Artikel
Sebarkan Kebaikan dengan Pay It Forward!
Pernahkah kamu mendengar tentang gerakan Pay It Forward? Atau kamu pernah menonton sebuah film Hollywood yang diproduksi di bulan Oktober 2000 berjudul Pay It Forward?
Pay It Forward merupakan sebuah film tentang seorang anak berusia 7 tahun, Trevor, di Las Vegas. Trevor mendapatkan tugas dari gurunya untuk membuat sebuah rancangan yang akan mengubah dunia menjadi lebih baik.
Trevor menyebut rancangannya sebagai “Pay It Forward“, yaitu seseorang yang menerima kebaikan dari orang lain harus membalas kebaikan tersebut dengan berbuat baik kepada 3 orang lain.
Meskipun perjalanannya banyak rintangan dan hambatan yang dirasakan oleh Trevor untuk menjalankan rancangannya ini, di akhir film, digambarkan akhirnya rancangan Trevor ini menjadi sebuah gerakan yang dilakukan oleh banyak orang secara massive. Penasaran dengan filmnya? Silakan langsung cari di aplikasi nonton berlangganan kamu ya!
Tapi sebelum mencari film ini, yuk kita bahas sedikit soal Pay It Forward yuk!
Pay It Forward
Pay It Forward seperti yang disebutkan di atas adalah sebuah tindakan membalas kebaikan orang lain pada kita dengan cara berbuat baik kepada orang lain dan begitu seterusnya. Ibaratnya kita saling memberikan tongkat estafet kebaikan kepada orang lain. Bayangkan bagaimana jika semua orang melakukan hal yang sama? Dunia akan dipenuhi dengan kebaikan!
Pay It Forward sebenarnya bukan hal yang baru. Istilah Pay It Forward pertama kali dipopulerkan oleh Lily Hardy Hammond di dalam bukunya yang berjudul In the Garden Delight. Buku yang ditulis oleh Hammond ini diterbitkan di tahun 1916.
Di tahun 1951, Robert Heinlein pun turut mempopulerkan istilah ini dalam bukunya yang berjudul Between Planets.
Selain itu, istilah Pay It Forward pun digunakan dalam kontrak hutang piutang yang disebut dengan pihak ketiga. Pihak yang memberikan pinjaman dapat menawarkan pihak peminjam sebuah pilihan untuk membayar hutangnya dengan mengembalikan uang pinjamannya kepada orang lain, bukan ke pemberi hutang.
Hingga akhirnya di tahun 1999, istilah Pay It Forward menjadi semakin populer melalui film dengan judul yang sama. Bahkan setiap tanggal 28 April ditetapkan menjadi International Pay It Forward Day.
Pay It Forward bertujuan untuk mengajak orang-orang untuk berbuat kebaikan dan menyebarkannya ke sekitar kita agar dunia dapat menjadi lebih baik lagi.
Pay It Forward dalam Kehidupan Nyatta
Mungkin estafet dalam kebaikan ini terdengar tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Namun, ternyata gerakan ini terjadi dalam kehidupan nyata. Berikut beberapa kisah Pay It Forward yang terjadi di dunia. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak orang-orang yang peduli dengan lingkungan sekitar mereka dan tergerak untuk membantu orang lain.
- Pemilik Restoran Pizza yang memberikan pizza bagi tunawisma
Pemilik restoran Pizza Wartman, Mason Wartman, memulai gerakan Pay It Forward, dengan menyediakan sarana bagi konsumennya yang ingin berdonasi sebesar $1 untuk 1 potong pizza bagi tunawisma dan gelandangan.
Sistem Pay It Forward yang dilakukan oleh Wartman adalah konsumen yang berdonasi akan diberikan post-it yang akan ditempelkan di tembok di luar restoran. Bagi para tunawisma yang membutuhkan dapat mengambil post-it itu dan menukarnya dengan sepotong pizza.
Di tahun 2015, Wartman telah memberikan sekitar 10.000 potong pizza bagi para tunawisma dan gelandangan di sana.
- Peduli pada penderita kanker
Ada juga kisah tentang Christina Hormouth yang ibunya karena kanker yang langka. Hormouth memiliki misi untuk menyebarkan kesadaran tentang kanker langka.
Hingga di suatu hari Hormouth bertemu dengan Rebecca yang berjuang dengan kanker usus. Disaat itu, Hormouth memutuskan untuk membantu biaya pengobatan dan operasi Rebecca.
Sejak tahun 2006, Hormouth telah sukses menggalang ribuan dolar untuk membantu Rebecca-Rebecca lain yang berjuang melawan kanker.
- Pemenang lotere yang membangun pos pemadam kebakaran
Mark Hill dan keluarganya di Misouri memenangkan lotre sebesar 136,5 juta dolar Amerika. Mereka berinisiatif untuk memberikan sumbangan untuk pemadam kebakaran yang telah menyelamatkan nyawa ayahnya dua kali.
Selain membantu membiayai pembangunan gedung pemadam kebakaran, keluarga Hill juga membangun lapangan baseball yang baru dan pabrik pengolahan limbah.
- Kebaikan sederhana Tracy Warshal menjadi awal dari sebuah kebaikan yang besar.
Di tahun 2015, Warshal menyadari ada seorang pria yang sedang mengantri di depannya tidak membawa dompet dan tidak dapat membayar belanjaannya.
Tanpa berpikir panjang, Warshal membayar seluruh belanjaan pria tersebut. Pria tersebut menanyakan nama Warshal dan menyadari tempat Warshal bekerja melalui pakaian yang dipakai oleh Warshal.
Satu bulan kemudian, Warshal yang bekerja sebagai koordinator di Piedmont Cancer Institute di Georgia, diinfokan bahwa ada seorang pria yang ingin berdonasi 10.000 dolar Amerika atas nama Warshal.
Ternyata, orang yang berdonasi tersebut adalah pria yang belanjaannya dibayarkan oleh Warshal di supermarket. Hanya dengan bermodalkan nama pertama Warshal dan baju yang dikenakan Warshal, pria tersebut berhasil menemukan dimana Warshal bekerja dan memutuskan untuk berdonasi atas nama Warshal sebagai bentuk tanda terima kasihnya.
“Aku senang sekali ternyata sebuah hal kecil dapat membuat perubahan yang besar sekali dan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Aku berharap hal ini dapat membuat orang berpikir untuk berbuat hal baik meskipun kecil pada orang lain.” kata Warshal saat diwawancarai oleh ABC News.
- Pria asing yang memberikan kartu Natal kepada orang yang sedang berduka
Saat musim liburan di tahun 2013, Charleen Colon sedang berduka. Ia kehilangan ibunya. Selama masa berdukanya, tepat dua hari sebelum Hari Natal, Charleen menerima sebuah surat dari seorang pria yang tidak dia kenal, Christopher Chiarenza.
“Charleen, aku tidak mengenal kamu. Tapi, aku dengar bahwa ibu kamu baru saja meninggal. Aku yakin ibumu pasti ingin kamu memiliki semua yang kamu inginkan di Hari Natal. Tuhan memberkatimu!” isi dalam surat tersebut.
Di dalam kartu ucapan tersebut ada uang sebesar $500. Tanpa diketahui oleh Charleen ternyata Chiarenza hanya membalas kebaikan dari Ibu Charleen saat Chiarenza sedang dalam kesulitan. Dia hanya membalas kebaikan Ibu Charleen dengan Pay It Forward.
- Wanita yang membantu biaya berobat seorang anak
Kisah Vicky Garza saat anaknya berusia 1 bulan, dia terkena infeksi telinga. Setelah menunggu selama 2 jam di ruang IGD, dokter memberikan resep untuk infeksi telinga anaknya.
Namun, sebagai seorang ibu baru, harga obat yang mencapai $129 membuatnya merasa kesulitan untuk membayarnya.
Saat Vicky bersiap untuk menelepon Ibunya untuk meminta bantuan untuk membayar biaya pengobatan anaknya , seorang wanita tua menghampirinya dan membayar biaya pengobatan anak Vicky. Wanita tersebut melakukannya setelah melihat Vicky yang berusaha untuk mencari uang guna membayar obat bagi anaknya.
Saat Vicky meminta kontak wanita tersebut untuk mengembalikan uangnya, wanita tersebut memberitahunya untuk mengembalikan uangnya dengan pay it forward ke orang lain.
Selain kisah-kisah di atas, masih banyak kisah-kisah inspiratif lainnya tentang meneruskan kebaikan dengan berbuat baik kepada orang lain yang terjadi di dunia.
Yuk, mulai sebarkan kebaikan dengan Pay It Forward!
Terkadang kita berpikir bahwa kita harus sukses dulu atau kaya dulu, baru kita bisa membantu orang lain. Padahal kita tidak perlu menunggu hingga kita kaya atau sukses untuk dapat melanjutkan kebaikan melalui Pay It Forward. Sekecil apapun kebaikan yang kita berikan, dapat membawa perubahan lho!
Apalagi di saat pandemi Covid-19 saat ini, banyak sekali orang-orang yang terdampak. Angka kematian yang melonjak naik akibat Covid-19, jumlah pengangguran karena perusahaan tidak lagi mampu untuk membayarkan upah para pekerjanya. Kebaikan-kebaikan kecil dari kita, amat sangat berarti bagi mereka.
Masih bingung kebaikan apa yang dapat kita lakukan untuk membalas kebaikan orang lain pada kita? Yuk simak berbagai hal-hal kecil yang dapat membawa dampak besar bagi orang lain dan dapat kita teruskan ke orang lain!
- Mengucapkan terima kasih pada petugas di transportasi publik atau sarana publik.
- Memberikan tempat duduk kepada orang yang membutuhkan atau prioritas.
- Membantu orangtua atau orang yang kesulitan membawa barang saat menaiki tangga.
- Saat menonton bioskop, bawa keluar sampah dari makanan dan minuman yang kita beli untuk memudahkan pekerjaan petugas di bioskop.
- Membereskan nampan bekas makanan kita ke tempatnya saat makan di restoran fast food atau food court.
- Setelah menggunakan toilet umum, pastikan kloset yang dipakai sudah bersih kembali agar pengguna setelah kita dapat lebih nyaman.
- Mendahulukan orang tua saat mengantri.
- Mendonasikan barang-barang yang masih layak dan tidak terpakai oleh kita.
- Buka pintu dan biarkan orang yang ada di belakang kita untuk lewat lebih dahulu.
- Berikan pujian tulus kepada orang lain.
- Mendengarkan dengan seksama saat orang lain sedang bercerita.
- Berbagi ilmu kepada orang lain.
- Belikan makanan kesukaan orang tersayang kamu secara spontan.
- Saat memesan makanan melalui ojek online, lebihkan pesanan sebanyak 1 buah untuk diberikan kepada pengemudi ojek online yang mengantarkan pesanan kita.
- Membuat paket berisi hand sanitizer, vitamin C atau masker untuk petugas ekspedisi yang mengantarkan paket ke rumah kita.
- Take care of yourself and love yourself.
- Berikan kiriman makanan bagi kerabat atau tetangga kita yang sedang sakit.
- Membeli barang dagangan dari teman kita tanpa minta harga teman.
- Membagikan makanan setiap Hari Jumat atau kebutuhan pokok bagi yang membutuhkan atau bisa melalui lembaga yang dapat menyalurkan seperti YBKB.
- Memberikan donasi untuk tenaga kesehatan dan orang-orang yang terdampak Pandemi Covid-19.
Berbuat Baik Membawa Kebahagiaan
Tidak perlu banyak uang atau menunggu sukses untuk menebarkan kebaikan. Karena sesungguhnya berbuat kebaikan bukan hanya bermanfaat bagi penerimanya, namun juga membawa kedamaian hati dan kebahagiaan bagi pelakunya.
Dilansir dari sebuah penelitian di Universitas Zurich, Swiss, disebutkan bahwa sebuah perbuatan baik memiliki hubungan dengan munculnya kebahagiaan bagi pelakunya. Penelitian yang melibatkan 50 orang ini dibagi menjadi 2 kelompok yang diberikan uang sebesar 25 franc Swiss setiap minggu dalam beberapa bulan.
Kelompok pertama, diberikan instruksi untuk memberikan uang tersebut kepada orang lain. Uang tersebut dapat digunakan untuk orang lain, bisa dalam bentuk hadiah atau makan gratis. Sedangkan kelompok kedua, diberikan instruksi untuk menggunakan uang tersebut untuk kepentingan mereka sendiri.
Setelah beberapa bulan, otak mereka di scan dan hasilnya berbeda. Kegiatan baik yang dilakukan oleh kelompok pertama mengaktifkan neuron temporo-parietal junction (TPJ) di otak.
TPJ mengaktifkan neurons di ventral striatum atau bagian otak yang berasosiasi dengan munculnya rasa bahagia pada manusia. Para peserta penelitian di kelompok pertama pun menyebutkan jika mereka merasa lebih bahagia setelah ikut serta dalam penelitian tersebut.
Disebutkan bahwa dengan berbuat baik pada orang lain, area otak yang berasosiasi dengan apresiasi, kebahagiaan dan rasa empati menjadi lebih aktif. Coba bayangkan apa yang kamu rasakan saat kamu selesai membantu orang lain? Atau rasa setelah kita berbagi kepada yang membutuhkan. Hangat kan?
Nah, jadi tunggu apalagi? Balas kebaikan orang lain dengan meneruskan kebaikan tersebut ke orang lain! Jadilah agen perubahan yang menebarkan kebaikan di sekitarmu!
Tidak ada tags.