Artikel

15 Tips Praktis Memulai Diet Ramah Lingkungan

Diet ramah lingkungan atau sustainable diet semakin mendapat perhatian seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak pola makan terhadap lingkungan. Melansir Healthline, laporan tahun 2021 menyebutkan bahwa sistem pangan berkontribusi sepertiga dari total emisi gas rumah kaca. 

Penelitian di tahun 2022 mengungkapkan bahwa transportasi makanan menyumbang hampir satu per lima dari total emisi yang dihasilkan oleh sistem pangan. Selain itu, tinjauan pada tahun 2020 mengindikasikan bahwa kemasan plastik untuk makanan memiliki dampak negatif tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada kesehatan manusia. 

Semua data tersebut menunjukkan bahwa pilihan makanan kita memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan. Oleh karenanya sangat penting untuk menerapkan pola makan berkelanjutan.

Pola makan berkelanjutan adalah pendekatan diet yang bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mendukung kesehatan generasi sekarang dan mendatang. Diet ini mempertimbangkan cara produksi, distribusi, dan konsumsi makanan. 

Diet ramah lingkungan menawarkan berbagai manfaat. Tinjauan sistematis 2019 dari lebih 25 studi menunjukkan bahwa plant-based diet efektif dalam jangka pendek hingga menengah untuk menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme energi, dan mengurangi peradangan, baik pada individu sehat, obesitas, maupun dengan diabetes tipe 2. Pola makan berkelanjutan tidak hanya meningkatkan kesehatan, tetapi juga menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 50%. 

Bagaimana cara memulai diet ramah lingkungan? Jika kamu masih bingung, ikuti sustainable diet tips berikut sebagai panduan praktis yang bisa langsung diterapkan.

1. Konsumsi Lebih Banyak Makanan Organik

Jumlah konsumsi daging meningkat 500% sejak 1992 hingga 2016. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa industri peternakan menyumbang hampir 15% dari total emisi gas rumah kaca buatan manusia. Kita perlu mengurangi konsumsi produk hewani dan menggantinya dengan makanan nabati untuk mengurangi dampak negatif lingkungan.

Mengonsumsi lebih banyak makanan organik berbasis tanaman atau plant-based diet dapat membantu mengurangi jejak karbon. Jika belum bisa diet vegan, kita dapat memulainya dengan menjalani satu hari dalam seminggu tanpa daging, seperti gerakan Meatless Monday. Komitmen ini sudah cukup membantu mengurangi emisi karbon. 

2. Pilih Makanan Lokal

Mengonsumsi makanan yang diproduksi secara lokal dapat mengurangi emisi dari transportasi yang merupakan salah satu faktor besar dalam jejak karbon sistem pangan. Mengurangi jarak tempuh makanan berarti lebih sedikit bahan bakar fosil yang digunakan, sehingga mengurangi polusi udara. 

Selain dampak positif terhadap lingkungan, makanan lokal sering kali lebih segar dan lebih murah karena tidak memerlukan biaya transportasi atau penyimpanan yang panjang. Oleh karena itu, memilih bahan makanan dari petani setempat adalah salah satu sustainable diet tips yang efektif.

3. Konsumsi Makanan Sesuai Musim

Makan sesuai musim memungkinkan kita menikmati makanan pada puncak kesegarannya, yang sering kali lebih bergizi dan lebih murah. Misalnya, brokoli yang dipanen sesuai musim mengandung lebih banyak vitamin C dibandingkan brokoli yang ditanam di luar musim. 

Mengonsumsi produk musiman juga mendukung siklus alami tanaman, sehingga mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan. Membeli makanan yang sedang melimpah di pasar juga akan membantu menstabilkan harga pasaran, mengurangi biaya pengolahan, dan meminimalisir limbah makanan. 

4. Perbanyak Keanekaragaman Pangan

Saat ini, 75% pasokan makanan dunia berasal dari hanya 12 jenis tanaman dan 5 spesies hewan. Monokultur ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati tetapi juga memperburuk ketahanan pangan global. Dengan memperluas jenis makanan yang kita konsumsi, kita mendukung sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Memilih makanan organik dan produk yang lebih beragam juga mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Dengan mencoba berbagai biji-bijian, sayuran, dan protein alternatif, kita dapat mengurangi tekanan pada sumber daya alam.

5. Rencanakan dan Persiapkan Makanan

Menurut FDA, sekitar 30-40% dari pasokan makanan berakhir sebagai limbah. Salah satu cara untuk mengurangi limbah adalah dengan merencanakan makanan secara efektif dan mempersiapkannya sesuai kebutuhan. Buatlah daftar belanja yang tepat dan manfaatkan bahan yang mudah rusak terlebih dahulu. 

Sisa makanan dapat disimpan untuk dikonsumsi kembali di kemudian hari. membantu mengurangi jejak karbon Anda. Diet ramah lingkungan ini juga efektif mencegah pemborosan makanan. Ini adalah langkah nyata dalam meminimalkan limbah dan penggunaan sumber daya berlebihan.

6. Pilih Makanan Laut dengan Bijak

Makanan laut sering kali dianggap sehat, tetapi kita harus lebih cermat dalam memilihnya. Saat ini, lebih dari 30% stok ikan di dunia sudah mengalami overfishing, sementara sisanya dipanen mendekati batas keberlanjutan. 

Untuk itu, sangat penting memilih ikan dari perikanan yang dikelola dengan baik untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Mengonsumsi jenis ikan yang berada di rantai makanan lebih rendah, seperti ikan teri atau kerang, juga dapat mengurangi tekanan pada spesies yang lebih besar dan membutuhkan sumber daya lebih banyak. 

7. Berkebun di Rumah

Menanam sendiri bahan makanan di rumah adalah cara sederhana namun efektif untuk mengurangi dampak lingkungan. Sayur dan buah yang kita tanam sendiri tidak hanya bebas dari pestisida, tetapi juga tidak memerlukan transportasi jarak jauh yang mengeluarkan emisi karbon. 

Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa berkebun di rumah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebuah rumah tangga secara signifikan. Selain manfaat lingkungan, berkebun juga memberikan kepuasan tersendiri karena hasil panen bisa langsung dinikmati. 

8. Gunakan Wadah dan Kemasan yang Dapat Digunakan Ulang

Penggunaan plastik sekali pakai menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya sampah global. Menurut studi, beralih ke kemasan reusable dapat mengurangi emisi karbon hingga 63%.

Mengganti plastik dengan wadah yang dapat digunakan ulang adalah langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar. Memilih tas belanja kain, wadah kaca, atau kotak makanan yang dapat digunakan berkali-kali adalah bagian dari pola makan berkelanjutan. 

9. Kurangi Pemborosan Makanan

Limbah makanan menjadi masalah besar di seluruh dunia, dengan 30-40% makanan berakhir di tempat sampah. Ironisnya, makanan yang terbuang ini turut menghasilkan gas rumah kaca dalam proses penguraiannya. Solusinya, kita bisa lebih bijak dengan membeli sesuai kebutuhan dan menyimpan makanan dengan benar.

Misalnya, makanan sisa bisa dibekukan untuk dikonsumsi nanti atau dijadikan pupuk kompos. Ini bukan hanya mengurangi limbah, tetapi juga bagian dari cara kita menjalani diet ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal.

10. Mengawetkan Makanan secara Tradisional

Menyimpan makanan dengan cara tradisional, seperti mengeringkan atau mengasapinya, dapat membantu mengurangi pemborosan. Teknik pengawetan alami ini memungkinkan kita untuk menikmati hasil panen musiman sepanjang tahun tanpa perlu khawatir makanan akan cepat rusak.

Dengan mempraktikkan metode ini, kita dapat menghindari pemborosan makanan dan dapat memaksimalkan pemanfaatan bahan pangan yang lebih alami dan ramah lingkungan. Ini selaras dengan konsep sustainable diet yang mengutamakan pendekatan alami dalam menjaga keberlanjutan.

11. Buat Kompos dari Sisa Makanan

Membuat kompos dari sisa makanan membantu mengurangi limbah organik dan emisi gas rumah kaca. Menurut EPA, kompos dapat digunakan sebagai pupuk alami yang mendukung pertanian berkelanjutan. Ini langkah sederhana untuk mendaur ulang nutrisi kembali ke tanah, sekaligus mendukung pola makan berkelanjutan di rumah.

Kompos juga membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan. Dengan memanfaatkan sisa-sisa makanan sehari-hari, kita dapat berkontribusi pada pengurangan sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, sekaligus menerapkan diet ramah lingkungan secara langsung.

12. Belanja dalam Jumlah Besar

Membeli bahan makanan kering seperti biji-bijian, kacang-kacangan, atau tepung dalam jumlah besar bukan hanya menghemat uang tetapi juga membantu mengurangi penggunaan plastik. Berbelanja dalam jumlah besar memungkinkan kita membawa wadah yang dapat digunakan kembali, sehingga mengurangi sampah kemasan plastik yang sulit didaur ulang.

Kabar baiknya, belanja dalam jumlah besar juga sering kali lebih ekonomis dan mencegah pemborosan makanan. Kita dapat mengambil hanya sesuai kebutuhan dengan harga yang lebih hemat. 

13. Coba Diet 100 Mil

Diet 100 mil adalah konsep yang mendorong kita untuk membeli bahan makanan dari petani atau produsen yang berlokasi dalam radius 100 mil dari tempat tinggal. Dengan melakukan ini, kita dapat mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari transportasi jarak jauh, sambil mendukung petani lokal.

Selain manfaat bagi lingkungan, diet ini juga memperkuat ekonomi lokal dan memungkinkan kita mendapatkan produk yang lebih segar dan sehat. Sustainable diet tips ini cocok diterapkan di daerah pedesaan atau kota dengan banyak pasar petani.

14. Bergabung dengan CSA (Community Supported Agriculture)

Program CSA memungkinkan konsumen membeli bagian hasil panen dari petani lokal, seperti sayuran, buah, telur, dan daging. Selain membantu ekonomi petani lokal, CSA juga mendukung keberlanjutan karena biasanya mereka menggunakan metode pertanian organik atau ramah lingkungan.

Dengan bergabung di CSA, kita bisa mendapatkan produk segar dan berkualitas. Kita juga mendukung produksi makanan organik yang lebih sehat dan ramah lingkungan, sekaligus membantu meminimalkan dampak negatif pada alam.

15. Hindari Makanan Ultra-Proses

Makanan ultra-proses atau Ultra Processed Food (UPF) seperti camilan kemasan, makanan cepat saji, dan sereal rasa buatan, tidak hanya buruk untuk kesehatan tetapi juga memiliki jejak karbon yang besar. Proses produksi yang berlapis-lapis serta penggunaan bahan tambahan kimia meningkatkan konsumsi energi dan menghasilkan lebih banyak limbah industri.

Dengan menggantikan UPF dengan makanan utuh dan alami seperti buah segar, kita dapat meningkatkan kesehatan sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Ini sejalan dengan prinsip plant-based diet yang menekankan konsumsi makanan alami dan minim proses industri.

Setiap kali kita memilih untuk mengonsumsi makanan organik atau mendukung produk lokal, kita telah memulai langkah sederhana dalam melestarikan alam. Ini adalah cara kita berkontribusi pada lingkungan dan masyarakat. 

Namun jangan lupa, saat memulai diet ramah lingkungan, penting untuk melakukan ini dengan cara yang menyenangkan dan tidak tertekan. Sebagai permulaan, cobalah mengganti satu atau dua makanan dalam sehari dengan pilihan nabati, atau rencanakan menu mingguan yang mengedepankan sayuran segar. 

Jangan takut untuk bereksperimen dengan resep baru. Bisa jadi kita menemukan makanan favorit yang belum pernah dicoba sebelumnya. Yang terpenting, lakukan dengan santai dan nikmati prosesnya. Ini bukan hanya soal diet, tetapi juga perjalanan untuk merawat diri dan bumi kita bersama.Dengan menerapkan pola makan berkelanjutan dalam rutinitas sehari-hari, kita bisa menciptakan dampak yang lebih besar. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan generasi mendatang. Mari jadikan setiap pilihan makanan sebagai langkah menuju diet ramah lingkungan yang lebih baik!

TAGS
#Diet ramah lingkungan #Makanan organik #Plant-based diet #Pola makan berkelanjutan #Sustainable diet tips