Artikel
Cerdas Memilih Produk Ramah Lingkungan, Ini Tipsnya!

Produk ramah lingkungan kerap dianggap lebih mahal dan harus impor dari negara lain. Padahal, tidak sedikit brand lokal sustainable asal Indonesia dengan kualitas yang mampu bersaing secara global.
Produk lokal yang berkontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan seyogianya menjadi pilihan utama saat kita berbelanja. Mengapa ini penting? Pola konsumsi global saat ini telah melampaui batas daya dukung bumi. Menurut WWF, manusia saat ini menggunakan sumber daya 1,75 kali lebih cepat dari kemampuan regeneratif planet.
Barang yang kita beli, mulai dari makanan ringan, pakaian, hingga produk perawatan tubuh, akan memberikan dampak besar bagi lingkungan. Sebut saja masalah deforestasi, pencemaran air, dan krisis sampah kemasan plastik yang tak kunjung usai.
Indonesia sendiri menghasilkan sekitar 18,2 juta ton sampah plastik per tahun, dan hanya 9% yang berhasil didaur ulang. Selebihnya mencemari tanah, sungai, dan laut. Pilihan kita sebagai konsumen sangat menentukan arah perubahan.
Kabar baiknya, kesadaran ini mulai tumbuh di masyarakat. Survei Snapcart (2024) menunjukkan 84% warga Indonesia pernah menggunakan produk berkelanjutan, dengan 38% di antaranya karena ingin melindungi bumi.
Produk lokal seperti sabun lerak, atau brand lokal sustainable lain yang memakai kemasan daur ulang, menjadi contoh nyata bahwa solusi bisa dimulai dari pilihan sederhana. Namun, kita perlu lebih cermat memilah. Belanja cerdas artinya bukan sekadar tergoda label hijau, tapi memahami nilai dan proses di balik suatu produk ramah lingkungan.
Tips Memilih Produk Ramah Lingkungan
Dengan memilih produk ramah lingkungan, kita turut menekan jejak karbon dan mengurangi sampah. Kita juga mendukung proses produksi yang minim dampak negatif terhadap alam. Konsumsi bukan sekadar soal fungsi, tapi juga tanggung jawab.
Saat berbelanja, ikuti tips berikut untuk memastikan produk yang kita pilih mendukung lingkungan berkelanjutan:
1. Baca Label dengan Cermat
Pastikan kamu memeriksa daftar bahan secara teliti. Hindari produk dengan kandungan zat beracun seperti fosfat, paraben, atau pewangi sintetis yang mencemari air dan merusak kesehatan. Label seperti “eco-friendly” atau “green” bisa menyesatkan jika tidak disertai sertifikasi resmi (seperti Ecolabel, USDA Organic, atau Cruelty-Free).

2. Pilih Produk dengan Kemasan Minim dan Mudah Didaur Ulang
Kemasan menyumbang hampir 50% dari total sampah plastik rumah tangga di Indonesia. Sangat penting memperhatikan jenis kemasan yang digunakan. Hindari plastik multilayer yang sulit didaur ulang. Pilih produk dengan kemasan daur ulang, isi ulang (refillable), atau tanpa kemasan sama sekali.
3. Utamakan Produk Lokal
Produk lokal cenderung punya jejak karbon lebih kecil karena tidak melalui proses distribusi jarak jauh. Selain mendukung ekonomi lokal, kamu juga bisa lebih mudah melacak proses produksinya.
4. Cek Transparansi Produsen
Apakah brand tersebut mencantumkan asal bahan, proses produksi, dan kebijakan lingkungan mereka? Jika ya, itu tanda baik. Brand lokal sustainable biasanya lebih terbuka dan terlibat langsung dalam upaya sosial dan lingkungan.
5. Pilih Produk Fungsional dan Tahan Lama
Saat membeli barang selain makanan, prioritaskan yang berkualitas dan bisa dipakai jangka panjang. Hindari barang sekali pakai. Contohnya, pilih botol minum stainless daripada botol plastik sekali pakai, atau tas kain alih-alih kantong kresek.
6. Beli Seperlunya, Bukan Sekadar Karena Diskon
Konsumerisme impulsif memperparah masalah limbah dan konsumsi energi. Sebelum membeli, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah aku benar-benar butuh ini?”. Kebiasaan kecil ini sangat efektif menekan jejak karbon pribadi.
7. Cek Rating Keberlanjutan
Beberapa aplikasi seperti “Good On You” (untuk fashion) atau “EWG’s Skin Deep” (untuk kosmetik) membantu menilai apakah sebuah produk benar-benar produk ramah lingkungan. Kalau membeli di marketplace, baca deskripsi produk dan testimoni pengguna yang sudah mencoba.
8. Dukung Produk Buatan Tangan atau Berbasis Komunitas
Produk kerajinan tangan dari komunitas lokal biasanya dibuat dalam skala kecil, dengan teknik tradisional yang lebih ramah lingkungan. Contohnya, sabun cuci alami seperti sabun lerak buatan pengrajin lokal, yang tidak hanya aman bagi lingkungan tapi juga melestarikan tradisi leluhur.
Contoh Brand Lokal Sustainable di Indonesia
Industri fesyen dan kecantikan menyumbang emisi besar dan limbah kemasan global. Fast fashion diperkirakan bertanggung jawab atas 10% emisi karbon dunia, sementara industri kecantikan menghasilkan lebih dari 120 miliar kemasan setiap tahun (Zero Waste Week, 2018).
Menyikapi dampak tersebut, sejumlah brand lokal di Indonesia mulai menerapkan prinsip keberlanjutan. Mereka mengusung konsep eco-friendly dengan menggunakan bahan organik, serat alami, hingga kemasan daur ulang.
Berikut beberapa brand lokal sustainable dengan produk ramah lingkungan yang bisa kita jadikan pilihan:
1. Sensatia Botanicals
Sensatia Botanicals adalah produk kecantikan yang lahir di Bali pada awal 2000-an dengan semangat menjaga keseimbangan antara bisnis dan kelestarian lingkungan. Produk-produknya dibuat dari bahan alami, tanpa zat kimia berbahaya atau pewangi sintetis, dan diproses dengan etika tinggi.
Brand ini juga memiliki sistem pengumpulan kemasan bekas agar bisa didaur ulang. Sensatia bukan hanya menjual skincare, tapi juga membangun ekosistem yang sadar terhadap dampak limbah kecantikan.
2. N’PURE
N’PURE adalah brand skincare lokal yang sejak 2017 mengusung prinsip sustainability dengan menggunakan bahan-bahan alami khas Indonesia. Filosofi mereka tercermin dalam slogan “Pure Beauty in Natural Way”, yang mengedepankan keaslian alam sebagai kekuatan utama produk.
Selain dari sisi produk, N’PURE juga menjalankan kampanye lingkungan nyata. Pada 2021, mereka bekerja sama dengan LindungiHutan dalam program CollaboraTree, dan berhasil menanam 5.000 pohon mangrove di Pantai Bahagia, Bekasi. Ini jadi bukti bahwa kecantikan bisa menjadi medium perubahan nyata bagi bumi.

3. Skin Dewi
Skin Dewi merupakan brand kecantikan lokal yang menaruh perhatian besar pada keberlanjutan. Semua produknya diformulasikan menggunakan bahan alami, organik, dan tidak melalui uji coba pada hewan (cruelty-free). Dengan pendekatan ini, Skin Dewi menghadirkan produk yang lebih lembut, aman, dan cocok bahkan untuk ibu hamil dan menyusui.
Konsumennya diajak untuk merawat diri dengan penuh kehati-hatian terhadap efek lingkungan. Setiap pembelian menjadi dukungan terhadap industri kecantikan yang lebih etis dan bertanggung jawab.
4. Sejauh Mata Memandang
Sejauh Mata Memandang menjadi pelopor slow fashion di Indonesia yang berdiri sejak 2014. Jenama ini dikenal dengan motif kain khas yang memadukan warisan budaya Indonesia dan estetika modern. Komitmennya terhadap keberlanjutan diwujudkan lewat penggunaan bahan ramah lingkungan dan proses produksi yang minim limbah.
Setiap koleksi dirancang agar awet dan layak dikenakan dalam jangka panjang, sebagai antitesis dari budaya fesyen instan. Ini membuatnya bukan hanya menjadi produk ramah lingkungan, tapi juga pilihan sadar untuk mendukung industri fesyen yang lebih etis.
5. SARE/Studio
Berdiri sejak 2015, SARE/Studio fokus pada pakaian rumahan yang nyaman dan ramah lingkungan. Mereka menggunakan serat alami yang bisa terurai, serta material yang dapat didaur ulang tanpa meninggalkan residu berbahaya bagi lingkungan. Koleksinya mencakup piyama, baju santai, hingga busana anak-anak.
SARE/Studio menunjukkan bahwa gaya hidup nyaman tak harus bertentangan dengan prinsip keberlanjutan. Dengan pendekatan desain minimalis dan bahan yang lembut di kulit, mereka berhasil menciptakan produk fesyen yang etis sekaligus fungsional. Cocok bagi siapa saja yang ingin beristirahat tanpa rasa bersalah terhadap bumi.
6. Kembang Tjelup
Kembang Tjelup, jenama asal Yogyakarta, membawa pendekatan unik dengan menggabungkan teknik batik Indonesia dan teknik pewarnaan Shibori dari Jepang. Semua produknya menggunakan bahan alami, seperti kapas organik dan pewarna dari tumbuhan seperti indigofera, kulit kayu, dan sabut kelapa.
Dengan misinya menciptakan eco fashion yang autentik dan rendah limbah, Kembang Tjelup menonjolkan proses pewarnaan yang tidak mencemari air maupun tanah. Karya mereka bukan hanya busana, tapi juga bentuk perlawanan terhadap dominasi pewarna sintetis yang merusak ekosistem.
7. Semilir Ecoprint
Semilir Ecoprint berasal dari Sleman, Yogyakarta, dan mempopulerkan teknik cetak alami menggunakan daun, bunga, dan elemen tumbuhan lainnya. Awalnya fokus membuat tas wanita, kini mereka berkembang memproduksi pakaian, dompet, hingga dekorasi rumah dengan gaya warna earthy pastel.
Teknik ecoprint yang digunakan bukan hanya estetis, tapi juga ramah lingkungan karena tak melibatkan bahan kimia sintetis. Koleksinya sangat digemari mereka yang menyukai sentuhan alam dalam kehidupan sehari-hari. Setiap item pun bersifat unik karena pola yang dihasilkan tidak pernah sama.
8. Pijakbumi
Pijakbumi membuktikan bahwa sepatu pun bisa menjadi produk ramah lingkungan. Jenama ini menggunakan bahan daur ulang seperti katun bekas dan sabut kelapa, serta serat pohon kayu putih untuk elemen sepatu. Proses produksinya juga dirancang agar minim jejak karbon dan hemat energi.
Sepatu Pijakbumi tak hanya fungsional, tapi juga memperhatikan etika lingkungan sejak dari hulu. Dengan desain modern dan kualitas kuat, brand lokal sustainable ini berhasil mengubah persepsi bahwa produk daur ulang tidak bisa stylish.
9. Lakanua
Berbasis di Bandung, Lakanua mengolah limbah kayu menjadi jam tangan berkarakter. Limbah kayu yang digunakan diproses dengan epoxy untuk bagian kepala jam. Sedangkan strap-nya menggunakan kain tenun tradisional. Kombinasi ini menciptakan tekstur unik di setiap produknya.
Lakanua mengangkat nilai keindahan dalam limbah, sambil tetap menjaga prinsip keberlanjutan. Proses produksinya sangat menghargai kerajinan tangan dan tidak menghasilkan limbah berlebih. Ini membuat Lakanua menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang mencari aksesori dengan cerita dan nilai ekologis.

10. Loosewood
Loosewood berasal dari Solo dan menggunakan limbah kayu tak lazim, seperti papan skateboard, gitar rusak, hingga kayu lantai, untuk menciptakan jam tangan, kacamata, dan aksesori lainnya. Keunikannya terletak pada bahan yang diolah ulang menjadi produk fungsional dan penuh karakter.
Dengan desain kontemporer dan cerita di balik tiap bahan, Loosewood berhasil menarik pasar Eropa. Ini menunjukkan bahwa keberlanjutan tidak harus mengorbankan estetika. Brand ini menjadi inspirasi bahwa upcycling adalah masa depan fesyen yang kreatif dan bertanggung jawab.
11. Eco Cutlery
Eco Cutlery adalah brand lokal yang didirikan pada tahun 2019, yang mengkhususkan diri dalam pembuatan peralatan makan dari serat kelapa. Bahan tersebut dikenal kuat dan tahan lama namun ramah lingkungan. Produk mereka memanfaatkan limbah kelapa yang biasanya terbuang sia-sia, dan mengolahnya menjadi cutlery set yang dapat digunakan berulang kali.
12. Bumi Bambu
Bumi Bambu adalah brand lokal yang mengkhususkan diri dalam memproduksi alat makan dari bambu yang ramah lingkungan. Berdiri sejak 2016, semua produk mereka terbuat dari bambu pilihan yang tumbuh cepat dan mudah diperbaharui. Sehingga mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai. Selain itu, Bumi Bambu juga mendukung pemberdayaan pengrajin bambu lokal di Indonesia.
Setiap keputusan belanja adalah pilihan besar, apakah kita ingin mendukung praktik yang merusak bumi atau yang memperbaiki. Dengan menjadi konsumen cerdas yang memilih produk ramah lingkungan, kita turut mendorong industri menuju keberlanjutan. Ini menunjukkan bahwa gaya hidup yang peduli lingkungan bisa dimulai dari hal paling sederhana, yakni dari apa yang kita pilih saat belanja.
#brand lokal sustainable #kemasan daur ulang #produk lokal #produk ramah lingkungan #sabun lerak