Artikel

Waspada Gelombang Panas saat Musim Kemarau

wanita sedang terpapar gelombang panas

Apa itu gelombang panas? Gelombang panas atau heatwave adalah fenomena yang telah menunjukkan dampak buruk bagi keberlangsungan hidup manusia di berbagai belahan dunia. 

Pada tahun 1998, wilayah Asia Tenggara dan Amazon mengalami gelombang panas yang memicu kebakaran hutan besar-besaran. Kebakaran ini menyebabkan ribuan orang di Florida harus dievakuasi untuk menghindari bahaya polusi asap. 

Gelombang panas juga melanda Rusia pada Mei 2005 yang menandai salah satu periode suhu tertinggi di negara tersebut dalam dua dekade terakhir. Dampak serupa dirasakan di Mongolia dan China yang terus mengalami peningkatan suhu selama satu dekade terakhir. 

Di Amerika Serikat, gelombang panas pada tahun 2007 memecahkan rekor suhu tertinggi. Yakni mencapai 48 derajat Celcius di wilayah Utah, 47 derajat Celcius di Nevada dan Las Vegas, dan 53 derajat Celcius di California. Di Eropa, lebih dari 60.000 orang dilaporkan meninggal dunia pada tahun 2022 karena stres menghadapi kondisi cuaca panas.

Bagaimana dengan di Indonesia? Berdasarkan pengamatan BMKG, kondisi suhu maksimum di Indonesia kisaran 33-39 derajat Celcius masih termasuk kategori normal. Meskipun demikian, tentu kita dapat merasakan sendiri cuaca yang lebih panas dari biasanya dan terik matahari dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bukan tidak mungkin, suhu bumi kian panas dari waktu ke waktu dan ancaman krisis iklim semakin nyata. Oleh karenanya sangat penting untuk memahami apa itu gelombang panas, penyebabnya, serta cara mengantisipasinya.

Pengertian Gelombang Panas 

Menurut WMO (World Meteorological Organization), gelombang panas atau heatwave adalah kondisi cuaca ekstrem di mana suhu udara tetap sangat tinggi selama setidaknya lima hari berturut-turut. Pada periode ini, suhu maksimum harian berada di atas rata-rata suhu maksimum normal hingga 5°C (9°F) atau lebih. 

Fenomena ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah hingga tinggi, seperti di Eropa dan Amerika Utara. Penyebab gelombang panas di antaranya karena adanya sistem tekanan tinggi yang stabil yang memerangkap udara panas di suatu area. Tekanan tinggi ini menghalangi pergerakan udara dan menyebabkan panas terkonsentrasi di satu tempat.

Pergerakan atmosfer yang menyebabkan gelombang panas melibatkan sistem tekanan tinggi yang luas, sehingga udara panas terperangkap dan sulit bergerak. Anomali atmosfer ini mencegah angin dan sistem cuaca lainnya dalam mendistribusikan panas secara merata. Inilah yang menyebabkan suhu ekstrem bertahan lebih lama. 

Selain itu, perubahan iklim global juga memainkan peran penting dalam meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas. Sehingga kejadian cuaca ekstrem ini semakin parah dan kerap terjadi.

Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), gelombang panas didefinisikan sebagai periode cuaca panas yang berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Di Indonesia, fenomena ini berbeda karena letaknya di dekat ekuator. 

Indonesia mengalami perubahan cuaca yang cepat dan lebih sering menghadapi kondisi suhu panas harian yang disebabkan oleh cuaca cerah daripada gelombang panas yang berkepanjangan. Ketika matahari berada tepat di atas ekuator, wilayah Indonesia sering mengalami peningkatan suhu yang signifikan.

Meskipun tidak mengalami gelombang panas seperti yang terjadi di lintang menengah-tinggi, suhu panas harian di Indonesia bisa sangat tinggi terutama selama musim kemarau atau ketika matahari berada di sekitar ekuator. Misalnya pada pertengahan Mei, ketika matahari berada di Belahan Bumi Utara, wilayah selatan ekuator di Indonesia memasuki periode angin timuran yang kering yang menandakan awal musim kemarau. 

Fenomena seperti ini menyebabkan suhu panas harian yang tinggi, walaupun tidak dalam bentuk gelombang panas yang berkepanjangan seperti yang dijelaskan oleh WMO. Ditambah lagi, Indonesia juga mendapatkan dampak dari fenomena solar flare.

Meskipun berbeda, gelombang panas (heatwave) juga berkaitan dengan solar flare atau ledakan matahari. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), solar flare adalah peristiwa erupsi besar yang teramati di atmosfer Matahari yang sering kali terkait dengan bintik Matahari, erupsi filamen, Coronal Mass Ejection (CME), dan aktivitas magnetik lainnya. 

Indikasi solar flare adalah adanya lonjakan intensitas mendadak pada korona Matahari yang diakibatkan oleh aktivitas daerah aktif (AR) di fotosfer Matahari. Ketika terjadi, flare melepaskan plasma besar yang mengandung partikel bermuatan dan medan magnet berkecepatan tinggi yang menyebar hingga magnetosfer Bumi. Namun, perlu dicatat bahwa fenomena ini tidak memiliki dampak langsung terhadap peningkatan suhu di Bumi.

Sumber BMKG menjelaskan bahwa aktivitas matahari yang mengalami pasang surut selama siklus 11 tahunan akan mencapai puncaknya pada tahun 2024 ini. Salah satu hasil dari aktivitas matahari ini adalah ledakan matahari yang menciptakan flare besar. 

Solar flare memang dapat memengaruhi magnetosfer Bumi, namun dampak langsungnya bergantung pada kekuatan flare tersebut. Di Bumi, flare dapat menyebabkan badai geomagnetik yang mengganggu sistem komunikasi dan navigasi. 

Hubungan solar flare dengan heatwave tidaklah secara langsung. Kendati bisa terjadi bersamaan dengan aktivitas matahari yang intens seperti pada siklus 11 tahunan, gelombang panas dan solar flare merupakan fenomena yang terpisah dan tidak memiliki korelasi langsung dalam mekanisme terjadinya.

Penyebab Gelombang Panas

Penyebab gelombang panas atau heatwave adalah topik penting yang perlu kita pahami di tengah ancaman pemanasan global saat ini. Memahami penyebab gelombang panas membantu kita mempersiapkan diri dan mengembangkan strategi untuk mengurangi dampaknya.

Beberapa penyebab gelombang panas antara lain:

1. Perubahan Iklim

Pemanasan global yang dipicu oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), merupakan faktor utama yang mendorong perubahan iklim. Gas-gas ini terperangkap di atmosfer dan menyebabkan efek rumah kaca yang menghangatkan bumi. 

Akibatnya, suhu rata-rata global meningkat. Ini mengakibatkan perubahan pada pola cuaca tradisional. Gelombang panas menjadi lebih sering terjadi dan lebih intens karena atmosfer yang lebih hangat meningkatkan kemungkinan suhu ekstrem. 

Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan gangguan pada arus udara dan pola cuaca global. Tentu ini semakin memperburuk frekuensi dan intensitas gelombang panas di berbagai belahan dunia.

2. Fenomena El Niño

El Niño merupakan anomali iklim yang terjadi secara periodik di Samudra Pasifik, di mana suhu permukaan laut meningkat di bagian tengah dan timur tropis Samudra Pasifik. Fenomena ini mempengaruhi sirkulasi atmosfer global yang membawa udara panas ke berbagai wilayah, termasuk Asia dan Amerika Utara. 

Selama periode El Niño, perubahan pola angin dan tekanan atmosfer menyebabkan berkurangnya tutupan awan dan curah hujan. Sehingga lebih banyak radiasi matahari mencapai permukaan bumi. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya gelombang panas, memperpanjang durasinya, dan meningkatkan intensitasnya.

3. Suhu Permukaan Laut yang Tinggi

Peningkatan suhu permukaan laut di berbagai bagian dunia, terutama di wilayah Asia, berperan penting dalam memicu gelombang panas. Air laut yang lebih hangat meningkatkan suhu udara di atasnya melalui proses konveksi, di mana udara hangat naik dan menyebar ke daratan. 

Fenomena ini menyebabkan suhu daratan memulai dari titik awal yang lebih tinggi, sehingga suhu siang hari dapat mencapai level ekstrem lebih cepat. Suhu permukaan laut yang tinggi juga dapat mengubah pola angin dan distribusi kelembaban yang memperparah kondisi kering dan panas pemicu gelombang panas yang berkepanjangan.

4. Deforestasi

Penyebab gelombang panas selanjutnya yaitu penggundulan hutan atau deforestasi yang secara signifikan mengurangi jumlah vegetasi. Padahal vegetasi berfungsi sebagai peneduh alami dan penyerap karbon dioksida. 

Pohon dan tanaman memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan suhu melalui proses transpirasi. Transpirasi yaitu melepaskan uap air ke atmosfer untuk membantu mendinginkan udara sekitar. 

Ketika pohon-pohon di hutan ditebang untuk pertanian, perkebunan, atau pembangunan, lebih banyak permukaan tanah yang terpapar langsung oleh sinar matahari. Ini meningkatkan penyerapan panas dan mengurangi kelembaban, sehingga suhu lingkungan dapat meningkat drastis. Akibatnya, daerah yang mengalami deforestasi lebih rentan terhadap ancaman gelombang panas.

5. Efek Pulau Panas Urban

Di daerah perkotaan, fenomena yang dikenal sebagai efek pulau panas urban terjadi ketika struktur bangunan, jalan, dan infrastruktur lainnya menyerap dan menyimpan panas lebih efektif dibandingkan dengan area pedesaan atau yang bervegetasi. Material seperti beton, aspal, dan kaca memiliki kapasitas panas tinggi, sehingga dapat memancarkan kembali panas ke atmosfer di malam hari. 

Selain itu, kurangnya vegetasi di perkotaan mengurangi pendinginan alami yang biasanya disediakan oleh tanaman melalui transpirasi. Tidak heran jika kota-kota besar cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Ini memperparah kondisi gelombang panas dan meningkatkan risiko kesehatan bagi penduduk kota.

Dampak Gelombang Panas dan Cara Mengatasinya

Fenomena gelombang panas bukan hanya sekadar peningkatan suhu sementara, tetapi memiliki dampak negatif yang luas terhadap lingkungan, ekonomi, bahkan dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental. Berikut beberapa dampak gelombang panas dan cara mengantisipasinya.

1. Dampak Kesehatan: Dehidrasi, Heatstroke, dan Penyakit Lainnya

Gelombang panas dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat daripada yang bisa digantikan, sehingga rentan mengakibatkan dehidrasi. Gejalanya antara lain mulut kering, rasa haus berlebihan, dan urin berwarna gelap. 

Jika tidak diatasi, dehidrasi dapat berkembang menjadi heatstroke, kondisi serius di mana suhu tubuh meningkat secara ekstrem dan tubuh kehilangan kemampuannya untuk mengatur suhu. Heatstroke bisa menyebabkan kerusakan pada otak dan organ vital lainnya, termasuk bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Selain itu, paparan panas yang berlebihan dapat memicu sakit kepala, migrain, dan demam tinggi. Orang yang bekerja atau beraktivitas di luar ruangan juga berisiko mengalami iritasi kulit dan ruam akibat keringat dan panas yang berkepanjangan. 

Untuk mengatasi masalah kesehatan ini, penting untuk minum banyak air secara rutin, menghindari minuman berkafein dan beralkohol, serta mengenakan pakaian ringan dan longgar. Menghindari aktivitas fisik berat pada siang hari dan beristirahat di tempat sejuk juga sangat penting. Penggunaan tabir surya atau sunscreen dengan SPF tinggi juga dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV yang berlebihan. 

gelombang panas dapat menyebabkan dehidrasi

Kapan waktu pakai sunscreen yang tepat? Sunscreen sebaiknya digunakan setiap hari, baik itu saat cuaca cerah maupun mendung, termasuk saat berada di dalam rumah. Hal ini dikarenakan sinar UV tetap bisa merusak kulit. Aplikasikan sunscreen pada kulit 15-30 menit sebelum terpapar sinar matahari agar benar-benar meresap dan ulangi setiap dua jam.

2. Dampak Lingkungan: Kebakaran Hutan dan Kerusakan Ekosistem

Gelombang panas dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan yang merusak habitat alami dan mengancam keberlangsungan hidup satwa liar. Kebakaran hutan tidak hanya menghancurkan vegetasi tetapi juga melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer yang malah akan memperburuk perubahan iklim. Kebakaran hutan juga dapat mengakibatkan erosi tanah, mengurangi kesuburan tanah, dan mengganggu siklus air alami.

Untuk mengatasi dampak ini, penting untuk menerapkan pengelolaan hutan yang baik. Diperlukan pembersihan bawah hutan dari material yang mudah terbakar dan melakukan patroli rutin untuk mendeteksi dan mengatasi kebakaran sedini mungkin. 

Masyarakat harus diberi edukasi mengenai risiko kebakaran dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan dan menghindari pembakaran terbuka saat kondisi sangat kering. Pemerintah dan organisasi lingkungan juga dapat bekerja sama untuk menyediakan sumber air dan daerah teduh bagi satwa liar selama periode panas ekstrem.

3. Dampak Ekonomi: Kerusakan Infrastruktur dan Penurunan Produktivitas

Dampak gelombang panas dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur, seperti jalan yang melengkung dan rel kereta api yang bengkok akibat panas berlebih. Panas ekstrem juga dapat merusak sistem pendingin di bangunan yang menyebabkan peningkatan biaya perawatan dan perbaikan. 

Selain itu, produktivitas pekerja terutama di sektor-sektor seperti konstruksi, pertanian, dan manufaktur, dapat menurun drastis karena kondisi kerja yang tidak nyaman dan berbahaya. Sehingga pada akhirnya dapat mengurangi jumlah produksi yang dihasilkan.

Guna mengantisipasi masalah ini, perlu adanya investasi dalam pengembangan infrastruktur yang lebih tahan terhadap panas. Perusahaan juga harus menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, dengan akses mudah ke air minum, area istirahat yang sejuk, dan penyesuaian jam kerja untuk menghindari periode terpanas dalam sehari.

4. Dampak Sosial dan Kesehatan Mental

Gelombang panas tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental. Ketidaknyamanan akibat panas berlebih, gangguan tidur, dan peningkatan stres dapat mempengaruhi kesehatan mental. Orang yang hidup di daerah yang sering mengalami gelombang panas mungkin merasa cemas dan tertekan, terutama jika mereka tidak memiliki akses ke tempat-tempat yang sejuk.

Untuk mengatasi dampak sosial dan kesehatan mental dari gelombang panas, komunitas masyarakat dapat mendirikan pusat penyejuk (cooling centers) di mana orang dapat berlindung dari panas. Layanan kesehatan mental juga perlu disediakan untuk membantu orang-orang yang mengalami stres atau kecemasan terkait panas. 

Program komunitas yang fokus pada kesehatan mental dan dukungan sosial juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari gelombang panas. Mengedukasi masyarakat tentang cara mengelola stres dan menjaga kesejahteraan mental selama periode panas ekstrem sangat penting untuk mengurangi dampak ini.

Setelah mengetahui apa itu gelombang panas, penyebab, dampak, dan cara mengatasinya, saatnya kita meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Penting bagi kita untuk selalu siap menghadapi kondisi ekstrem ini dengan tindakan preventif, seperti menjaga hidrasi, memakai pakaian yang sesuai, dan menghindari paparan matahari berlebih. 

Kita juga harus berperan aktif dalam upaya mengurangi pemanasan global, misalnya dengan mendukung kebijakan lingkungan yang berkelanjutan dan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Sehingga kita dapat melindungi diri sendiri dan bumi dari dampak buruk gelombang panas serta memastikan keberlangsungan hidup yang lebih baik di masa depan.

TAGS
#apa itu gelombang panas #heatwave adalah #kapan waktu pakai sunscreen #penyebab gelombang panas #solar flare adalah