terpapar pestisida dari satu jenis makanan saja. Pastikan untuk menggabungkan berbagai jenis buah dan sayuran dalam pola makan sehari-hari.

3. Beli Buah dan Sayur Saat Musimnya

Buah dan sayur yang dibeli saat musimnya biasanya lebih segar dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, membeli produk lokal di pasar petani juga mendukung ekonomi lokal dan mengurangi dampak lingkungan karena transportasi yang lebih pendek.

4. Cuci Buah dan Sayur dengan Baik

Mencuci dan menyikat buah serta sayur di bawah air mengalir dapat menghilangkan kotoran, kuman, dan sisa-sisa bahan kimia. Meskipun pencucian tidak bisa menghilangkan semua residu pestisida, ini tetap merupakan langkah penting untuk mengurangi kontaminasi. Mengupas kulit buah dan sayur juga bisa membantu, meski ini dapat mengurangi sebagian nutrisi.

5. Hindari Produk Olahan Berlebihan

Produk olahan seringkali mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, dan perasa buatan yang bisa berdampak negatif pada kesehatan. Dengan memilih makanan segar dan meminimalisir konsumsi produk olahan, kita bisa menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko terkena berbagai penyakit kronis.

6. Perhatikan Proses Memasak

Cara memasak juga mempengaruhi kualitas nutrisi makanan. Hindari memasak terlalu lama atau dengan suhu yang terlalu tinggi karena bisa merusak nutrisi. Menggunakan metode memasak seperti mengukus atau memanggang dapat mempertahankan lebih banyak nutrisi dibandingkan menggoreng atau merebus terlalu lama.

7. Simpan Makanan dengan Benar

Menyimpan makanan dengan benar dapat memperpanjang masa simpan dan menjaga kualitas nutrisi. Buah dan sayur sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin untuk menjaga kesegarannya. Selain itu, simpan bahan makanan dalam wadah yang kedap udara untuk mencegah kontaminasi dan pembusukan.

Secara keseluruhan, memilih makanan organik dapat memberikan beberapa keuntungan bagi kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Meskipun bukti mengenai kandungan nutrisi yang lebih tinggi pada produk organik masih memerlukan penelitian lebih lanjut, kebiasaan makan sehat perlu kita upayakan. 

Yang terpenting adalah tetap menjaga keseimbangan dan keberagaman dalam pola makan kita. Mengombinasikan berbagai jenis bahan makanan, baik organik maupun non-organik, dapat membantu kita memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari dengan cara yang sehat dan seimbang. Memilih makanan organik adalah langkah positif menuju gaya hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

TAGS
#buah organik adalah #kebiasaan makan sehat #makanan organik adalah #manfaat makanan organik #produk organik