Ulasan
5 Contoh Gaya Hidup Berkelanjutan

Gaya hidup berkelanjutan adalah pola hidup yang bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penerapan gaya hidup ramah lingkungan ini juga sekaligus mendukung pembangunan sosial-ekonomi yang adil dan kualitas hidup yang lebih baik bagi semua orang.
Menurut Program Lingkungan PBB atau UNEP, sustainable lifestyle adalah keputusan untuk mengurangi degradasi lingkungan seperti limbah, polusi, emisi CO2, dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Dengan populasi dunia yang diprediksi mencapai 10 miliar orang pada 2050, kebutuhan akan pangan, fesyen, perumahan, dan perjalanan akan meningkat tajam. Di sisi lain, sumber daya alam semakin menipis.
Tujuan gaya hidup berkelanjutan adalah menciptakan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan. Dalam hal ini, pilihan individu sangat berpengaruh. Kesadaran akan dampak lingkungan dari konsumsi sehari-hari setiap orang dapat mendorong perubahan yang lebih luas, baik secara kolektif maupun melalui kebijakan yang berkelanjutan.
Meskipun Indonesia telah menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 42 persen antara 2022-2024. Namun untuk mencapai target net zero pada 2045 dan menahan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C, Indonesia harus menurunkan emisi GRK hingga 43% pada 2030 dibandingkan tingkat 2019.
Diperlukan perubahan mendasar dalam kebiasaan konsumsi dan produksi, termasuk melalui penerapan gaya hidup berkelanjutan masing-masing individu. Dengan kombinasi kebijakan yang tepat, dukungan masyarakat, dan penerapan gaya hidup berkelanjutan yang konsisten, kita dapat menjaga lingkungan.
Berikut 5 contoh gaya hidup berkelanjutan yang bisa kita terapkan sehari-hari untuk berkontribusi terhadap kelestarian bumi.
1. Sustainable Consumption
Konsumsi berkelanjutan atau sustainable consumption sangat penting untuk mendukung ekonomi hijau di Indonesia. Berdasarkan analisis WRI Indonesia, penerapan prinsip ekonomi hijau dapat mendorong pertumbuhan PDB sebesar 6,3% antara 2025 hingga 2045 dan menciptakan 1,7 juta lapangan kerja hijau pada 2045.
Untuk mencapainya, sektor-sektor ekonomi harus berkolaborasi dan mengurangi potensi konflik. Misalnya dengan dekarbonisasi industri yang menyumbang tiga perempat dari emisi total Indonesia pada 2019. Dekarbonisasi ini akan mengubah pola produksi dan mendorong konsumsi berkelanjutan. Diperlukan ekosistem nol emisi dengan dukungan teknologi rendah karbon, investasi, dan tata kelola yang efisien.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung ekonomi hijau? Berikut 5 contoh gaya hidup berkelanjutan dengan menerapkan konsumsi berkelanjutan:
- Membeli Hanya Saat Dibutuhkan
Tahan keinginan untuk membeli barang hanya karena diskon atau tren. Evaluasi kebutuhan dengan cermat sebelum membeli. Misalnya, daripada membeli ponsel baru setiap tahun, gunakan perangkat yang ada hingga benar-benar tidak bisa digunakan lagi.
- Pilih Produk Ramah Lingkungan
Utamakan produk yang minim dampak negatif pada lingkungan, seperti sabun berbahan alami, peralatan makan dari bambu, atau tas dari bahan daur ulang. Contoh produk gaya hidup berkelanjutan ini membantu mengurangi limbah dan mendukung produsen yang peduli pada keberlanjutan.
- Batasi Barang Konsumtif
Kurangi membeli barang-barang yang jarang dipakai. Sebagai contoh, untuk perlengkapan pesta, kita bisa menyewa atau menggunakan barang yang sudah ada. Pilihan ini tidak hanya hemat ruang penyimpanan tetapi juga mendukung gaya hidup ramah lingkungan.
- Dukung Mode Berkelanjutan dengan Pilihan Bijak
Sustainable fashion mengutamakan pakaian berkualitas tinggi, tahan lama, dan ramah lingkungan. Beli pakaian dari merek yang mendukung produksi etis atau gunakan barang preloved untuk mengurangi limbah tekstil. Kita dapat membantu menekan konsumsi energi dalam produksi pakaian baru dan meminimalisir dampak negatif industri mode.
- Kelola Barang dengan Bijak
Gunakan barang hingga masa pakainya habis. Misalnya, barang elektronik yang dirawat dengan baik dapat digunakan lebih lama. Ini mengurangi kebutuhan untuk membeli yang baru. Ketika barang sudah tidak terpakai, pertimbangkan untuk memberikannya kepada orang lain yang membutuhkan. Sehingga kita dapat memaksimalkan nilai dari setiap barang yang dimiliki.
2. Gunakan Transportasi Ramah Lingkungan
Mobilitas perkotaan yang berkelanjutan sangat penting seiring dengan pesatnya urbanisasi di Indonesia. Saat ini, 57% penduduk Indonesia tinggal di kota. World Bank memprediksi, pada 2045 lebih dari 70% akan menetap di kota. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu pengembangan sistem transportasi yang mengurangi emisi karbon. Termasuk meningkatkan ketahanan perkotaan melalui solusi berbasis alam (Nature-based Solution/NbS).
Pengoptimalan transportasi ramah lingkungan akan membantu menciptakan kota yang lebih hijau, mengurangi polusi udara, serta memperbaiki kualitas hidup penduduk urban. Berikut langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan:
- Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi
Alih-alih memilih kendaraan pribadi, gunakan transportasi umum seperti bus atau kereta yang lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar dan emisi karbon. Jika memungkinkan, pilih layanan carpool atau berbagi kendaraan untuk perjalanan rutin. Kebiasaan ini tidak hanya hemat biaya tetapi juga membantu mengurangi polusi udara di perkotaan.

- Beralih ke Sepeda atau Jalan Kaki
Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk perjalanan pendek adalah pilihan yang sehat sekaligus ramah lingkungan. Selain mengurangi jejak karbon, aktivitas ini meningkatkan kebugaran tubuh. Di kota-kota besar, bersepeda juga menjadi solusi menghindari kemacetan.
- Pilih Kendaraan Listrik atau Berbahan Bakar Rendah Emisi
Jika kendaraan pribadi tetap dibutuhkan, pilihlah mobil listrik atau kendaraan berbahan bakar rendah emisi. Kendaraan ini menghasilkan lebih sedikit polusi dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar fosil. Dalam jangka panjang, opsi ini juga lebih hemat karena biaya operasionalnya yang rendah.
- Kurangi Perjalanan Udara
Perjalanan udara memiliki dampak lingkungan yang besar. Sebisa mungkin, gantikan perjalanan udara dengan alternatif seperti kereta untuk jarak yang masih bisa dijangkau. Jika penerbangan tidak dapat dihindari, pilih penerbangan langsung untuk mengurangi konsumsi bahan bakar saat lepas landas dan mendarat.
- Gabungkan Aktivitas dalam Satu Perjalanan
Untuk mengurangi penggunaan bahan bakar, coba kombinasikan beberapa keperluan dalam satu perjalanan. Misalnya, belanja, mengantar anak, dan menghadiri janji temu bisa dilakukan sekaligus dalam satu rute. Strategi ini dapat menghemat waktu dan mengurangi emisi kendaraan secara signifikan, terutama di daerah perkotaan.
3. Pengelolaan Sampah yang Tepat
Permasalahan sampah menjadi tantangan besar bagi pengelolaan lingkungan di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK pada 2023, jumlah timbunan sampah nasional mencapai 31,9 juta ton.
Mirisnya, hanya 63,3% atau 20,5 juta ton sampah yang berhasil terkelola. Sekitar 35,67% atau 11,3 juta ton sisanya masih tidak terkelola dengan baik. Ini menciptakan risiko serius bagi lingkungan dan kesehatan.
Pengelolaan sampah yang tepat menjadi solusi mendesak untuk mengurangi dampak negatif sampah. Ikuti langkah-langkah berikut:
- Kurangi Sampah (Reduce) Sejak Awal
Mengurangi sampah bisa dimulai dari kebiasaan sederhana seperti membawa botol minum sendiri, memilih produk dengan kemasan minimal, atau membeli bahan makanan tanpa kantong plastik. Dalam keseharian, tindakan ini menjadi kebiasaan kecil dengan dampak besar karena kita mencegah sampah sebelum tercipta.
- Gunakan Kembali Barang (Reuse)
Barang-barang bekas seperti botol kaca, kardus, atau kain sisa dapat diberi kehidupan kedua. Misalnya, botol bekas bisa menjadi vas bunga, atau kardus dapat diubah menjadi tempat penyimpanan. Selain memperpanjang usia barang, kebiasaan reuse mengurangi kebutuhan membeli barang baru, membantu hemat anggaran, sekaligus mendukung keberlanjutan sumber daya.
- Daur Ulang (Recycle)
Pisahkan sampah plastik, kertas, logam, dan kaca agar bisa didaur ulang menjadi barang baru. Pilihan ini membantu mengurangi polusi dan menekan eksploitasi sumber daya alam. Pastikan memilah sampah sejak di rumah, karena kebiasaan ini memudahkan pengelolaan limbah di tingkat lanjut.
- Kompos dari Sampah Organik
Sisa sayur, kulit buah, dan limbah makanan dapat dibuat menjadi kompos. Proses ini mengubah sampah organik menjadi pupuk alami yang berguna untuk tanaman. Dengan membuat kompos di rumah, kita membantu mengurangi emisi metana dari TPA. Bonusnya, kita akan memiliki kebun yang subur dan sehat. Sebuah langkah mudah dengan manfaat yang berlipat ganda, bukan?
- Bergabung dengan Komunitas Lingkungan
Kumpulkan sampah seperti botol plastik, kertas, atau logam, lalu setorkan ke komunitas atau bank sampah di lingkungan sekitar. Selain membantu pengelolaan limbah, inisiatif ini memberikan nilai ekonomi, baik berupa insentif langsung maupun manfaat bagi masyarakat.
4. Terapkan Pola Makan Berkelanjutan
Pola makan ramah lingkungan penting untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan global. Berdasarkan Neraca Bahan Makanan 2018-2020, Indonesia masih bergantung pada impor untuk kedelai (80-90%), gula pasir (65-70%), bawang putih (90-95%), dan daging sapi (25-30%).
Sementara itu, meski produksi pertanian dunia tumbuh 54% dari 2001-2021 dengan total 9,5 miliar ton pada 2021, pertumbuhan ini diproyeksikan belum cukup memenuhi kebutuhan 9,6 miliar penduduk dunia pada 2050. Sustainable eating dapat mengurangi ketergantungan impor, mendukung produksi lokal, dan menekan jejak karbon.

Tahukah kamu? Pola makan memiliki kontribusi besar terhadap jejak karbon, dengan sepertiga emisi global berasal dari sektor ini. Mulai dari diri sendiri, kita perlu menerapkan pola makan berkelanjutan berikut:
- Kurangi Konsumsi Daging
Produksi makanan berbasis hewani menyumbang emisi karbon yang sangat tinggi, memerlukan banyak air, dan menghabiskan lahan untuk pakan ternak. Dengan mengurangi konsumsi daging, dampak lingkungan dapat ditekan secara signifikan. Sebagai gantinya, tingkatkan asupan protein nabati seperti kacang-kacangan atau tempe yang sehat dan lebih ramah lingkungan.
- Pilih Produk Lokal
Mengonsumsi makanan yang diproduksi secara lokal membantu mengurangi emisi dari transportasi jarak jauh. Misalnya, membeli sayuran dari pasar petani lokal lebih ramah lingkungan dibandingkan produk impor. Langkah ini juga mendukung petani setempat dan ekonomi lokal, sekaligus dapat meminimalkan jejak karbon.
- Konsumsi Makanan Musiman
Makanan musiman yang ditanam secara lokal tidak memerlukan transportasi atau penyimpanan energi tinggi. Selain lebih segar dan bergizi, makanan ini seringkali lebih murah. Misalnya, memilih mangga di musim panennya lebih hemat dan ramah lingkungan daripada membeli buah yang diproses di luar musim.
- Hindari Pemborosan Makanan
Perencanaan belanja yang baik membantu mengurangi limbah makanan. Buat daftar belanja berdasarkan kebutuhan dan manfaatkan sisa makanan dengan kreatif. Sebagai contoh, sayuran sisa dapat diolah menjadi sup, atau roti yang mulai kering dapat dijadikan bagelen.
- Pilih Produk Organik
Makanan organik relatif lebih ramah lingkungan dan diproduksi tanpa pestisida sintetis. Selain itu, produk dengan label fair trade memastikan petani menerima upah layak. Contoh produk gaya hidup berkelanjutan ini antara lain kopi organik atau cokelat fair trade yang mendukung sistem pangan yang lebih etis sekaligus menurunkan dampak negatif pada lingkungan.
5. Hemat Air dan Energi
Di tengah meningkatnya kebutuhan energi global, perubahan kecil di rumah dapat menciptakan dampak besar. Kita perlu menjadikan rumah kita bagian dari solusi, bukan sekadar konsumen energi.
Setiap rumah memiliki potensi besar untuk menjadi lebih ramah lingkungan, dimulai dari langkah sederhana seperti hemat energi antara lain:
- Gunakan Peralatan Listrik yang Efisien Energi
Pilih peralatan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, atau oven dengan label energi tinggi (A++ atau A+++). Perangkat ini mengkonsumsi energi lebih sedikit dalam jangka panjang, mengurangi emisi karbon, dan menekan tagihan listrik. Jika memungkinkan, beli perangkat bekas yang masih berkualitas untuk mengurangi dampak produksi baru.
- Optimalkan Penggunaan Lampu LED
Ganti semua lampu pijar atau CFL di rumah dengan lampu LED. Meskipun harga awal LED sedikit lebih mahal, penggunaannya jauh lebih hemat energi dan tahan lama hingga 25 kali lipat dibandingkan lampu pijar. Lampu LED membantu menghemat listrik, sekaligus mengurangi limbah elektronik dalam jangka panjang.
- Matikan Peralatan Saat Tidak Digunakan
Peralatan elektronik seperti televisi, komputer, atau charger yang dibiarkan dalam mode siaga (standby) tetap mengonsumsi energi. Biasakan mencabut perangkat yang tidak digunakan untuk menghindari vampire energy. Praktik ini terlihat sederhana tetapi memberikan dampak besar dalam mengurangi konsumsi energi harian.
- Manfaatkan Energi dengan Cerdas Saat Memasak
Gunakan tutup pada panci saat memasak untuk mempercepat proses pemanasan dan hemat energi. Ketika menggunakan oven, masak beberapa makanan sekaligus untuk memaksimalkan panas yang dihasilkan. Langkah ini membuat aktivitas memasak lebih hemat waktu dan ramah lingkungan.
- Atur Penggunaan Pemanas dan Pendingin Ruangan
Jaga suhu ruangan tetap stabil dengan mengatur termostat pada level moderat. Gunakan pengatur waktu atau sensor suhu untuk mengoptimalkan pemanasan atau pendinginan ruangan. Ventilasi ruangan secara berkala tanpa membuka jendela sepanjang waktu membantu menjaga efisiensi energi, terutama pada musim tertentu.
- Hemat Penggunaan Air
Air bekas cucian sayuran, buah, atau bahkan air dari mencuci beras bisa dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman untuk mengurangi kebutuhan air bersih yang terbuang. Selain itu, mengganti keran dengan model hemat air dan memperbaiki kebocoran sekecil apa pun dapat membantu mencegah pemborosan. Saat kita mulai menghargai setiap tetes air, kita juga ikut menjaga masa depan bumi.
- Mengoptimalkan Penggunaan Mesin Cuci
Mesin cuci yang digunakan dalam kondisi penuh memaksimalkan pemakaian sumber daya, mengurangi jumlah siklus pencucian, dan menekan konsumsi listrik dan air. Dengan memilih mode hemat energi dan air, serta menggunakan deterjen ramah lingkungan, kebiasaan ini lebih efisien secara biaya, sekaligus mendukung gaya hidup berkelanjutan.
Gaya hidup berkelanjutan adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan dan membutuhkan komitmen, namun bukan berarti harus sempurna sejak awal. Setiap langkah kecil yang kita ambil memiliki dampak besar bagi masa depan. Tidak perlu sempurna atau langsung mengubah semuanya sekaligus.
Mulailah dari hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan hari ini. Ingat, setiap aksi, sekecil apa pun, tetap berarti dalam menciptakan perubahan positif. Kita juga dapat berbagi cerita dan menginspirasi orang-orang terdekat untuk memperoleh dampak yang lebih besar. Bersama-sama kita akan menjadi bagian dari solusi untuk mewujudkan dunia yang lebih layak huni.
#5 contoh gaya hidup berkelanjutan #contoh produk gaya hidup berkelanjutan #gaya hidup berkelanjutan adalah #gaya hidup ramah lingkungan #tujuan gaya hidup berkelanjutan