Artikel

Yuk, Gunakan Fashion Ramah Lingkungan!

Fashion berkelanjutan atau pakaian ramah lingkungan menjawab kebutuhan konsumen yang ingin berkontribusi pada pelestarian alam melalui pilihan busana. Trend berkelanjutan ini tak lepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak negatif industri mode terhadap lingkungan. 

Melansir World Wide Fund for Nature (WWF), industri mode secara keseluruhan adalah salah satu penyumbang polusi terbesar. Misalnya dalam produksi kain dan pewarnaan membutuhkan volume air yang sangat besar. Untuk memproduksi satu kaos katun saja diperlukan sekitar 2.700 liter air. 

Di pusat-pusat tekstil seperti kota Dhaka di Bangladesh, yang juga menjadi lokasi tragedi Rana Plaza, permukaan air tanah menurun drastis. Hal ini dikarenakan penggunaan air yang sangat besar untuk produksi pakaian dan kain.

Industri fast fashion memproduksi pakaian murah dan berkualitas rendah dalam jumlah besar. Fenomena ini telah menciptakan budaya konsumsi berlebihan dan menjadikan pakaian sebagai sampah dalam waktu singkat. 

Jika tidak ada tindakan nyata untuk mencegahnya, diperkirakan pada tahun 2050 industri mode akan bertanggung jawab atas 26% dari anggaran karbon dunia. Untuk melawan dampak negatif ini, fashion berkelanjutan hadir sebagai solusi dengan menawarkan alternatif yang lebih baik bagi lingkungan.

Di sinilah konsep-konsep seperti eco fashion dan slow fashion memainkan peran penting.  Eco fashion menekankan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan proses produksi yang lebih berkelanjutan. 

Untuk melengkapinya, slow fashion mendorong konsumen untuk memilih produk berkualitas tinggi yang tahan lama untuk mengurangi pembelian berlebihan. Sehingga pada akhirnya, industri fast fashion bisa diimbangi dan perlahan-lahan digantikan oleh praktik-praktik yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

Ciri-Ciri Fashion Berkelanjutan

Gaya hidup modern yang sering kali mengorbankan keseimbangan alam mulai dipertanyakan. Bukan hanya soal tampil modis, kini pilihan busana juga mencerminkan tanggung jawab kita terhadap bumi.

Kesadaran akan dampak buruk industri fast fashion terhadap lingkungan mendorong lahirnya gerakan yang mengedepankan prinsip keberlanjutan. Kita sebaiknya memilih pakaian ramah lingkungan dengan ciri-ciri berikut:

1. Penggunaan Bahan Baku Ramah Lingkungan

Fashion berkelanjutan selalu mengutamakan bahan baku yang ramah lingkungan. Ini termasuk penggunaan serat organik seperti katun organik, linen, dan serat daur ulang yang diproduksi tanpa pestisida atau bahan kimia berbahaya. Bahan-bahan ini tidak hanya lebih baik untuk lingkungan, tetapi juga lebih aman bagi para pekerja dan konsumen akhir.

2. Tidak Menggunakan Produk Hewani

Konsep sustainable fashion berkomitmen untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan yang berasal dari hewan. Ini berarti mengganti bulu dan kulit hewan dengan bahan sintetis atau alternatif cruelty-free lainnya. Langkah ini mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan menghindari eksploitasi hewan.

3. Pemanfaatan Pewarna Alami

Pewarna alami seperti yang diekstrak dari tumbuhan atau mineral dapat memberikan warna unik yang tidak dapat ditiru oleh pewarna sintetis. Selain itu, pewarna alami cenderung lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia karena bebas dari bahan kimia berbahaya.

4. Daur Ulang dan Upcycling

Fashion berkelanjutan sangat mendukung praktik daur ulang dan upcycling. Ini melibatkan pemanfaatan limbah tekstil atau barang bekas untuk menciptakan produk baru, mengurangi limbah, dan menurunkan emisi karbon. Proses ini memaksimalkan penggunaan sumber daya dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

5. Perdagangan yang Adil (Fair Trade)

Selain aspek lingkungan, fashion berkelanjutan juga memperhatikan kesejahteraan sosial pekerja di seluruh rantai pasokan. Prinsip perdagangan yang adil memastikan kondisi kerja yang aman, upah yang layak, dan penghormatan terhadap hak-hak pekerja. Ini mendukung produksi lokal dan ekonomi masyarakat. Serta menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan dan memberdayakan komunitas marginal.

6. Transparansi dan Akuntabilitas

Fashion berkelanjutan memiliki transparansi dalam setiap tahap produksi. Konsumen diberikan informasi lengkap mengenai asal-usul bahan, proses produksi, dan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli. Transparansi ini membangun kepercayaan dan memungkinkan konsumen membuat pilihan yang lebih sadar dan bertanggung jawab.

7. Mengurangi Konsumsi Energi dan Air

Proses produksi dalam eco fashion selalu mengutamakan efisiensi energi dan penggunaan air. Teknologi dan metode produksi yang hemat energi dan air diterapkan untuk mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan lainnya. Contohnya, teknik pewarnaan dengan sedikit air atau penggunaan energi terbarukan dalam pabrik.

8. Memperpanjang Siklus Hidup Produk

Produk pakaian ramah lingkungan dirancang untuk memiliki umur pakai yang lebih panjang. Ini berarti menggunakan bahan yang tahan lama dan desain yang timeless. Sehingga produk dapat digunakan lebih lama dan mengurangi kebutuhan untuk pembelian pakaian baru. Selain itu, perawatan yang mudah dan adanya reparasi juga menjadi fokus untuk memperpanjang umur produk.

9. Pengemasan yang Ramah Lingkungan

Pengemasan produk eco fashion menggunakan bahan yang dapat didaur ulang atau terurai secara alami. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan beralih ke bahan pengemasan yang lebih ramah lingkungan merupakan langkah penting untuk mengurangi limbah kemasan.

10. Edukasi Konsumen

Fashion berkelanjutan juga berfokus pada pendidikan konsumen mengenai pentingnya memilih pakaian ramah lingkungan. Kampanye kesadaran dan informasi mengenai dampak industri fast fashion terhadap lingkungan dan sosial membantu konsumen membuat keputusan yang lebih bijak dan mendukung praktik berkelanjutan.

Cara Mendukung Industri Fashion Berkelanjutan

Mengubah kebiasaan belanja fast fashion mungkin tampak sulit, terutama saat pakaian murah dan cepat tersedia di mana-mana. Namun sebenarnya kita tidak perlu merasa terbebani dengan tuntutan mode yang selalu berubah. 

Dengan sedikit kreativitas, kita bisa menciptakan gaya yang unik dan tetap terlihat menarik tanpa harus terus-menerus membeli pakaian baru. Kita bisa tetap memiliki gaya yang modis dengan menggunakan pakaian ramah lingkungan.

Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kita ikuti untuk mendukung fashion berkelanjutan:

1. Kurangi Pembelian Barang Baru

Hindari membeli pakaian baru selama setidaknya tiga bulan, terutama dari fast fashion. Fokuslah pada memanfaatkan pakaian yang sudah dimiliki dengan mencoba kombinasi baru, memperbaiki, atau mengubah gaya pakaian lama. Ini adalah cara paling ramah lingkungan karena tidak ada dampak lingkungan dari produksi barang baru.

2. Beli Barang Bekas

Berbelanja di toko barang bekas atau vintage bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan menarik. Barang yang ditemukan di toko-toko ini biasanya lebih unik dan berkualitas daripada di toko fast fashion. Selain itu, berbelanja barang bekas dapat membantu menghemat uang dan mengurangi limbah tekstil.

3. Upcycling dan Tukar Pakaian

Manfaatkan platform upcycling, daur ulang, atau tukar pakaian untuk menemukan barang-barang baru. Kita bisa memperbaharui lemari pakaian dan memberi nilai lebih pada pakaian yang dimiliki. Dengan upcycling, kita bisa mengubah pakaian lama menjadi sesuatu yang baru dan trendi.

4. Pilih Barang Berkualitas Tinggi

Jika harus membeli barang baru, pilihlah yang berkualitas tinggi dan tahan lama. Investasi pada pakaian yang akan bertahan lama lebih baik daripada membeli tren sementara yang cepat usang. 

Upcycling merupakan salah satu bentuk fashion ramah lingkungan

5. Dukung Produksi Lokal yang Berkelanjutan

Pilih merek lokal atau produsen kecil yang memproduksi pakaian ramah lingkungan. Merek-merek ini cenderung memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil dan lebih berkomitmen pada praktik etis. Dengan mendukung mereka, kita turut berkontribusi pada ekonomi lokal dan praktik industri yang lebih baik.

Brand Lokal yang Mengusung Konsep Fashion Berkelanjutan di Indonesia

Melansir laman resmi Kemenparekraf, tren fast fashion berdampak negatif pada lingkungan, mencemari air, dan menyumbang 10% dari emisi karbon global. Hal ini mendorong industri kreatif untuk menciptakan brand lokal yang ramah lingkungan.

Sejalan dengan inisiatif Kemenparekraf untuk Parekraf Hijau 2024, semakin banyak brand lokal yang menggunakan bahan organik seperti serat alami dan ekstrak tumbuhan untuk menghadirkan produk yang unik dan berkelanjutan. Apa saja brand lokal yang mengusung konsep fashion berkelanjutan? Berikut di antaranya:

1. Semilir Ecoprint

Semilir Ecoprint dari Sleman, Yogyakarta, terkenal dengan penggunaan teknik eco printing yang menampilkan motif alami dengan warna earthy-pastel. Awalnya hanya memproduksi tas wanita, kini mereka telah memperluas koleksi ke pakaian, dompet, aksesori, dan dekorasi rumah. Semua produk dibuat dengan pewarna alami yang ramah lingkungan.

2. Pijakbumi

Pijakbumi adalah brand sepatu lokal yang berkomitmen untuk menciptakan sepatu yang nyaman tanpa merusak lingkungan. Mereka menggunakan bahan daur ulang dan berkelanjutan, seperti serat pohon kayu putih dan sabut kelapa. Pijakbumi menunjukkan bahwa bahan alami tidak hanya cocok untuk pakaian dan tas, tetapi juga untuk alas kaki yang ramah lingkungan.

3. Lakanua

Lakanua yang berasal dari Bandung terkenal dengan jam tangan unik yang dibuat dari limbah kayu bekas. Limbah kayu tersebut diolah dengan material epoxy untuk bagian kepala jam, sementara strap-nya terbuat dari kain tenun. Kombinasi ini menghasilkan jam tangan yang tidak hanya unik tetapi juga ramah lingkungan, dengan tekstur dan warna yang berbeda-beda.

4. Sejauh Mata Memandang

Sejauh Mata Memandang adalah brand yang didirikan pada tahun 2014 dengan konsep slow fashion. Menggabungkan warisan budaya dengan gaya modern, mereka fokus pada produksi pakaian yang eco-friendly

Sejauh Mata Memandang menggunakan bahan dan proses produksi yang ramah lingkungan untuk mengurangi limbah tekstil. Produk-produk mereka sering kali menampilkan motif kain yang indah dan otentik yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.

5. SARE/Studio

SARE/Studio dikenal dengan koleksi pakaian rumahan yang super nyaman, yang sebagian besar terbuat dari serat alami yang ramah lingkungan dan dapat terurai. Sejak berdiri pada tahun 2015, mereka menawarkan berbagai pilihan pakaian rumah seperti piyama, dress santai, dan pakaian anak-anak. Selain itu, mereka juga memiliki koleksi pakaian perempuan yang menggunakan bahan organik.

6. Kembang Tjelup

Berdiri sejak 2014 di Yogyakarta, Kembang Tjelup mengombinasikan teknik batik tradisional dengan teknik Shibori dari Jepang. Brand lokal ini berkomitmen untuk menciptakan produk eco fashion dengan menggunakan bahan-bahan organik dan pewarna alami. Pewarna alami seperti indigofera untuk warna biru dan kulit kayu mahoni untuk warna cokelat memastikan bahwa produk mereka tidak mencemari lingkungan.

7. Loosewood

Loosewood adalah salah satu brand sustainable fashion dari Solo, Jawa Tengah, yang menggunakan limbah kayu bekas untuk membuat berbagai produk eco fashion. Selain jam tangan dari limbah kayu, , mereka juga memproduksi kacamata, tas, dan berbagai aksesori seperti anting-anting dan kalung. Keunikan produknya telah berhasil menembus pasar Eropa.

Mengubah kebiasaan belanja kita menuju fashion berkelanjutan bisa jadi tantangan yang menyenangkan. Dengan memilih pakaian ramah lingkungan dan mendukung eco fashion, kita bisa tampil gaya sambil menjaga bumi. Tidak harus selalu baru, bisa juga menggunakan konsep thrifting.

Konsep slow fashion mengajarkan kita untuk lebih menghargai setiap potong pakaian yang kita miliki dan membuatnya bertahan lebih lama. Ikut dalam trend berkelanjutan bukan hanya tentang mengikuti mode, tapi juga tentang membuat keputusan cerdas yang berdampak positif bagi lingkungan. Mari bersama-sama menjadikan gaya hidup yang lebih baik dan lebih hijau sebagai bagian dari keseharian kita.

TAGS
#eco fashion #fashion berkelanjutan #pakaian ramah lingkungan #slow fashion #trend berkelanjutan