Artikel
Apa Itu Zero Waste Lifestyle? Cek di Sini!
Zero waste lifestyle adalah salah satu solusi di tengah ancaman krisis iklim saat ini. Gaya hidup zero waste menjadi sebuah keharusan mengingat jumlah sampah di daratan dan perairan merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan.
United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan jumlah polusi plastik secara global sekitar 9-14 juta ton pada 2016 dan berpotensi menjadi 23-27 juta ton pada 2040. Jumlah sampah plastik yang masuk ke perairan dapat meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2040 apabila tidak ada upaya bersama untuk mencegah polusi sampah, terutama sampah plastik.
Pada tahun 2018, laporan EPA mengungkapkan bahwa penduduk Amerika menghasilkan 292,4 juta ton sampah, dengan rata-rata 2,2 kg per orang per hari. Mirisnya, hanya 32,1% sampah yang didaur ulang atau dikomposkan, sementara 146 juta ton atau 50% dari jumlah total sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Bagaimana dengan Indonesia? Riset yang dilakukan Komunitas Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) di 64 lokasi pada 30 kabupaten/kota dalam 13 provinsi kurun 2022-2023 menemukan setidaknya 25.800 sampah plastik. Di perairan, jumlah sampah plastik diperkirakan 3,22 juta ton.
Gaya hidup modern cenderung mendorong kebutuhan akan barang-barang baru, yang pada gilirannya meningkatkan produksi sampah. Sebagai respons terhadap permasalahan tersebut, muncul gerakan yang mendorong gaya hidup zero waste yang lebih berkelanjutan.
Apa Arti Zero Waste?
Konsep zero waste merupakan filosofi dan gaya hidup yang bertujuan untuk mengurangi produksi sampah manusia. Zero waste lifestyle adalah bagian dari gerakan lingkungan yang berfokus pada keberlanjutan dengan mengurangi ekstraksi bahan baku baru dan mendaur ulang sumber daya yang sudah diekstraksi.
Meskipun arti zero waste dapat bervariasi, tujuan utamanya adalah untuk menghindari penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir dan mengurangi polusi lingkungan. Istilah zero waste mengimplikasikan bahwa kita harus mencapai eliminasi 100% sampah yang dihasilkan, meskipun hal ini sulit atau bahkan tidak mungkin bagi kebanyakan orang.
Prinsip zero waste menekankan pada pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sebagai strategi utama untuk mengurangi limbah dan jejak lingkungan. Prinsip ini mendorong sikap bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dengan meminimalkan pemborosan dan menghindari produk yang menghasilkan limbah berlebih.
Arti zero waste lebih tentang pemberdayaan dan tindakan daripada tujuan akhir. Meskipun sulit untuk mencapai zero waste secara total, upaya untuk mengurangi produksi sampah dan menerapkan prinsip-prinsip zero waste dalam kehidupan sehari-hari merupakan langkah penting menuju keberlanjutan lingkungan. Termasuk kebijakan dan inisiatif di tingkat pemerintah dan industri untuk mempromosikan penggunaan produk yang ramah lingkungan dan sistem daur ulang yang efisien.
Contoh Zero Waste Lifestyle
Gaya hidup zero waste bukan sekadar tren, melainkan sebuah komitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Kita harus bersama-sama mengurangi dampak negatif yang dihasilkan oleh konsumsi berlebihan dan penimbunan sampah.
Berikut beberapa contoh zero waste yang bisa kita terapkan sehari-hari:
1. Zero Waste Fashion
Zero waste fashion mencakup penggunaan pakaian yang tahan lama, memilih pakaian dari bahan ramah lingkungan, serta mendukung pakaian bekas yang bisa diubah atau didaur ulang. Kita juga perlu memperhatikan proses produksinya.
Zero waste fashion mendukung merek-merek yang mempraktikkan etika kerja yang adil dan penggunaan bahan-bahan organik atau daur ulang. Selain itu, zero waste fashion juga mempromosikan konsep pakaian yang tahan lama dan dapat diubah, serta mengurangi pemborosan pakaian dengan membeli hanya apa yang diperlukan.
2. Zero Waste Food
Gaya hidup zero waste dalam makanan berfokus pada merencanakan belanjaan dengan bijak, memanfaatkan sisa makanan, dan mengomposkan sisa makanan. Ini termasuk memilih produk-produk yang memiliki sedikit atau tanpa kemasan, dan menghindari pemborosan makanan dengan menyimpan makanan yang tepat. Gunakan kembali sisa makanan untuk kreasi kuliner yang baru.
3. Zero Waste Travel
Saat bepergian, gaya hidup zero waste melibatkan penggunaan kembali botol air minum, membawa bekal sendiri dari rumah, dan menghindari penggunaan produk plastik sekali pakai. Termasuk memilih transportasi umum atau berbagi kendaraan untuk mengurangi emisi karbon, serta menginap di akomodasi yang memiliki praktik ramah lingkungan.
4. Zero Waste Home
Di rumah, gaya hidup zero waste melibatkan penggunaan produk pembersih rumah tangga yang ramah lingkungan, membeli produk dalam kemasan yang dapat didaur ulang, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai. Jangan lupa melakukan pengurangan konsumsi energi dan air dengan menggunakan peralatan yang efisien dan memperbaiki kebocoran yang terjadi
5. Zero Waste Events
Zero waste events adalah acara-acara yang dirancang dan dijalankan dengan prinsip-prinsip zero waste untuk mengurangi jejak lingkungan dan sampah yang dihasilkan. Dalam Zero Waste Events, berbagai langkah diambil untuk meminimalkan penggunaan bahan-bahan sekali pakai, mengganti kemasan dan dekorasi dengan opsi yang dapat didaur ulang atau ramah lingkungan, serta menyediakan fasilitas pengomposan untuk mengelola sisa makanan dan limbah organik.
15 Cara Memulai Gaya Hidup Zero Waste
Kadang-kadang ada keinginan untuk menerapkan gaya hidup zero waste, namun bingung harus mulai dari mana. Apakah kamu salah satunya? Jangan khawatir, berikut cara memulai zero waste lifestyle seperti dirangkum dari sustainablereview.com.
1. Evaluasi Sampah yang Dimiliki
Langkah pertama dalam memulai zero waste lifestyle adalah dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebiasaan sampah yang dimiliki saat ini. Kita perlu mengidentifikasi dan menilai secara objektif seberapa banyak sampah yang dihasilkan setiap hari, baik dari aspek plastik sekali pakai, kemasan berlebihan, maupun pemborosan makanan. Evaluasi ini menjadi dasar yang penting untuk mengetahui di mana kita bisa melakukan perubahan dan mengurangi sampah yang dihasilkan.
2. Tetapkan Tujuan yang Dapat Dicapai
Pastikan tujuan yang ditetapkan realistis dan dapat dicapai. Misalnya, kita bisa mulai dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam sehari atau mengadopsi kebiasaan untuk menghindari pemborosan makanan. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, kita dapat mengukur kemajuan secara teratur.
3. Buat Rencana Aksi Zero Waste
Rencana aksi ini mencakup langkah-langkah konkret yang akan dilakukan untuk mengurangi sampah, seperti mengganti produk yang dapat digunakan kembali, memulai kompos, atau bahkan mengubah kebiasaan belanja. Dengan memiliki rencana aksi yang terstruktur, kita akan lebih termotivasi dan terarah dalam mencapai tujuan zero waste.
4. Kurangi Pemborosan Makanan
Salah satu aspek penting dari gaya hidup zero waste adalah mengurangi pemborosan makanan di rumah. Mulailah dengan merencanakan belanjaan dan makanan dengan lebih bijaksana, sehingga kita tidak membeli makanan lebih dari yang dibutuhkan.
Manfaatkan kembali sisa makanan dengan cara membuat menu sisa atau membuat stok makanan untuk masa mendatang. Jika memungkinkan, mulailah juga praktik kompos untuk mengolah sisa makanan menjadi pupuk organik yang berguna.
5. Membuat Kompos dari Sisa Makanan
Kompos merupakan solusi efektif dalam mengurangi sampah organik dan menghasilkan tanah yang subur. Dengan mengomposkan sisa makanan, kita tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga menciptakan sumber nutrisi alami untuk tanaman.
Pastikan kita memahami proses kompos dengan baik dan memilih sistem kompos yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Dengan demikian, kita akan semakin mendekatkan diri pada gaya hidup zero waste yang lebih berkelanjutan.
6. Menyimpan Makanan dengan Tepat
Penting untuk menyimpan makanan dengan benar guna mengurangi pemborosan dan memperpanjang masa simpannya. Gunakan wadah yang kedap udara untuk menyimpan makanan di dalam lemari es dan pastikan untuk menandai tanggal kedaluwarsa.
Hindari penggunaan plastik sekali pakai sebagai bungkus makanan. Pertimbangkan juga untuk menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti kain lilin lebah untuk membungkus makanan.
7. Mengenali Siklus Hidup Produk
Pahami siklus hidup produk yang digunakan, dari pembelian hingga akhir masa pakai. Pilih produk yang dibuat dari bahan ramah lingkungan, bisa didaur ulang, atau memiliki masa pakai yang panjang. Hindari membeli barang-barang yang tidak benar-benar diperlukan dan prioritaskan produk-produk yang dapat digunakan kembali.
8. Mendukung Pertukaran Barang
Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung pertukaran barang atau gerakan penggunaan kembali. Seringkali, ada barang-barang yang masih layak pakai namun tidak lagi dibutuhkan oleh satu orang, tetapi dapat bermanfaat bagi orang lain.
9. Memilih Alternatif Ramah Lingkungan
Perhatikan bahan dan kemasan produk yang dibeli, serta cari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Hindari produk dengan kemasan berlebihan atau bahan kimia berbahaya, dan prioritaskan produk lokal dan organik. Memilih alternatif ramah lingkungan membantu mengurangi jejak karbon dan mendukung praktik produksi yang berkelanjutan.
10. Membiasakan Diri dengan Prinsip Zero Waste
Penting untuk membiasakan diri dengan prinsip-prinsip zero waste dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Mulailah dengan langkah-langkah kecil seperti membawa botol minum dan tas belanja sendiri, menghindari pembelian produk dengan kemasan sekali pakai, dan memperbaiki barang yang rusak daripada langsung membeli yang baru.
11. Simpan Barang-Barang yang Dapat Digunakan Kembali
Temukan cara untuk memanfaatkan kembali barang-barang, seperti botol kaca, wadah plastik, atau kain bekas, sebagai pengganti produk sekali pakai. Dengan memanfaatkan kembali barang-barang tersebut, kita tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, tetapi juga menghemat sumber daya alam.
12. Prioritaskan Pembelian Produk Ramah Lingkungan
Ketika berbelanja, prioritaskan untuk memilih produk yang ramah lingkungan dan memiliki sedikit dampak terhadap lingkungan. Pilih produk dengan kemasan minimal atau tanpa kemasan plastik, serta produk yang dibuat dari bahan-bahan daur ulang atau mudah terurai.
13. Edukasi dan Libatkan Komunitas
Penting untuk terlibat dalam aktivitas edukasi dan berbagi informasi tentang gaya hidup zero waste dengan komunitas di sekitar kita. Ajak teman-teman, keluarga, atau tetangga untuk bergabung dalam upaya ini dan bagikan pengalaman serta tips tentang cara mengurangi sampah. Kesadaran dan kolaborasi di antara komunitas dapat menciptakan perubahan positif yang lebih besar dalam menjaga lingkungan.
14. Tetap Konsisten dan Fleksibel
Gaya hidup zero waste membutuhkan konsistensi dan kesabaran dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Terkadang, perubahan mungkin terasa sulit atau tidak nyaman, namun tetaplah konsisten dengan prinsip zero waste. Selain itu, tetaplah fleksibel dan terbuka terhadap ide-ide baru serta perubahan yang mungkin terjadi.
15. Evaluasi dan Tingkatkan Upaya Secara Berkala
Secara berkala, luangkan waktu untuk mengevaluasi dan meninjau kembali upaya zero waste yang telah dilakukan. Identifikasi area di mana dapat meningkatkan praktik zero waste dan cari cara untuk terus berinovasi dalam mengurangi sampah.
Penting untuk dicatat bahwa gaya hidup zero waste lebih tentang proses dibandingkan hasilnya, dengan perubahan kecil yang dapat membuat perbaikan dalam upaya menuju keberlanjutan. Gerakan zero waste menekankan pentingnya perubahan perilaku konsumsi agar lebih bijaksana dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Meskipun mencapai zero waste secara absolut mungkin sulit, kita dapat mengambil langkah-langkah kecil namun berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup ini penting untuk membantu mengurangi dampak negatif konsumsi berlebihan terhadap lingkungan.
#arti zero waste #contoh zero waste #gaya hidup zero waste #zero waste fashion #zero waste lifestyle adalah