Artikel
Ketahui Jenis-Jenis Penyakit Mental dan Cara Mengatasinya
Apa itu Kesehatan Mental dan Seperti Apa Penyakit Mental?
Bagi kamu yang belum memahami apa itu kesehatan mental, mungkin masih sering abai terhadap gejala awal penyakit mental yang muncul. Padahal menjaga kesehatan mental adalah keharusan yang sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
Dengan kondisi kesehatan mental yang baik, kita akan merasakan batin yang tenang, tenteram, serta dapat menikmati kehidupan sehari-hari. Kita juga dapat mengoptimalkan potensi diri untuk menghadapi tantangan hidup. Selain itu, orang dengan mental sehat akan menjalin hubungan yang positif dan lebih menghargai orang lain.
Berdasarkan penelusuran dari Detik, laporan Word Federation of Mental health (WFMH) menyebutkan bahwa 75% penduduk yang mengidap depresi di negara-negara berpenghasilan tinggi tidak memperoleh perawatan yang memadai. Sedangkan di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah, penyintas gangguan mental bahkan tidak mendapatkan pengobatan sama sekali.
Penyakit mental bukanlah aib maupun hal gaib. Disadari atau tidak, cukup banyak kasus gangguan mental terjadi di sekitar kita. Ditambah lagi dengan adanya pandemi COVID-19 yang memicu krisis global untuk kesehatan mental jutaan orang di dunia sebagaimana dikonfirmasi WHO.
Di Indonesia sendiri, baru saja kita dikejutkan dengan kasus seorang mahasiswa Fisipol UGM yang mengalami masalah psikis sampai mengakhiri hidupnya. Kejadian ini hanya berselang dua hari sebelum Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober.
Kasus mahasiswa tersebut bukan untuk menginspirasi siapapun agar menirunya, ya. Melainkan sebagai pengingat bahwa kita harus lebih waspada terhadap gangguan mental diri sendiri dan orang-orang terdekat. Bagaimana caranya?
Pemerintah bersama seluruh masyarakat perlu meningkatkan kepedulian terkait kesehatan jiwa. Menengok sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia, mari kita pahami pengertian dan jenis-jenis penyakit mental serta cara mengatasinya. Berikut penjelasan lengkapnya.
Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia
Hari Kesehatan Mental Sedunia atau disebut juga Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diinisiasi pertama kali oleh World Federation of Mental Health (WFMH). Melansir laman resminya, WFMH merupakan organisasi internasional yang fokus terhadap pencegahan gangguan mental dan perawatan yang tepat.
Dibentuk pada tahun 1948, WFMH awalnya beranggotakan masyarakat dari 46 negara. Hingga kini lebih dari 90 negara telah bergabung untuk bersinergi mengkampanyekan kesadaran kesehatan mental, melakukan pencegahan, advokasi, serta mendukung pemulihan gangguan mental di seluruh dunia.
Kampanye WFMH dimulai dengan menayangkan siaran langsung di televisi berisi pesan-pesan kemanusiaan dan penjelasan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Kemudian dewan WFMH di seluruh dunia melanjutkan misi organisasi melalui program acara lainnya.
Pada tahun 1992, Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World of Mental Health Day mulai diperingati setiap tanggal 10 Oktober atas gagasan Richard Hunter yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal WFMH pada masa itu. Selanjutnya mulai tahun 1994 setiap peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia mengusung tema khusus.
Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun 2022 adalah “Make mental health & well being for all a global priority”. Tema ini bermakna bahwa kesejahteraan penyintas gangguan mental yang kurang beruntung bukan hanya menjadi tanggungan pemerintah, tapi juga masyarakat umum. Oleh karenanya siapapun harus peduli dengan kesehatan mental.
Pengertian Kesehatan Mental
Sebelum pembahasan tentang apa itu kesehatan mental, perlu dipahami definisi mental itu sendiri. Kata mental berasal dari kata “mens atau mentis” dalam Bahasa Latin yang berarti jiwa, nyawa, roh, sukma, dan semangat.
Menurut KBBI, mental adalah yang bersangkutan dengan batin serta watak manusia, yang bukan bersifat fisik atau badan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kondisi saat batin manusia dalam keadaan normal, merasa tenang, tenteram, dan dapat menikmati hidup. Sehingga aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
Berdasarkan penelusuran dari Hellosehat, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menjelaskan kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial manusia.
Kondisi mental yang sehat dapat membantu kita untuk berpikir lebih baik, menghadapi stres, bertindak, dan mengambil keputusan yang tepat. Sebaliknya, gangguan mental dapat memengaruhi cara berpikir, kesulitan mengendalikan emosi, stres, dan kesalahan mengambil keputusan.
Kesehatan mental yang buruk berbeda dengan gangguan mental atau mental illness. Diagnosis mental illness perlu dilakukan oleh ahli berdasarkan rangkaian tes khusus. Orang yang sedang mengalami mental buruk belum tentu didiagnosis mental illness. Demikian juga bagi penyintas gangguan mental, pada periode tertentu bisa jadi berada pada kondisi mental yang baik.
Penyebab Gangguan dan Penyakit Mental
Gangguan mental dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Melansir Goodstats yang merangkum laporan Indonesian’s Mental health State and Access to Medical Assistance, finansial merupakan faktor terbesar yang memicu gejala penyakit mental.
Laporan tersebut berdasarkan survey terhadap 1.005 responden usia 18-54 tahun yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Selengkapnya, berikut 10 penyebab gangguan kesehatan mental yang perlu diwaspadai:
- Masalah Finansial (59%)
- Kesepian (46%)
- Tekanan Pekerjaan (37%)
- Trauma Masa Lalu (28%)
- Tekanan dari Pasangan (17%)
- Tinggal di Lingkungan yang Buruk (13%)
- Mengalami Diskriminasi dan Stigma (10%)
- Korban Bullying (8%)
- Kekerasan dalam Rumah Tangga (5%)
- Komentar Buruk Media Sosial (5%)
Untuk lebih jelasnya, kita tidak cukup hanya dengan mengetahui apa itu kesehatan mental dan penyebabnya. Pahami juga penyakit mental apa saja dan bagaimana cara menjaga kesehatan mental berdasarkan saran para ahli.
Jenis-Jenis Penyakit Mental dan Cara Mengatasinya
Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan mengenali penyebab dan ciri-ciri dari masing-masing jenis gangguan mental. Sehingga kita menjadi lebih waspada dan memahami cara mengatasinya.
Sebenarnya penyakit mental apa saja, sih? Melalui laman resminya, Kementerian Kesehatan RI memaparkan jenis-jenis gangguan mental, antara lain stres, gangguan kecemasan dan depresi. Berikut penjelasannya.
- Stres
Stres adalah kondisi saat seseorang mengalami tekanan yang sangat berat secara mental dan emosional. Penyebab stres bisa bermacam-macam, diantaranya masalah keuangan, tuntutan pekerjaan, hubungan sosial, dan lain-lain.
Ciri-ciri orang yang mengalami stres biasanya tampak galau, gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres dapat mengurangi motivasi, mengganggu konsentrasi, dan pada kasus yang lebih berat dapat memicu depresi.
Kondisi stres yang dialami seseorang bukan hanya memengaruhi psikisnya, namun dapat berdampak pada perubahan perilaku sehari-hari, contohnya:
- Enggan berinteraksi dengan orang lain dan cenderung menjadi penyendiri.
- Enggan makan atau malah makan terlalu berlebihan.
- Sering marah-marah dan sulit mengendalikannya.
- Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Berawal dari gangguan kesehatan mental, stres yang tidak ditangani dengan benar dapat mengakibatkan gangguan kesehatan secara fisik. Beberapa penyakit yang dapat muncul akibat stres antara lain insomnia, sakit kepala, sakit perut, nyeri dada, obesitas, diabetes, penurunan gairah seksual, hipertensi, dan gangguan jantung.
Cara mengelola stres perlu diterapkan secara tepat agar dampak negatif yang timbul dapat segera diredam. Berikut beberapa cara mengelola stres yang bisa dilakukan:
- Mengembangkan pola pikir positif dan meyakini bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan pasti ada hikmahnya.
- Belajar menerima takdir yang tidak bisa diubah serta menghadapi masalah yang telah datang walaupun sulit untuk diatasi.
- Berusaha mengendalikan diri dan berperan aktif mencari solusi.
- Meminta saran pada orang yang kompeten dan terpercaya agar memiliki paradigma dari sisi yang berbeda.
- Meredakan ketegangan emosi dengan cara melakukan aktivitas fisik, meditasi, dan relaksasi. Lakukan juga kegiatan yang disukai, seperti menonton film, merajut, atau bermain musik.
- Aktif dalam kegiatan sosial untuk membantu orang lain. Ketika membuat orang lain bahagia, maka kita juga akan merasakan bahagia serta lebih banyak bersyukur.
Kehidupan manusia memang ada pasang dan surut, sehingga masalah tentu akan selalu hadir dengan berbagai rupa dan ragamnya. Untuk menjaga kesehatan mental tidak bisa selalu menghindari penyebab stres, akan tetapi kita harus menguatkan mental dan berlatih cara mengelola stres yang tepat.
- Gangguan Kecemasan
Selain stres, jenis gangguan mental lainnya adalah gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Secara alamiah semua manusia memiliki rasa cemas terhadap sesuatu yang menyimpan risiko bahaya. Akan tetapi jika rasa cemas ini berlebihan dan sulit dikendalikan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, maka ini termasuk salah satu penyakit mental.
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang yang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan serta sulit dikendalikan sampai berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari. Sering kali alasan kecemasannya pun tidak logis bahkan tanpa alasan.
Pada orang normal, rasa cemas biasanya muncul karena alasan tertentu, misalnya karena akan tampil di panggung, menghadapi kencan pertama, atau interview kerja. Pada penyintas gangguan kecemasan, rasa cemas bisa tiba-tiba muncul tanpa sebab dan pada kondisi apapun.
Gejala gangguan kecemasan antara lain jantung berdebar cepat, tubuh gemetar, keluar keringat berlebihan, sesak napas, pandangan berkunang-kunang, lemas, kesemutan, dan lain-lain. Pada kasus tertentu penderita gangguan kecemasan bisa muntah dan kehilangan kesadaran.
Penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti. Diduga faktor pemicunya bisa jadi karena trauma masa lalu, stres berlebihan, sakit fisik berkepanjangan, serta ketidakseimbangan hormon dalam otak yang mengendalikan suasana hati.
Cara mengatasi gangguan kecemasan diantaranya dengan cukup istirahat, rutin olahraga, serta mengonsumsi makanan bergizi. Hindari asupan kafein, minuman beralkohol, dan tidak merokok.
Mengendalikan pola pikir yang positif sangat penting untuk membantu menjaga kesehatan mental dan menghindari gangguan kecemasan. Kamu bisa berlatih yoga, meditasi, dan berbagai terapi untuk menenangkan jiwa.
Pada kasus ringan, gangguan kecemasan dapat diatasi secara mandiri. Namun jika gangguan tidak mereda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu menegakkan diagnosis serta meresepkan obat-obatan anti ansietas dan terapi kognitif.
- Depresi
Stres dan gangguan kecemasan yang tidak ditangani dengan tepat sampai berlarut-larut dapat memicu gangguan mental lainnya, yaitu depresi. Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang merasa sedih yang berlebihan secara terus-menerus.
Sebagaimana rasa cemas yang dimiliki semua orang, demikian juga dengan rasa sedih. Orang yang tidak memiliki gangguan mental juga kadang kala merasakan kesedihan. Namun pada penyintas depresi, rasa sedih tersebut dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Depresi dapat memengaruhi emosi, cara berpikir, serta perilaku penyintasnya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ciri-cirinya antara lain kehilangan motivasi, menangis tanpa sebab, sedih berlarut-larut, tidak bisa menikmati hidup, mudah tersinggung, dan terdorong untuk menyakiti diri sendiri.
Depresi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan fisik, diantaranya:
- Gangguan tidur serta tubuh merasa lemah.
- Berbicara dan bergerak lebih lambat dari biasanya.
- Muncul sembelit serta menurunnya libido.
- Menurunnya nafsu makan dan pada kasus lain dapat meningkat secara signifikan.
- Gangguan siklus menstruasi pada wanita.
- Merasakan sakit atau nyeri pada bagian tubuh tertentu tanpa sebab.
Penyebab depresi berbeda antara satu orang dengan lainnya. Beberapa contoh penyebab depresi misalnya kehilangan orang tersayang, kebangkrutan, kesepian berkepanjangan, dan kepribadian yang rapuh sehingga rentan mengalami depresi. Depresi juga dapat disebabkan oleh penyakit kronis seperti kanker dan jantung.
Jika mengalami ciri-ciri depresi yang disebutkan, sebaiknya kamu tidak mendiagnosis diri sendiri. Diagnosis gangguan mental termasuk depresi harus dilakukan oleh dokter yang kompeten berdasarkan serangkaian tes.
Cara menyembuhkan depresi adalah dengan mematuhi anjuran dokter. Dokter akan membantu menegakkan diagnosis, merekomendasikan terapi, serta meresepkan obat-obatan anti depresi.
Hari Kesehatan Mental Sedunia merupakan momentum agar kita semakin peduli terhadap kesehatan jiwa, bukan hanya dalam satu hari tetapi sepanjang tahun. Setelah memahami apa itu kesehatan mental termasuk cara mengelola stres yang tepat, diharapkan kita dapat menjaga diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Sehingga dampak negatif dari penyakit mental dapat dikendalikan.
#apa itu kesehatan mental #cara mengelola stres #hari kesehatan mental sedunia #penyakit mental #penyebab stres